Telanjang dada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 114.4.75.122) dan mengembalikan revisi 8276643 oleh Relly Komaruzaman: -opini
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di \[\[Abad +pada [[Abad , -di \[\[abad +pada [[abad , -Di \[\[abad +Pada [[abad, -Di \[\[Abad +Pada [[Abad)
Baris 3:
'''Telanjang dada''' adalah aktivitas manusia yang dilakukan tanpa mengenakan [[baju]]. Istilah ini biasanya tidak digunakan untuk [[wanita]], karena laki-laki lebih sering telanjang dada dibandingkan perempuan. Banyak laki-laki, seperti [[petani]] dan pekerja tambang yang bekerja dengan telanjang dada karena faktor [[cuaca]]. Telanjang dada kini sudah menjadi budaya [[masyarakat]].
 
Selama [[Zaman Victoria]], masyarakat yang sopan dalam kebudayaan Barat tidak memperbolehkan ketelanjangan dalam bentuk apapun, bahkan bertelanjang dada, dan orang-orang berusaha keras untuk menutupi dirinya. Dalam masyarakat begitu terpengaruh, sikap ini mulai pudar dipada [[abad ke-20]]. Bertelanjang dada di depan umum kembali diterima. Pada awalnya, aturan bersantai dengan bertelanjang dada hanya untuk laki-laki di [[pantai]] es dan [[kolam renang]] di [[New York City]], sehingga seorang laki-laki dapat didenda jika melepas kemejanya di [[taman kota]]. Pada akhir tahun [[1960]], sikap permisif berangsur-angsur tumbuh dan menyeberangi gender. Baru-baru ini, telah menjadi sangat umum bagi perempuan di pantai di [[Eropa]] dan [[Karibia]] untuk pergi bertelanjang dada, meskipun tidak berarti universal. Hal ini masih tidak biasa pada sebagian besar pantai di [[Amerika Utara]] dan [[Australia]].
 
Di sebagian besar Asia, bertelanjang dada baik laki-laki maupun perempuan umumnya tidak disenangi, bahkan di pantai. Misalnya [[Korea Selatan]], kebanyakan orang dewasa berenang hampir masih berpakaian lengkap. Beberapa negara, seperti [[Thailand]], meskipun mereka tidak menyetujui bertelanjang dada di kalangan wanita, mereka memaafkan itu jika dalam rangka untuk tetap menarik wisatawan Eropa. Di beberapa negara [[muslim]], perempuan beragama didorong untuk menutupi hampir seluruh tubuh. Di [[Eropa]] dan [[Amerika Utara]], orang-orang tetap tersinggung terhadap pria bertelanjang dada, dan banyak toko akan menolak untuk melayani orang-orang yang bertelanjang dada, karena kebijakan dari pemerintah setempat dan kondisi sosial. Mottonya adalah ''tanpa baju, tanpa sepatu, tak ada pelayanan''.