Cicadas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Merapikan |
k →top: Merapikan. |
||
Baris 25:
| doi =
| accessdate =29 September 2015}}</ref>]]
Penanda kota dilengkapi pusat hiburan seperti bioskop ''Taman Hiburan'' dan ''Nirwana'' (setidaknya tidak kurang dari tujuh buah bioskop pernah berjaya di ruas Cicadas, sebelum meredup dan akhirnya bangkrut mengenapi dua buah toko kaset di ruas ini yang juga gulung tikar). Penanda urban lainnya yaitu ''Kandaga,'' tempat ini sebelumnya pusat [[bilyar]] yang kemudian berubah menjadi pusat elektronik yang menampung aktifitas ekonomi bagi masyarakat Bandung yang menjorok ke timur.
Nama besar seperti musisi [[Deddy Stanzah]], tokoh politik [[Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia|Mei Kartawinata]], atau seniman dan budayawan [[Jeihan]] dan [[Remy Silado]] akrab dengan wilayah yang terkenal dengan julukan ''Negara Beling'' atau ''Kawasan Ninja.'' Begitu pula dengan tokoh seperti Wangsaatmadja yang merupakan salah satu salah satu penulis yang mengalihkan karya-karya sastrawan besar Sunda [[Hasan Mustapa|Penghulu Besar Haji Hasan Mustapa]] ke dalam karya seperti buku ''Bale Bandoeng''. Nama Hasan Mustapa pun kemudian dijadikan nama jalan yang berdampingan dengan Cicadas. ▼
▲Nama besar seperti musisi [[Deddy Stanzah]], tokoh politik [[Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia|Mei Kartawinata]], atau seniman dan budayawan [[Jeihan|Jeihan Sukmantoro]] dan [[Remy Silado]] akrab dengan wilayah yang terkenal dengan julukan ''Negara Beling'' atau ''Kawasan Ninja.'' Begitu pula dengan tokoh seperti Wangsaatmadja yang merupakan salah satu salah satu penulis yang mengalihkan karya-karya sastrawan besar Sunda [[Hasan Mustapa|Penghulu Besar Haji Hasan Mustapa]] ke dalam karya seperti buku ''Bale Bandoeng''. Nama Hasan Mustapa pun kemudian dijadikan nama jalan yang berdampingan dengan Cicadas.
Lembaga edukasi berjejer di wilayah tersebut, seperti [[Institut Teknologi Nasional]], [[Universitas Widyatama]], [[Universitas Sangga Buana YPKP|Universitas Sangga Buana]], [[Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung]], [[Universitas Winaya Mukti]], [[STT Tekstil|Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (Textiel Inrichting Bandoeng)]], Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Bandung, Sekolah Dasar Negeri Cicadas, Sekolah Dasar Negeri Sintreum/Gadis, Sekolah Dasar Negeri Cimuncang, dan lainnya. ▼
▲Lembaga edukasi berjejer di wilayah tersebut, seperti [[Institut Teknologi Nasional]], [[Universitas Widyatama]], [[Universitas Sangga Buana YPKP|Universitas Sangga Buana]], [[Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung]], [[Universitas Winaya Mukti]], [[STT Tekstil|Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (Textiel Inrichting Bandoeng)]], Sekolah Yayasan Atikan Sunda, Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Bandung, Sekolah Dasar Negeri Cicadas, Sekolah Dasar Negeri Sintreum/Gadis, Sekolah Dasar Negeri Cimuncang, dan lainnya.
Di wilayah Cicadas terdapat fasilitas yang dapat diakses publik seperti [[Rumah Sakit Santo Yusuf]], Pasar lama Cicadas, [[Bandung Trade Mall]] yang bergabung dengan pasar lama, [[Lucky Square Mall]], dan lainnya. Kantor representatif pemerintah seperti [[Lembaga Pemasyarakatan Kebon Waru]] atau Kantor Pos juga terdapat di wilayah ini. Dalam perkembangannya, sentra ekonomi di Cicadas berkembang, mulanya mayoritas mengantungkan tingkat pendapatan melalui kegiatan ekonomi di pasar lama Cicadas yang berdempet dengan pertokoan modern. Lambat laun, diversifikasi usaha seperti kontrakan tempat tinggal atau sentra industri mikro konveksi menjamur di pelosok Cicadas dan Cibeunying Kidul. ▼
▲Di wilayah Cicadas terdapat fasilitas yang dapat diakses publik seperti [[Rumah Sakit Santo Yusuf]], Pasar lama Cicadas, [[Bandung Trade Mall]] yang bergabung dengan pasar lama, [[Lucky Square Mall]], dan lainnya. Kantor representatif pemerintah seperti [[Lembaga Pemasyarakatan Kebon Waru]] atau Kantor Pos juga terdapat di wilayah ini.
Perubahan signifikan di wilayah ini adalah pembangunan apartemen untuk kelas menengah-atas yang dikelola dan dikembangkan pihak swasta. Sementara fasilitas publik seperti perpustakaan umum guna menunjang pembangunan sumber daya manusia belum tersedia, pun taman kota baru menjadi prioritas pembangunan pemerintah kota Bandung akhir-akhir ini. ▼
Dalam perkembangannya, sentra ekonomi di Cicadas berkembang, mulanya mayoritas mengantungkan tingkat pendapatan melalui kegiatan ekonomi di pasar konvensional Cicadas yang berdempet dengan pertokoan modern. Lambat laun, diversifikasi usaha seperti sewa-kontrak hunian atau sentra industri mikro konveksi menjamur di pelosok Cicadas dan Cibeunying Kidul.
Pada usia kemerdekaan Indonesia ke-70, meski letaknya hanya beberapa menit dari kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat wilayah ini masih identik dengan daerah arteri yang kumuh, aliran sungai yang kotor dengan limbah rumah tangga, pedagang kaki lima berdesakan yang bertahan selama puluhan tahun tepat di ruang pedestrian jalan protokol Ahmad Yani, Cicadas.▼
▲Perubahan signifikan di wilayah ini adalah pembangunan apartemen dan hotel untuk kelas menengah-atas yang dikelola dan dikembangkan pihak swasta. Sementara fasilitas publik seperti perpustakaan umum, taman bermain anak dan lansia, teater kesenian masyarakat guna menunjang pembangunan sumber daya manusia belum tersedia, pun taman kota baru menjadi prioritas pembangunan pemerintah kota Bandung akhir-akhir ini.
▲Pada usia kemerdekaan Indonesia ke-70, meski letaknya hanya beberapa menit dari kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat atau kantor anggota dewan wilayah ini masih
==Referensi==
|