Perkembangan surat kabar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rambu Eren (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Rambu Eren (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 43:
==Surat Kabar dilihat dari Teori-teori Pengaruh dan Dampak Media serta Teori Ekonomi Media==
::Teori ini memberikan penjelasan bahwa dalam kaitannya dengan penggunaan media, penggunalah yang secara aktif memilih berbagai media yang ada untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya. Teori ini memiliki 5 asumsi dasar yaitu<ref>[http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38796/4/Chapter%20ll.pdf]</ref> :
:::* ''Khalayak secara aktif menggunakan media karena memiliki tujuan''
Baris 56:
Diantara berbagai media informasi yang ada, di Indonesia, penggunaan media surat kabar sebagai sumber informasi masih banyak digunakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Media Nielsen Indonesia pada tahun 2014 <ref>[http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di-luar-jawa.html]</ref> menunjukan data bahwa penggunaan surat kabar di Indoenesia mencapai angka 12%. Presentase ini diperoleh dengan memberikan pembagian antara konsumsi media melalui internet (95%), internet (33%), radio (20%), tabloid (6%) dan majalah (5%).
:: Long tail teori yang dicetuskan oleh Cris Anderson menjelaskan bahwa total dari keseluruhan minat pelanggan terhadap produk yang tidak populer dapat melebihi total keseluruhan dari minat pelanggan terhadap produk-produk yang populer <ref>[http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab%202_09-111.pdf]</ref>. Penyebab dari adanya fenomena long tail ini adalah karena adanya pergeseran budaya masyarakat akibat hadirnya internet <ref>[http://nfaridaputri-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-119325-Prinsip%20Prinsip%20Ilmu%20Ekonomi-Fenomena%20Long%20Tail%20dalam%20Ekonomi.html]</ref>. Jika pada masa sebelum hadirnya internet, pilihan produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sangat terbatas karena hanya produk yang populer lah yang aka dipasarkan, kini dengan kehadiran internet, semua produk dari yang populer maupun tidak populer dapat diakses melalui berbagai situs yang ada di internet. Sebagai contoh, sebelum kehadiran teknologi digital dan internet, baju-baju yang dijual pada toko-toko baju hanya model baju yang sedang populer saja untuk tetap menjaga keuntungan, tetapi kehadiran internet memberikan peluang bagi adanya penjualan baju mulai dari baju-baju yang populer hingga model baju yang kurang populer, karena tetap ada permintaan pasar atas baju-baju yang kurang populer tersebut.
|