Lion Air Penerbangan 904: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k sedikit
Baris 26:
Pesawat, PK-LKS, sebuah [[Boeing 737 Next Generation|Boeing 737-8GP]], secara resmi dimiliki oleh [[Avolon|Avolon Aerospace]]. Pesawat baru diterima dari Boeing oleh anak perusahaan Lion Air, [[Malindo Air]] pada tanggal 21 Februari 2013. Pesawat ini kemudian ditransfer ke induknya yaitu Lion Air pada 20 Maret 2013. Pesawat ini baru digunakan kurang dari 6 minggu oleh Lion Air sebelum mengalami kecelakaan.<ref>{{cite web |title=PK-LKS Lion Airlines Boeing 737-8GP(WL) - cn 38728 / ln 4350|url=http://www.planespotters.net/Production_List/Boeing/737/38728,PK-LKS-Lion-Airlines.php |accessdate=13 April 2013| work=Planespotters.net|date=13 April 2013}}</ref>
 
== Santunan Penumpangpenumpang ==
Ganti rugi yang diberikan Lion Air pada korban adalah Rp 55 juta, dengan perincian uang santunan sebesar Rp 50 juta dan uang ganti rugi bagasi yang dibulatkan menjadi Rp 5 juta karena sesuai peraturan Kementerian Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011, maksimal penggantian uang bagasi sebesar Rp 4,6 juta).<Ref>[http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/04/18/6/175662/Korban-Lion-Air-Mendapat-Uang-Santunan-Rp55-Juta Korban Lion Air Mendapat Uang Santunan Rp55 Juta]</ref> Akan tetapi salah satu penumpang, [[Risa Suseanty]], pebalap sepeda downhill menolak ganti rugi tersebut dengan alasan ia masih ingin memintai penjelasan dari pihak maskapai, bahkan kalau bisa ingin menunggu hasil dari KNKT.<Ref>[http://www.merdeka.com/peristiwa/pebalap-risa-suseanty-tolak-santunan-lion-air-rp-55-juta.html Pebalap Risa Suseanty tolak santunan Lion Air Rp 55 juta]</ref>
 
==Dugaan Awalawal==
Pilot Lion Air sempat menceritakan bahwa ia merasa pesawat seakan tertarik ke bawah oleh angin ketika ia sedang berusaha mengendalikan pesawat.<ref>[http://www.reuters.com/article/2013/04/14/us-indonesia-plane-idUSBRE93D0D720130414 Exclusive: Lion Air crash pilot felt jet "dragged" from sky]</ref> Keterangan ini menimbulkan dugaan bahwa kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat adalah fenomena [[''winshear'']], suatu perubahan kecepatan arah angin secara mendadak yang membuat pesawat anjlok dari ketinggian. Hal ini biasanya disebabkan oleh badai angin yang kencang.<Ref>[http://www.bbc.com/travel/blog/20130417-the-disturbing-science-behind-the-lion-air-crash The unsettling science behind the Lion Air crash]</ref> Pesawat sangat bergantung pada kecepatan dan arah angin agar dapat dikendalikan. Perubahan yang mendadak dalam kecepatan dan arah angin dapat menyebabkan pesawat kehilangan kontrol, terutama selama lepas landas dan mendarat - saat ketinggian pesawat sangat dekat dengan tanah, kekuatan mesin rendah dan sedikit ruang untuk bermanuver.
 
Berdasarkan laporan dari [[BMKG]] seperti yang disampaikan oleh Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Alfazah, cuaca saat kejadian cerah berawan dengan jarak pandang 10 kilometer, sempat hujan rintik dan angin smooth, kecepatan 7 knott. Kondisi cuaca seperti itu terus berlangsung bahkan setelah Lion Air mengalami kecelakaan. <Ref>[http://www.tempo.co/read/news/2013/04/16/090473692/Saat-Lion-Air-Jatuh-di-Bali-Cuaca-Cerah-Berawan Saat Lion Air Jatuh di Bali, Cuaca Cerah Berawan]</ref>
 
== Hasil Investigasiinvestigasi Awalawal ==
Kecelakaan ini diselidiki oleh [[Komite Nasional Keselamatan Transportasi]] (KNKT). Pada 15 Mei 2013, KNKT mengeluarkan hasil investigasi awal yang menunjukkan bahwa pilot tetap melakukan percobaan pendaratan saat pesawat telah melewati batas ketinggian minimum untuk melakukan percobaan pendaratan (MDA/ Minimum Descent Altitude), tanpa adanya visual contact dengan landasan.<Ref>[http://www.runway-aviation.com/menelisik-hasil-laporan-awal-knkt-atas-musibah-lion-air-904/ Menelisik Hasil Laporan Awal KNKT Atas Musibah Lion Air 904]</ref>