Merantau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Memotong tulisan sendiri dan dipindahkan ke Perantau Minang karena kurang pas dengan konteks artikel.
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di Abad +pada Abad, -di abad +pada abad, -Di abad +Pada abad, -Di Abad +Pada Abad)
Baris 6:
Banyak faktor yang mendorong orang-orang untuk pergi dari tempat asal atau kelahirannya menuju tempat lain. Diantaranya faktor tradisi atau budaya dari suatu kelompok etnis, juga ada faktor ekonomi, pendidikan dan faktor peperangan.
 
Ramainya Bandar [[Malaka]] dipada abad 15 dan 16 mengakibatkan Malaka jadi tujuan perantauan dari bermacam etnis di [[Nusantara]]. Sampai saat ini keturunan dari para perantau itu masih teridentifikasi dengan jelas. Di Malaka dan sekitarnya bahkan di wilayah lainnya di [[Malaysia]] bisa ditemukan komunitas keturunan [[Minangkabau]], [[Jawa]], [[Banjar]], [[Bawean]] (di Malaka lazim disebut orang Boyan) dan etnis-etnis lainnya dari Nusantara. Karena pada masa itu Malaka adalah pusat perdagangan, maka bisa dipahami bahwa faktor ekonomilah yang mendorong orang-orang untuk merantau ke Malaka.
 
Pada abad-abad sebelumnya, pelabuhan [[Barus]] juga pernah menjadi pusat perdagangan. Pada awalnya perdagangan di Barus didominasi oleh orang-orang [[Tamil]] dari [[India]], yang menjadikan Barus semacam koloni India untuk menguasai perdagangan hasil-hasil alam dari [[Sumatera]] dan Nusantara pada umumnya. Dominasi Tamil terhadap perdagangan di Barus baru bisa dipatahkan oleh [[pedagang Minangkabau]] sekitar abad 14 dan 15 dengan dukungan kerajaan [[Pagaruyung]]. Barus juga sudah jadi tujuan perantauan dari etnis lain di nusantara sebelum adanya Bandar Malaka.