Peran internet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
 
<br />
[[Internet]] adalah suatu [[sistem informasi]] yang terhubung secara logika oleh address yang unik secara [[global]] dan mengacu pada [[Internet Protocol (IP)]], serta mendukung komunikasi dengan menggunakan [[TCP/IP]] , menggunakan, menyediakan, dan membuatnya dapat diakses baik secara umum dan juga secara khusus. <ref>Greenlaw and Happ, Ellen (2002) In-Line/On- Line: Fundamentals of the Internet and the World Wide Web, Boston: McGraw-Hill</ref>
 
Internet juga dapat dikatakan sebagai suatu jaringan besar yang menghubungkan [[jaringan antar komputer]] baik dari organisasi pemerintahan , organisasi bisnis, dan sekolah-sekolah dari seluruh dunia secara langsung dan cepat. <ref>Turban , Rainer , and Potter ( 2005, p. 674) Introduction To Information Technology</ref>
 
 
Baris 16 ⟶ 15:
Pada awalnya [[internet]] dimulai pada tahun 1960-an yang dibentuk oleh proyek ARPANET atau Advanced Research Project Agency Network (ARPA) berada di bawah bimbingan Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Proyek ini bertujuan untuk keperluan militer dengan menghubungkan [[jaringan komputer]] secara bersama- sama dalam sebuah sistem yang diharapakan dapat terus berjalan di saat [[komunikasi]] dengan cara tradisional tidak memungkinkan. Pengguna internet pada awalnya, yang didominasi oleh anggota penelitian di laboratorium dan universitas, menggunakannya untuk mengirimkan pesan elektronik dan memposting informasi di papan buletin.
 
[[Pengguna internet]] mengalami peningkatan pesat pada tahun 1982 setelah National Science Foundation menyediakan koneksi berkecepatan tinggi yang tersedia di berbagai tempat disekitar Amerika Serikat. Lebih dari 150.000 [[jaringan komputer]] dan 95 juta server komputer untuk pengguna internet. <ref>Grant & Meadows (2010), Communication Technology Update and Fundamentals, USA: Elsevier</ref>
 
[[Internet]] telah menjadi sebuah cara untuk mengetahui [[informasi]] maupun berita yang ada di seluruh belahan dunia hanya dengan satu klik saja. Kemunculan [[internet di Indonesia]] sendiri baru dimulai pada tahun 1994 yang [[diiprakarsai]] oleh IndoNet, padahal internet di negara-negara lainnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1960-an.
 
 
Baris 25 ⟶ 24:
 
 
Hasil [[riset]] [[nasional]] terkait dengan jumlah pengguna dan penetrasi internet di Indonesia untuk periode tahun 2014 kemarin telah dirilis oleh [[Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII)]]. Riset tersebut digelar berdasarkan kerjasama dengan pihak [[Pusat Kajian Komunikasi ( PusKaKom )]] Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dan hasilnya terlihat bahwa pengguna internet di Indonesia saat ini telah mencapai 88,1 juta jiwa.
Dengan melihat hasil [[riset]] yang ada, bila mengacu pada jumlah populasi penduduk Indonesia yang menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 252,5 juta jiwa, maka pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 16,2 juta jiwa dibandingkan dengan tahun 2013 yang berjumlah total 71,9 juta pengguna. <ref>http://tekno.liputan6.com/read/2197413/jumlah-pengguna-internet-indonesia-capai-881-juta</ref>
 
Meskipun angka penetrasi terus mengalami kenaikan, namun pengguna internet di Indonesia belum merata secara geografis. Di Indonesia, pengguna internet yang paling banyak berada di wilayah Indonesia bagian Barat, yaitu di pulau Jawa (khususnya di ibu kota provinsi seperti Jakarta dan Surabaya), Sumatera, dan Bali. Hasil survey Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia ( APJII ) juga mengatakan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia berdomisili di wilayah barat Indonesia, khususnya pulau Jawa. Penetrasinya mencapai 36.9% dari jumlah total seluruh penduduk di pulau Jawa. Selain itu, wilayah urban di Indonesia ini juga menjadi penyumbang terbanyak pengguna internet yang mencapai 83,4%. <ref>Indonesia Netizen Survey, Markplus 2013</ref>
 
Secara tidak langsung, data-data tersebut menggambarkan bahwa [[pengembangan infrastruktur]] di Indonesia belum merata dan juga tidak tersedianya layanan [[sambungan internet]] yang menyeluruh di setiap daerah di Indonesia. Padahal memiliki [[akses internet]] yang menyeluruh dan dapat diandalkan ke setiap daerah termasuk pedesaan telah diidentifikasi sebagai faktor kunci untuk pembangunan. <ref>http://www.apjii.or.id/upload/statistik/Survey%20APJII%202014%20v3.pdf</ref>
 
Selain jumlah pengguna, kecepatan [[koneksi internet]] di Indonesia juga membutuhkan perhatian lebih. Berdasarkan laporan yang ada, kecepatan rata-rata koneksi internet di Indonesia hanya mencapai 2.2 Mps. Hal ini menempatkan indonesia pada peringkat yang terendah untuk kuartal pertama di tahun 2015, di antara negara-negara lainnya di Asia Pasifik termasuk negara tetangga seperti Singapura ( 12.9 Mbps ), Filipina ( 2.8 Mbps ), Malaysia ( 4.3 Mbps ), dan Vietnam ( 3.2 Mbps ). Di dalam kategori ini, Kores Selatan berhasil memimpin dengan 23. Mbps, diikuti oleh Hong Kong dan Jepang. Situasi ini berlaku sama untuk [[konektivitas mobile]], yang menunjukkan bahkan kecepatan rata- rata [[koneksi di IndonesiaIndonesi]]a hanya mencapai 1.7 Mbps, sedikit lebih unggul dibadingkan dengan Vietnam dengan kecepatan rata- rata 1.3 Mbps. Dalam kondisi paling puncak, Indonesia bahkan tidak dapat mencapai performa dua digit angka namun hanya dapat mencapai 8.2 Mbps. Hal ini menunjukkan sebuah kesenjangan yang signifikan dengan negara- negara lain, mengingat Australia mampu mencapai 149.3 Mbps selama kondisi puncak. <ref> http://e27.co/akamais-q1-2015-report-indonesias-internet-speed-declining-20150707/ </ref>
 
Survey yang telah dilakukan terhadap 2000 pengguna internet di 42 kota baik wilayah [[urban]] maupun [[rural]] di Indonesia, memberikan gambaran [[demografis]] pengguna internet, [[gaya hidup]] serta perilaku mereka yang dilihat secara keseluruhan menggambarkan tren penggunaan internet di Indonesia. Sebagai tambahan penting, pengguna internet ini didominasi oleh penduduk yang berdomisili di wilayah urban Indonesia. Dengan demikian, komitmen pemerintah yang berbentuk rencana pita digital dalam memberi kesempatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rural agar dapat mengakses internet membuka peluang yang sangat positif, tidak hanya berlaku bagi masyarakat di daerah rural namun juga kepada para pengusaha provider.
 
Dilihat dari sisi usia pengguna, mayoritas pengguna internet di Indonesia berusia di antara 18-25 tahun, yaitu sebesar 49% yang menunjukkan hampir setengah dari total jumlah pengguna internet di Indonesia. Artinya, dapat disimpulkan bahwa segmen klasifikasi pengguna internet di Indonesia yaitu mereka yang masuk ke dalam kategori ‘digital natives’. Digital natives merupakan generasi yang lahir setelah tahun 1980, di saat teknologi [[jejaring sosial]] digital seperti [[buletin board system]] dan [[Usenet]] lahir <ref>Palvrey dan Gasser, 2013</ref>.
 
Kategori usia yang disebut sebagai [[digital natives]] ini memiliki karakter yang gencar dan aktif menggunakan jejaring teknologi digital dan memiliki kemampuan dalam mengoperasikan teknologi berbasis internet. Berkaitan dengan teknologi berbasis internet, sebesar 85% dari total pengguna internet di Indonesia mengakses internet dengan menggunakan telepon selular. Hasil ini diperoleh dari data di seluruh kepulauan di Indonesia, baik daerah urban maupun rural Indonesia. Membaca dari hasil penelitian tersebut mengkonfirmasi beberapa temuan mengenai kenaikan tingkat pembelian dan penggunaan [[smartphone]] di Indonesia. Apabila dilihat dari kategori usia, mobile phone paling banyak digunakan oleh mereka yang berusia antara 18-25 tahun. Sebanyak 60% pengguna internet dari total jumlah pengguna di kategori usia ini mengakses internet dari telepon selular.<ref>http://www.apjii.or.id/upload/statistik/Survey%20APJII%202014%20v3.pdf</ref>