Nugroho Notosusanto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k koreksi kecil |
|||
Baris 1:
'''Nugroho Notosusanto''' ([[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[15 Juli]] [[1930]] - [[Jakarta]], [[3 Juni]] [[1985]]) adalah [[Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]] pada [[Kabinet Pembangunan IV]] (
==Masa Kecil==
Baris 27:
==Karir di Bidang Pendidikan==
Di bidang pendidikan, Nugroho banyak memegang peranan penting. Ia pernah menjadi Pembantu
Pada tanggal
==Penghargaan==
Baris 37:
==Nugroho Notosusanto sebagai Sastrawan==
Pengarang yang dimasukkan
Di antara pengarang semasanya, Nugroho dikenal sebagai penulis esai. Sebagian besar pengarang waktu itu hanya menulis cerpen dan sajak, tetapi Nugroho banyak menulis esai. Nugroho menyelami zamannya, terutama tentang sastra dan kebudayaan. Tulisan-tulisan yang berisi pembelaan para sastrawan muda, yaitu ketika terdengar suara-suara tentang krisis kesusastraan, menyebabkan Nugroho Notosusanto tertarik dalam dunia sastra Indonesia. Nugroholah yang memprakarsai simposium sastra FSUI pada tahun 1953; yang kemudian dijadikan tradisi tahunan sampai tahun 1958.
Bakat Nugroho dalam mengarang sudah terlihat ketika masih kecil. Ia mempunyai kesenangan mengarang cerita bersama Budi Darma. Cerita Nugroho selalu bernapas perjuangan. Pada waktu itu Republik Indonesia memang sedang diduduki oleh Belanda. Dari cerita-cerita yang dihasilkan Nugroho waktu itu, tampak benar semangat nasionalismenya. Menurut ayahnya, Nugroho mempunyai jiwa nasionalisme yang besar.
Sebagai sastrawan, pada mulanya Nugroho menghasilkan sajak dan sebagian besar pernah dimuat di harian Kompas. Oleh karena tidak pernah mendapat kepuasan dalam menulis sajak, Nugroho kemudian mengkhususkan diri sebagai pengarang prosa, terutama cerpen dan esai. Karyanya pernah dimuat di berbagai majalah dan surat kabar seperti Gelora, Kompas, Mahasiwa, Indonesia, Cerita, Siasat, Nasional, Budaya, dan Kisah. Di samping itu, Nugroho juga menghasilkan karya terjemahan. Hasil terjemahan Nugroho, yaitu Kisah
Lingkungan pendidikan kata-kata kasar agaknya memberi pengaruh pada sikap dan pandangan hidupnya, seperti sikap terhadap dunia nenek moyang yang magis religius. seperti kita lihat dalam cerpennya yang berjudul “Mbah Danu”, yaitu mengisahkan dukun “Mbah Danu” yang terjadi di kota kelahiran pengarang. Dukun besar yang diakui keampuhannya di seluruh daerah dalam menyembuhkan orang sakit dengan mengusir roh-roh, setan-setan, dan jin-jin yang biasanya menghuni orang yang sedang sakit. Adanya kepercayaan mistik ini kemudian menimbulkan pertentangan di kalangan ilmuwan yang berpendidikan modern yang tak mau tahu tentang ilmu gaib. Begitu juga seorang dokter yang melakukan tugasnya dengan perhitungan ilmiah.
Baris 49:
Sebagai pengarang dan sebagai tentara Nugroho dapat bercerita tentang suasana pertempuran, baik tentang tempat, maupun peralatan peperangan. Pengarang mau berkata sejujurnya bahwa manusia itu tidak bebas dari kesalahan, baik dia tentara, pelajar, maupun pemimpin, seperti yang dilukiskannya dalam cerpen “Pembalasan Dendam.”
Kumpulan cerpen Hujan Kepagian berisi enam cerita pendek yang semuanya menceritakan masa perjuangan menghadapi
Bukunya yang berjudul Tiga Kota berisi sembilan
Dalam
== Nugroho Notosusanto sebagai
Sebagai seorang sejarahwan, Nugroho dimanfaatkan oleh [[TNI|ABRI]] maupun [[Orde Baru]] untuk menulis sejarah menurut versi pihak-pihak tersebut.<ref> http://www.insideindonesia.org/edit68/Nugroho1.htm A soldier's historian: New Order generals needed new history books. Nugroho Notosusanto was their man.</ref> Pada [[1964]] ABRI menggunakan Nugroho untuk menyusun sejarah militer menurut versi militer karena khawatir bahwa sejarah yang akan disusun oleh pihak [[Front Nasional]] yang dikenal sebagai kelompok [[sayap kiri|kiri]] pada masa itu akan menulis Peristiwa Madiun secara berbeda, sementara militer lebih suka melukiskannya sebagai suatu pemberontakan pihak [[komunisme|komunis]] melawan pemerintah.
Ketika diangkat sebagai menteri pendidikan pada [[1984]], Nugroho menggunakan kesempatan itu untuk menulis ulang kurikulum sejarah untuk lebih menekankan peranan historis militer. Pada tahun ini pula Nugroho ikut menulis skenario untuk film [[Pemberontakan G30S/PKI (film)|Pemberontakan G30S/PKI]] yang memuat versi resmi Orde Baru tentang tragedi tersebut. Film ini kemudian dijadikan tontonan wajib untuk murid-murid sekolah di seluruh Indonesia, dan belakangan diputar sebagai acara rutin setiap tahun di [[TVRI]] pada malam tanggal [[30 September]].
Peranan Nugroho dalam penulisan sejarah versi Orde Baru paling menonjol ketika ia mengajukan versinya sendiri mengenai pencetus [[Pancasila]]. Menurut Nugroho, Pancasila dicetuskan oleh [[Muhammad Yamin|Mr. Muhammad Yamin]], bukan oleh [[Soekarno]]. Soekarno hanyalah
==Kematian==
Baris 120:
#“Longka Pura”. Madjalah Nasional, 16.4, (53), 19.
#“Sebuah Malam Minggu”. Madjalah Nasional, 14.4, (53), 19.
==Pranala Luar==
[[Kategori:Kelahiran 1930]]
|