Metode Montessori: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
→‎Sejarah: clean up, removed: {{Link GA|eo}}
Ki.dewantara (bicara | kontrib)
menambah bagian keunggulan dan mengoreksi mengenai metode montessori dengan anak-anak dengan keterbelakangan mental.
Baris 8:
 
== Sejarah ==
Dr. Maria Montessori mengembangkan "Metode Montessori" sebagai hasil dari [[penelitian]]nya terhadap perkembangan intelektual anak, yang pada awalnya diterapkan kepada anak yang mengalami [[keterbelakangan mental]] tapi diketahui juga efektif untuk anak-anak normal<ref name=":0">http://amshq.org/</ref>. Dengan berdasar hasil kerja dokter [[Perancis]], Jean Marc Gaspard Itard dan Edouard Seguin, ia berupaya membangun suatu lingkungan untuk penelitian ilmiah terhadap anak yang memiliki berbagai ketidakmampuan fisik dan mental. Mengikuti keberhasilan dalam perlakuan terhadap anak-anak ini, ia mulai meneliti penerapan dari teknik ini pada pendidikan anak dengan [[kecerdasan]] rata-rata.
 
Pada tahun [[1906]], Montessori telah cukup dikenal sehingga ia diminta untuk suatu pusat pengasuhan di distrik San Lorenzo di [[Roma]]. Ia menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengamati interaksi anak dengan materi yang ia kembangkan, menyempurnakannya, dan mengembangkan materi baru yang bisa dipakai anak-anak. Dalam pendekatan yang berpusat pada materi ini, tugas utama guru adalah mengamati saat anak memilih materi yang dibuat untuk memahami konsep atau keterampilan tertentu. Pendekatan demikian menjadi ciri utama dari pendidikan Montessori.
Baris 18:
[[Kategori:Pendidikan]]
 
== <br> Keunggulan ==
Metode Montessori yang merupakan metode belajar yang bergantung pada masing-masing anak yang dididik, memiliki keunggulan dalam menumbuhkan kekritisan berfikir, berkolaborasi dalam tim, dan bertindak lebih tegas<ref name=":0" />. Setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih aktifitas, yang tentu saja telah diatur sedemikian rupa oleh para pendidiknya untuk menumbuhkan kemandirian, kebebasan dan keteraturan. Guru, anak dan lingkungan yang diatur menciptakan segitiga pembelajaran yang baik. Anak dengan bebas memanfaatkan lingkungan yang ada untuk mengembangkan pribadinya, dan berinteraksi dengan guru ketika membutuhkan bantuan dan atau arahan yang diperlukan.
 
Setiap tingkatan usia mempelajari hal yang berbeda, ujung tombak pembelajaran dalam metode montessori adalah penggabungan kelompok anak-anak dengan usia yang berbeda-beda. Anak yang lebih muda dapat belajar dari anak yang lebih tua, sekaligus memberikan kesempatan kepada anak yang lebih tua untuk lebih memperkuat kemampuan yang telah mereka kuasai sebelumnya dengan konsep mengajarkan. Nantinya tiap individu pasti merasakannya saat bekerja dan bersosialisasi dengan banyak orang yang berbeda usia di kehidupan nyata.
{{pendidikan-stub}}
 
Montessori juga memperhatikan adanya saat-saat yang sensitif, ketika anak-anak memiliki kesempatan lebih baik dalam mempelajari sesuatu dibanding masa-masa lainnya.
 
Misalkan di awal masa anak-anak, mereka mempelajari segala sesuatunya melalui aktifitas gerak dan penginderaan, dengan berbagai material yang mengembangkan kekuatan kognitif melalui pengalaman langsung.
 
Beranjak besar, di tingkatan dasar, anak-anak mulai mengatur pikirannya dari hal-hal yang nyata ke arah yang abstrak. Mereka mulai mengaplikasikan pengetahuannya ke pengalaman nyata.
 
Pada setiap tingkatan usia, anak disiapkan untuk menghadapi dunia orang dewasa ketika pikiran dan emosi berkembang untuk lebih memahami konsep-konsep yang lebih abstrak seperti keadilan, kebebasan dan kesetaraan.{{pendidikan-stub}}