Letusan Kelud 2014: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 9:
Pada 10 Februari 2014, Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi Siaga dan kemudian pada tanggal 13 Februari pukul 21.15 diumumkan status bahaya tertinggi, Awas (Level IV)<ref>[http://www.tribunnews.com/regional/2014/02/13/status-gunung-kelud-meningkat-jadi-awas-daerah-merah-beradius-10-kilometer Status Gunung Kelud Meningkat Jadi Awas: Daerah Merah Beradius 10 Kilometer]</ref>, sehingga radius 10 km dari puncak harus dikosongkan dari manusia. Hanya dalam waktu kurang dari dua jam, pada pukul 22.50 telah terjadi letusan pertama tipe ledakan (eksplosif). Erupsi tipe eksplosif seperti pada tahun 1990 ini (pada tahun 2007 tipenya efusif, yaitu berupa aliran magma) menyebabkan hujan kerikil yang cukup lebat dirasakan warga di wilayah Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur, lokasi tempat gunung berapi yang terkenal aktif ini berada, bahkan hingga kota [[Pare, Kediri]]<ref>[http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/02/gunung-kelud-erupsi-kediri-hujan-kerikil Gunung Kelud Erupsi, Kediri Hujan Kerikil]</ref>. Wilayah Kecamatan [[Wates, Kediri|Wates]] dijadikan tempat tujuan pengungsian warga yang tinggal dalam radius sampai 10 kilometer dari kubah lava, sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG).<ref>[http://regional.kompas.com/read/2014/02/13/2342403/Gunung.Kelud.Erupsi Gunung Kelud Erupsi]</ref> Suara ledakan dilaporkan terdengar hingga kota [[Kota Surakarta|Solo]] dan [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] ( berjarak 200 km dari pusat letusan)<ref>[http://daerah.sindonews.com/read/2014/02/14/23/835651/dentuman-kelud-terdengar-hingga-yogyakarta Dentuman Kelud terdengar hingga Yogyakarta]</ref>, bahkan [[Purbalingga, Purbalingga|Purbalingga]] (lebih kurang 300 km), Jawa Tengah<ref>[http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2014/02/14/191009 Letusan Gunung Kelud Terdengar di Purbalingga]</ref>.
Dampak berupa abu vulkanik pada tanggal 14 Februari 2014 dini hari dilaporkan warga telah mencapai Kabupaten Ponorogo. Di Yogyakarta, teramati hampir seluruh wilayah tertutup abu vulkanik yang cukup pekat, melebihi abu vulkanik dari [[Gunung Merapi|Merapi]] pada tahun 2010. Ketebalan abu vulkanik di kawasan Yogyakarta dan Sleman bahkan diperkirakan lebih dari 2 centimeter.<ref>[http://m.metrotvnews.com/read/news/2014/02/14/215953/Hujan-Abu-di-Yogyakarta-Lebih-Parah-Dibanding-Letusan-Merapi Hujan Abu di Yogyakarta Lebih Parah Dibanding Letusan Merapi]</ref>. Abu vulkanik juga sampai di wilayah [[Kabupaten Kebumen]]esok paginya dengan ketebalan hingga 3 cm. Hujan abu di Kabupaten Kebumen kemudian diikuti dibarengi dengan hujan air sehingga menjadi hujan lumpur <ref>[http:http://news.detik.com/berita/2496890/di-kebumen-jawa-tengah-abu-gunung-kelud-setebal-3-cm Di Kebumen Jawa Tengah, Abu Gunung Kelud Setebal 3 Cm]</ref>. Dampak abu vulkanik juga mengarah ke arah Barat Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kabupaten Ciamis, Bandung dan beberapa daerah lain di Jawa Barat.<ref>[http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/14/02/14/n0yrny-abu-gunung-kelud-sampai-ciamis Abu Gunung Kelud Sampai Ciamis]</ref><ref>[http://www.tempo.co/read/news/2014/02/14/058554198/Abu-Vulkanik-Kelud-Sampai-ke-Bandung Abu Vulkanik Kelud Sampai ke Bandung]</ref> Di daerah Madiun dan Magetan jarak pandang untuk pengendara kendaraan bermotor atau mobil hanya sekitar 3-5 meter karena turunnya abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud tersebut sehingga banyak kendaraan bermotor yang berjalan sangat pelan.
[[File:Ash in Yogyakarta during the 2014 eruption of Kelud 01.jpg|thumb|left|Seorang pria menyapu abu di jalanan [[Yogyakarta]] selama letusan Kelud 2014]]
|