Tarombo Batak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara , -Diantara +Di antara) |
k +perbaiki; perubahan kosmetik |
||
Baris 97:
'''''NB : kisah Si boru Marihan pun masih menjadi simpang siur bila dikaitkan dengan versi Silalahi, namun kisah di atas diambil dari versi Sitanggang. Mohon maaf apabila dari pihak Silalahi menganggap ini salah, karena pada dasarnya penulis mengambil hanya mengaitkan dari versi Sitanggang saja. Dalam satu versi Raja Sitempang dan Siboru Marihan tidak memiliki anak, disatu sisi memiliki anak yang bernama Raja Hatorusan bukan Raja Natanggang.'''''
Nahampun Tua pergi ke Dairi, diketahui hanya Nahampun Tualah yang tidak kembali lagi ke huta Tamba, Nahampun Tua lama dan menetap di Dairi. Namun ada 2 versi yang mengatakan, keturunan Nahampun Tua adalah si Onom Hudon, namun versi yang lebih sering diceritakan adalah Nahampun Tua tidak berketurunan anak laki-laki, hanya anak perempuan saja. Di tanah Dairi Nahampun mewariskan warisan, namun karena tidak memiliki anak laki-laki hanya anak perempuannyalah yang mengurus, atau bahkan rumah/tanah Nahampun Tua di Dairi tidak ada yang mengurus. Lama puluhan tahun kemudian, datanglah anak rantau ke tanah Dairi, Raja Huta setempat tentu menanyakan siapa gerangan anak rantau ini, setelah diketahu bahwasanya anak rantau ini adalah keturunan Si Bolon Tua maka Raja Huta pun mengatakan bahwa di tanah Dairi ini ada peninggalan opung anak rantau ini, opung yang adalah adik dari opung mereka Si Bolon Tua, dan Raja Huta mengatakan agar anak rantau ini menempati tanah warisan dan peninggalan Nahampun Tua. Diketahui anak rantau ini adalah keturunan Si Bolon Tua dari Tuan Nahoda Raja yang bernama Tuan Seul. Akhirnya Tuan Seul tinggal dan menetap di tanah Dairi, dan memiliki 7 keturunan anak laki-laki,
Namun tidak dapat dipastikan berapa lama Saragi Tua di Simalungun dan kembali ke huta Tamba, Munthe Tua di tanah Karo dan kembali ke huta Tamba, juga Nahampun Tua di tanah Dairi.
Baris 131:
# Raja Naipospos
=== Sibagotnipohan ===
Sibagotnipohan sebagai cikal-bakal marga Pohan mempunyai 4 (empat) putra, yaitu:
# Tuan Sihubil, sebagai cikal-bakal marga Tampubolon dan cabang-cabangnya
# Tuan Somanimbil, sebagai cikal-bakal marga Siahaan, Simanjuntak, dan Hutagaol
# Tuan Dibangarna, sebagai cikal-bakal marga Panjaitan, Silitonga, Siagian, Sianipar, dan cabang-cabangnya
# Sonak Malela (Si Naga Baling), menurunkan marga Simangunsong, Marpaung, Napitupulu
NB : Pardede bukan anak dari raja SONAKMALELA (SI NAGA BALING) melainkan anak dari Raja Napitupulu'''
=== Sipaettua ===
Marga-marga keturunan Sipaettua, antara lain: [[Hutahaean]], Hutajulu, Aruan, [[Sibarani]], Sibuea, Pangaribuan, dan Hutapea
=== Silahisabungan ===
[[Berkas:Tarombo Sidabutar.jpg|thumb|Tarombo Sidabutar versi Pitu Raja Ambarita.]]
Delapan Anak Keturunan Silahisabungan dari 2 istri yakni:
Baris 157:
Selain marga pokok di atas masih ada lagi marga marga cabang keturunan Silahisabungan, yakni Sipangkar, Sembiring, Sipayung, Silalahi, Dolok Saribu, Sinurat, Nadapdap, Naiborhu, Maha, Sigiro, dan Daulay.
=== Raja Oloan ===
Raja Oloan mempunyai 6 (enam) orang putra, yaitu:
# Naibaho yang merupakan cikal-bakal marga Naibaho dan cabang-cabangnya.
Baris 166:
# Manullang yang merupakan cikal-bakal marga Manullang.
=== Raja Hutalima ===
Raja Hutalima tidak mempunyai keturunan.
=== Raja Sumba ===
[[Berkas:Batak Toba Tribe - Silaban Family Tree.jpg|thumb|Tarombo Silaban, [[Suku Batak Toba]].]]
Raja Sumba mempunyai 2 (dua) orang putra, yaitu:
Baris 175:
# Sihombing, yang merupakan cikal-akal marga Silaban, Sihombing Lumban Toruan, Nababan, dan Hutasoit.
=== Raja Sobu ===
Marga-marga keturunan Raja Sobu, antara lain: Sitompul dan si Raja Hasibuan. Dari si Raja Hasibuan berkembang lagi, yang tetap tinggal di Toba tetap Hasibuan, sedang "pomparan" Ompu Guru Mangaloksa yang merintis hidupnya ke wilayah Silindung, anak-anaknya berkembang menjadi si Raja Nabarat (Hutabarat), si Raja Panggabean (cabangnya,Simorangkir), si Raja Hutagalung dan si Raja Hutatoruan. Si Raja Hutatoruan dua anaknya, itulah Hutapea (Silindung/Tarutung, beda dari Hutapea - Toba/Laguboti), dan Lumbantobing (biasa disingkat L. Tobing=Lumbantobing). Marga-marga tsb (di luar marga Hasibuan), secara "specific" pomparan Guru Mangaloksa dinamai "Pomparan ni si Opat Pu(i)soran". Mana ejaan yang benar dalam bahasa Batak, antara Pusoran atau Pisoran, entahlah. Marga-marga tersebut di atas masih tetap alias belum bercabang hingga sekarang. Kecuali pencabangan untuk tujuan penyebutan internal, semisal Hutabarat. Ada Hutabarat Sosunggulon, Hutabarat Hapoltahan, Hutabarat Pohan. Dari tataran ini barulah dibagi lagi menjadi "mar-ompu-ompu". Sebagai catatan, khusus dari pomparan Guru Mangaloksa, setiap anggota marga-marga tersebut mengingat nomornya masing-masing, termasuk Boru. Semisal di Hutabarat, berkenalan seorang Hutabarat dengan seorang lain Hutabarat. Tidak lagi ditanya, Hutabarat Sosunggulon? atau Hapoltahan? atau Pohan? dst. Tetapi langsung ditanya, "nomor berapa"?, termasuk Boru. Sehingga masing-masing tahu "standing position", memanggil abang/adik, bapatua/bapauda, dst, termasuk "tutur" untuk Boru. Hal seperti ini perlu dicontoh karena dapat memotivasi orang lain mencari asal usul ("identitas") "ha-batahonna", tentu setelah indentitas keyakinan dan kepercayaan masing-masing individu.
=== Raja Naipospos ===
Raja Naipospos mempunyai 5 (lima) orang putra yang secara berurutan, yaitu:
# Donda Hopol yang merupakan cikal-bakal marga [[Sibagariang]].
Baris 218:
{{Suku Batak Toba}}
<references />▼
[[Kategori:Batak]]
Baris 223 ⟶ 224:
[[Kategori:Marga Batak]]
[[Kategori:Marga Batak Toba]]
▲<references />
|