Tumenggung Surapati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di Abad +pada Abad, -di abad +pada abad, -Di abad +Pada abad, -Di Abad +Pada Abad)
Baris 59:
 
'''Tommengoeng Soera Pattie'''<ref name="Almanak 21">{{nl}} {{cite book|pages=81 |url= http://books.google.co.id/books?id=yVVVAAAAcAAJ&dq=Tommongong%20Soera%20Pattie%2C%20Doesson%200eloe%2C%20Moerong%20Siang.&hl=id&pg=PA81#v=onepage&q=Tommongong%20Soera%20Pattie,%20Doesson%200eloe,%20Moerong%20Siang.&f=false|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar |first=Landsdrukkerij (Batavia) |last=Landsdrukkerij (Batavia)|publisher=Lands Drukkery|year=1848|volume=21}}</ref><ref name="Almanak 22">{{nl}} {{cite book|pages=84 |url= http://books.google.co.id/books?id=7FVVAAAAcAAJ&dq=tommengoeng%20Soera%20pattie&hl=id&pg=PA84#v=onepage&q=tommengoeng%20Soera%20pattie&f=false|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar |first=Landsdrukkerij (Batavia) |last=Landsdrukkerij (Batavia)|publisher=Lands Drukkery|year=1849|volume=22}}</ref><ref name="Almanak 28">{{nl}} {{cite book|pages=84 |url= http://books.google.co.id/books?id=4FJVAAAAcAAJ&dq=Toemeng%C3%9Foong%20Soera%20%D0%A0%D0%B0%D1%88%D0%B5&hl=id&pg=RA1-PA84#v=onepage&q=Toemeng%C3%9Foong%20Soera%20%D0%A0%D0%B0%D1%88%D0%B5&f=false|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar |first=Landsdrukkerij (Batavia) |last=Landsdrukkerij (Batavia)|publisher=Lands Drukkery|year=1854|volume=28}}</ref>
(EYD: '''Tumenggung Surapati'''<ref>{{id}} {{cite book|pages=278 |url=http://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&lpg=PA278&ots=yPy6oupDAt&dq=tumenggung%20surapati&pg=PA278#v=onepage&q=tumenggung%20surapati&f=false|title=Sejarah nasional Indonesia: Nusantara dipada abad ke-18 dan ke-19|authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|publisher=PT Balai Pustaka|year=1992|isbn=9794074101}}ISBN 9789794074107 </ref>) atau '''Tomongong Suro-patty'''<ref>{{nl}} (1860){{cite book|pages=817 |url=http://books.google.co.id/books?id=XJooAAAAYAAJ&dq=soero%20patti&pg=PA817#v=onepage&q&f=false|title=De gids: nieuwe vaderlandsche letteroefeningen|publisher=G. J. A. Beijerinck}}</ref>/'''Soero Patti''' (ejaan Jawa)<ref name="Staatsblad 1863"/> atau '''Kiai Dipati Jaya Raja'''<ref name="tamar">Tamar Djaja, Pustaka Indonesia: riwajat hidup orang-orang besar tanah air, Jilid 2, Bulan Bintang, 1965</ref>, kemudian bergelar '''Pangeran Dipati''' (lahir : [[Kalimantan Tengah]], wafat : [[1875]], Kalimantan Tengah) adalah hoofd van de [[Tanah Dusun|Doesson Oeloe]], [[Murung, Murung Raya|Moerong]] en [[Tanah Siang, Murung Raya|Siang]] (Afdeeling Becompaij en Doesson dalam susunan pemerintahan Hindia Belanda tahun 1848).<ref name="Almanak 21"/><ref name="Almanak 22"/> Ia merupakan kepala [[suku Dayak]] [[Bakumpai-Siang]] yang memihak kepada [[Pangeran Antasari]].<ref>{{id}} {{cite book|pages=12 |url=http://books.google.co.id/books?id=GhpxAAAAMAAJ&q=Kesultanan+Banjarmasin&dq=tutur+candi&hl=id&source=gbs_word_cloud_r&cad=5||publisher=Balai Pustaka|year= 2001 |title=Pegustian dan Temenggung: akar sosial, politik, etnis, dan dinasti perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, 1859-1906|first=Helius |last=Sjamsuddin|isbn=979666626X}}ISBN 9789796666263 </ref> Ia menjadi [[panglima]] perang dalam [[Perang Barito]] yang merupakan bagian dari [[Perang Banjar]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=D-Tka8Zv6qIC&lpg=PA299&dq=sejarah%20banjar&pg=PA299#v=onepage&q&f=false {{id}} Merle Calvin Ricklefs, Sejarah Indonesia modern 1200-2004, Penerbit Serambi, 2005 ISBN 9791600120, 9789791600125] </ref>
 
Perang Banjar berlangsung dalam tiga wilayah yaitu Martapura dan sekitarnya, wilayah [[Banua Lima]] ([[Hulu Sungai]]) dan wilayah sepanjang [[sungai Barito]] ([[Tanah Dusun]]). Tumenggung Surapati setia kepada kepemimpinan Pangeran [[Antasari]] selaku pemimpin tertinggi di [[Kesultanan Banjar]] pasca ditangkapnya Pangeran Hidayatullah yang kemudian diasingkan ke [[Cianjur]]. [[Tumenggung]] Surapati anak dari Ngabe Lada bin Ngabe Tuha. Ngabe Tuha merupakan wakil Sultan Banjar di kalangan [[suku Bakumpai]]. Ngabe (ngabehi) adalah salah satu gelar pejabat kepala wilayah di [[kesultanan Banjar]]. Ngabe Tuha mungkin salah seorang anak dari Patih Darta Suta. Menurut suatu riwayat Patih Darta Suta memiliki lima orang anak yaitu Ngabe Tuha, Ngabe Tumpang, Ngabe Basirun, Ngabe Basunga, dan seorang anak perempuan bernama Jimah. Setelah wafatnya Tumenggung Surapati karena sakit, perjuangannya diteruskan oleh anaknya yaitu '''Tumenggung Ajidan (Jidan)'''. Seorang cucu perempuan dari [[Pangeran Antasari]] menikah dengan Tumenggung Ajidan, karena pernikahan tersebut Tumenggung Ajidan dianugerahkan gelar bangsawan '''Raden Dipati Mangku Negara'''.
Baris 67:
Pada tanggal 25 September 1864 Tumenggung Surapati beserta pengikutnya menyerang benteng Belanda di Muara Teweh dan membunuh dua orang penjaga benteng. Karena kejadian ini, pada bulan Maret 1865 di Muara Teweh didirikan pertahanan yang berkekuatan 4 orang opsir, 75 serdadu yang dilengkapi dengan meriam 2 pon dan 2 mortir. Tumenggung Surapati mencoba menyerang benteng di Muara Teweh itu pada akhir tahun 1865, tetapi karena kekuatan pertahanan Belanda di situ cukup besar, usahanya tidak berhasil. Ia kemudian bergerak bersama pasukannya menuju Sungai Kawatan. Pada tanggal 1 November 1865 satu pasuakn Belanda bergerak sampai di Kuala Baru untuk memutuskan jalan-jalan yang menuju ke tempat-tempat pihak pejuang di kawatan. Sementara itu, pasukan Belanda yang lain pada hari berikutnya berhasil mendaki Kawatan.
 
Pasuakan Surapati yang berada di benteng Kawatan menembaki dengan meriam perahu-perahu Belanda yang mencoba mendekati benteng tersebut. Dalam pertempuran yang terjadi pasukan Surapati menderita kekalahan sehingga mengundurkan diri.<ref name="Nusantara dipada abad ke-18 dan ke-19">{{id}} {{cite book|pages=281|url=http://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&lpg=PA282&ots=yQx4msvFyr&dq=pangeran%20perbatasari&hl=id&pg=PA282#v=onepage&q=pangeran%20perbatasari&f=false|author=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|title=Sejarah nasional Indonesia: Nusantara dipada abad ke-18 dan ke-19|publisher=PT Balai Pustaka|year=1992|isbn=9794074101}}ISBN 9789794074107</ref>
 
== Mendirikan Pagustian ==