Perkembangan surat kabar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rambu Eren (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Rambu Eren (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 20:
Mesin cetak yang pertama kali di bawa ke Jawa pada tahun 1659, menjadi titik awal kehadiran surat kabar. Surat kabar yang pertama kali di cetak pada tahun 1774, dimana [[Gubernur Jenderal Van Imholf]] memulai untuk membentuk sebuah media massa resmi dengan diterbitkannya [[Bataviasche Nouvels]]. Tetapi koran ini hanya dapat bertahan selama 2 tahun <ref>{{cite book|last=Surjomihardjo|first=Abdurachman|coauthors=Hilman Adil, Atmakusumah, AB. Lapian, Leo Suryadinata, P. Awantoro|title=[[Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia]]|publisher=[[Penerbit Buku Kompas]]|date=2002}}</ref> .Pada tahun 1920-an hadir juga surat kabar milik pribumi yang bernama Bromartani yang terbit di Surakarta <ref>{{cite book|last=Sachari|first=Agus|title=[[Budaya Visual Indonesia]]|publisher=[[Erlangga]]|date=2007}}</ref>
==Surat Kabar dan
Keberadaan surat kabar saat ini semakin mengalami kompetisi dengan hadirnya teknologi baru . Pada akhir abad ke-20, cakupan koran menjadi semakin mirip dengan berita yang ada di televisi, seperti warna, grafik yang menarik, dan juga adanya berita yang dikemas secara singkat dengan mengurangi ketersediaan berita-berita yang serius <ref>{{cite book|last=Straubhaar|first=Joseph|coauthors=Robert LaRose|title=[[Media Now:Understanding Media, Culture, and Technology]]|publisher=[[Thomson-Wadsworth]]|date=2004|pages=pp 102|isbn=0--534-62019-1}}</ref> .
Baris 31:
Perkembangan teknologi komunikasi juga telah memberikan ruang bagi adanya adaptasi dari koran untuk melakukan proses distribusi via satelit dan komputerisasi. Hal ini memungkinkan koran nasional untuk dapat merambah ke berbagai daerah serta dapat mengikis penjualan koran lokal <ref>{{cite book|last=Straubhaar|first=Joseph|coauthors=Robert LaRose|title=[[Media Now:Understanding Media, Culture, and Technology]]|publisher=[[Thomson-Wadsworth]]|date=2011|pages=pp 103|isbn=978-1-4390-8257-7}}</ref>. Di Indonesia pelopor lahirnya koran online adalah detik.com, kemudian disusul oleh tempo.co.id, kompas.com, beritanet.com, dan surat kabar online lainnya <ref>[http://www.kompasiana.com/fachrulkhairuddin/surat-kabar-di-indonesia_550061a2813311a219fa7762]</ref>.
==Kehadiran
Para ekonom mengelompokan peran iklan dalam masyarakat menjadi 3 bagian yaitu : bertujuan untuk mempengaruhi, bertujuan untuk memberikan informasi, dan bertujuan untuk melengkapi. Tujuan untuk mempengaruhi dari sebuah perusahaan periklanan yang terutama adalah untuk mempengaruhi permintaan dari produk yang dikeluarkan dengan cara mengubah selera dan menamkan kesadaran akan merk dari produk tersebut. Tujuan informatif adalah untuk mempengaruhi permintaan terhadap produk dengan menyampaikan informasi. Sedangkan tujuan melengkapi adalah mempengaruhi permintaan dengan menempatkan produk pada posisi yang dapat melengkapi kebutuhan pelanggan <ref>{{cite book|last=Hoskin|first=Colin|coauthors=Stuart McFadyen, Adam Finn|title=[[Media Economics:Applying Economics to New and Traditional Media]]|publisher=[[Sage Publications]]|date=2004|pages=pp 248|isbn=0-7619-3096-5}}</ref>.
Baris 41:
Kehadiran iklan secara online dimulai pada tahun 1994. Pada saat itu, sebuah majalah memulai untuk membuat sebuah web site dengan beberapa sponsor yang dapat memasang banner iklan pada site tersebut. Sejak saat itu, semakin banyak jumlah iklan yang ada di internet <ref>{{cite book|last=Dominick|first=Joseph R.|title=[[The Dynamics off Mass Communication]]|publisher=[[McGraw-Hill, International Edition]]|date=2008|pages=pp 342|isbn=978-0-07-128787-6}}</ref>.
==Surat Kabar dilihat dari
===Teori
==== Teori
::Teori ini memberikan penjelasan bahwa dalam kaitannya dengan penggunaan media, penggunalah yang secara aktif memilih berbagai media yang ada untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya. Teori ini memiliki 5 asumsi dasar yaitu<ref>[http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38796/4/Chapter%20ll.pdf]</ref> :
:::* ''Khalayak secara aktif menggunakan media karena memiliki tujuan''
Baris 56:
Diantara berbagai media informasi yang ada, di Indonesia, penggunaan media surat kabar sebagai sumber informasi masih banyak digunakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Media Nielsen Indonesia pada tahun 2014 <ref>[http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di-luar-jawa.html]</ref> menunjukan data bahwa penggunaan surat kabar di Indoenesia mencapai angka 12%. Presentase ini diperoleh dengan memberikan pembagian antara konsumsi media melalui internet (95%), internet (33%), radio (20%), tabloid (6%) dan majalah (5%).
=== Teori
==== Teori
:: Long tail teori yang dicetuskan oleh Cris Anderson menjelaskan bahwa total dari keseluruhan minat pelanggan terhadap produk yang tidak populer dapat melebihi total keseluruhan dari minat pelanggan terhadap produk-produk yang populer <ref>[http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab%202_09-111.pdf]</ref>. Penyebab dari adanya fenomena long tail ini adalah karena adanya pergeseran budaya masyarakat akibat hadirnya internet <ref>[http://nfaridaputri-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-119325-Prinsip%20Prinsip%20Ilmu%20Ekonomi-Fenomena%20Long%20Tail%20dalam%20Ekonomi.html]</ref>. Jika pada masa sebelum hadirnya internet, pilihan produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sangat terbatas karena hanya produk yang populer lah yang aka dipasarkan, kini dengan kehadiran internet, semua produk dari yang populer maupun tidak populer dapat diakses melalui berbagai situs yang ada di internet. Sebagai contoh, sebelum kehadiran teknologi digital dan internet, baju-baju yang dijual pada toko-toko baju hanya model baju yang sedang populer saja untuk tetap menjaga keuntungan, tetapi kehadiran internet memberikan peluang bagi adanya penjualan baju mulai dari baju-baju yang populer hingga model baju yang kurang populer, karena tetap ada permintaan pasar atas baju-baju yang kurang populer tersebut.
|