V for Vendetta (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k +perbaiki
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
== Sinopsis ==
 
''V for Vendetta'' mengambil latar belakang [[Inggris]] di era masa depan ketika berada di bawah kepemimpinan rezim yang [[totaliter]]. Hal ini berawal setelah [[perang dunia]] ketiga yang meluluhlantakkan berbagai negeri. Kekacauan merebak di manadimana-mana, kelaparan, penyakit dan juga angka kematian yang begitu tinggi. Hal ini akhirnya yang menjadi pembenaran bagi seorang [[politikus]] yang ambisius untuk meraih kekuasaannya dengan menerapkan pola kekuasaan yang [[Fasisme|fasistik]]. Semua dikontrol oleh [[negara]], tak ada kebebasan [[sipil]], bahkan juga termasuk dalam berpendapat dan menjadi berbeda. Bahkan juga di dalamnya, memeluk [[agama]] lain selain satu agama yang ‘direstui’ oleh pemerintah, dianggap sebagai sebuah kejahatan. Dalam satu bagian, dikisahkan bagaimana seseorang dapat ditangkap hanya karena memiliki [[Al-Qur’an]]. Film, buku-buku sastra dan bahkan juga karya-karya seni dilarang.
Di tengah kondisi demikian, seorang individu yang menyebut dirinya V, dengan mengenakan kostum ala [[Guy Fawkes]] mulai mengambil tanggung jawab atas semua hal yang terjadi dan mulai melancarkan [[propaganda]] yang dikenal dengan istilah ''"propaganda by deed"''. V menyadari bahwa kesalahan suatu negeri memang tidak dapat ditudingkan begitu saja pada para [[birokrat]] dan politisi, karena bagaimanapun juga, para penguasa fasis tersebut bisa berada di kekuasaannya karena publik membiarkannya (dengan berbagai alasan, seperti ketakutan dan ketidak pedulian). Dalam satu peristiwa, V mengatakan pada publik melalui stasiun televisi yang disadap olehnya, bahwa, ''“Untuk mengetahui siapa yang bersalah atas semua yang terjadi, mari kita menatap cermin.”''
Baris 78:
Alasannya tambah mereka, Wachowski bersaudara tampaknya sengaja untuk tidak mengetengahkan apa yang secara eksplisit diangkat oleh Alan Moore, V yang dalam versi grafis menceritakan tentang seorang [[anarkis]] yang menentang pemerintah saat itu mengajarkan tentang bagaimana sebuah masyarakat tidak seharusnya dikuasai oleh sekelompok orang saja yang mencekokkan kebenarannya sendiri, mengacu pada sebuah slogan klasik, “Semua kekuasaan adalah korup, dan kekuasaan absolut tentu juga korup secara absolut.” Dalam novel grafisnya, V menjelaskan secara teatrikal tentang bagaimana tatanan masyarakat tersebut akan berjalan dan apa fase yang perlu dilalui untuk mencapai pada tahapan pembentukan masyarakat yang bebas tersebut. Fase pertama adalah sebuah ide destruktif yang dibenarkan untuk menghancurkan atau mendekonstruksi tatanan masyarakat yang eksis saat ini, lantas setelah kehancuran total terjadi—-yang tentu hal ini akan direspon oleh sebagian besar masyarakat dengan tindak kerusuhan dan kekacauan sosial—-diharapkan masyarakat akan mulai belajar untuk mengatur diri mereka sendiri.
 
Dalam novel grafisnya, ada sebuah episode di mana kekacauan merebak di seluruh penjuru negeri dan V berdiam diri merenung di Shadow Gallery, tempat persembunyiannya. Saat ditanya oleh Evey, sang perempuan yang ia didik sebagai penerusnya, tentang apakah situasi seperti itu yang diinginkan oleh V (di mana kekacauan merebak, penjarahan terjadi di manadimana-mana). V menjawab, ''“[[Anarki]] bukanlah seperti demikian. Ini adalah chaos.”'' Lanjutnya, ''“Anarki adalah masyarakat “do-what-you-will”'' (lakukan apa yang ingin kamu lakukan), sementara kekacauan [[sosial]] hanyalah masyarakat ''“take-what-you-want”'' (ambil yang kamu inginkan).
 
Hal tersebut, yang tampaknya menjadi pesan utama Alan Moore dalam novel grafisnya, menjadi kabur—apabila tidak dapat dikatakan hilang.