Perbedaan bahasa Melayu Baku dengan bahasa Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
rapikan |
rapikan |
||
Baris 17:
Ketika zaman penjajahan, bahasa Indonesia menggunakan "oe" untuk bunyi "u", sama seperti bahasa Belanda, namun setelah penaklukan [[Jepang]] ejaan tersebut diganti menjadi "u". Di Malaysia sebelum tahun 1972, bunyi "ch" dieja dengan "ch" dan bahasa Indonesia menggunakan "tj". Oleh itulah, perkataan "cap" telah dieja sebagai "chap" di Semenanjung Malaya dan "tjap" dalam bahasa Indonesia. Setelah "Ejaan Yang Disempurnakan" diperkenalkan pada tahun 1972, kedua-dua bahasa itu menggunakan ejaan yang sama, yaitu "cap". Contoh ejaan lain yaitu "dj" (Indonesia) diganti dengan "j" seperti di Malaysia. Ada beberapa ejaan yang masih dipertahankan atas sebab sejarah, contohnya "wang" (Semenanjung Malaya) dan "uang" (Indonesia).
<!--kalimat yang membingungkan
Cara sebutan juga berbeda dengan Indonesia dan Malaysia Timur bercakap dalam [[bahasa baku]], yaitu perkataan-perkataan disebut seperti dalam ejaan. -->
Baris 153:
|}
<!--tidak ensiklopedik
==Konfrontasi dan persepsi tentang bahasa Malaysia {{fact}}==
Pada masa [[konfrontasi]] antara Indonesia dan Malaysia, pihak Indonesia melakukan [[perang urat saraf]] dengan menyebarkan kabar angin tentang "keanehan" bahasa Malaysia, yang semuanya sama sekali tidak benar. Bahkan hingga kini masih banyak orang Indonesia yang mempercayai kabar angin itu. Misalnya, konon di Malaysia orang menggunakan istilah "laskar tak berguna" untuk "veteran", "injak-injak bumi" untuk "jalan di tempat, "rumah sakit korban laki-laki" untuk "rumah bersalin", dll.-->
==Referensi dan catatan tambahan==
|