Suku Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 217:
 
== Adat ==
 
=== Tradisi memasang ''Manggar''===
[[Berkas:Hardian-Manggar-Lemahabang.jpg|thumb|300px|''Kembang Manggar'' sebagai hiasan pernikahan adat masyarakat Cirebon]]
 
Adat memasang ''Manggar'' (bahasa Indonesia : bunga Kelapa) merupakan sebuah adat Cirebonan yang juga dilakukan oleh budaya-budaya lain di pesisir, seperti budaya di pesisir Demak dan Semarang serta budaya [[Betawi]] dimana ''Manggar'' menjadi bagian yang terpisahkan.
 
Pada adat Semarang misalnya, dalam sebuah prosesi arak-arakan pengantin, mempelai prianya diarak dengan dengan diapit oleh hiasan ''kembang Manggar'', dua orang pembawa hiasan ''kembang Manggar'' pada bagian paling depan arak-arakan dan dua orang lainnya tepat dibelakang barisan pembawa payung pengantin, makna dari penggunaan ''kembang Manggar'' adalah pada masa dahulu, Pengantin Semarangan memakai ''kembang Manggar'' asli (bahasa Indonesia : bunga kelapa), maksudnya adalah agar kedua mempelai disenangi oleh masyarakat dikarenakan semua orang pasti senang dengan bunga. ''Manggar'' adalah bunga kelapa, seperti diketahui bahwa pohon kelapa disebut ''Glugu'', maksudnya agar kedua mempelai berlaku ''lugu'' (bahasa Indonesia : jujur), batang pohon kelapa mesti lurus, tidak ada pohon kelapa yang bercabang. Kalau ada pohon kelapa bercabang dikatakan “ajaib”, maksudnya agar kedua mempelai hatinya tidak cabang kesana kemari. Tetap dan satu pendirian. Tidak menyembunyikan sesuatu masalah. Kalau ada masalah harus dipecahkan bersama antara suami dan isteri.<ref>[http://www.semarangkota.go.id/main/menu/38/tempo-doeloe/sejarah-pakaian-adat | Pemerintah Daerah Kota Semarang - Sejarah Pakaian Adat]</ref>
 
Pendekatan filosofi yang sama juga diberlakukan di Cirebon, bagi Cirebon "kembang Manggar" adalah sebuah permulaan yang manis dari bentuknya yang sederhana, sebelum menjadi buah kelapa terlebih dahulu ada ''kembang Manggar'', bahkan sebelum buah kelapa yang manis ada, kembang ini rasanya sudah manis jika disadap airnya, maka "nira" hasil sadapan ''Manggar'' bisa menghasilkan gula yang rasanya manis, sehingga dari awal hingga akhir, ''Manggar'' memberikan kenikmatan dari rasa manis kepada siapapun.
 
Pada budaya Cirebon, seperti halnya pada budaya Betawi dan Semarang, ''kembang Manggar'' diwujudkan dalam bentuk hiasan dari kertas warna-warni yang dililit pada lidi atau bilah bambu, warna-warni ''manggar'' melambangkan keceriaan, manggar yang penuh dengan warna dipasang di sebagai pembuka jalan arak-arakan atau sebagai hiasan pernikahan, filosofi "manggar sederhana, manis dan ceria" inilah yang dijadikan sebagai landasan budaya bagi masyarakat pesisir khususnya Cirebon. Sederhana dalam persfektif ini adalah tidak memaksakan untuk mengada-adakan sesuatu atau bahkan sampai berhutang dalam membuat acara seperti arak-arakan, pernikahan dan lainnya.
 
=== Adat Pernikahan Agung ''(Pelakrama Ageng)'' ===
Baris 297 ⟶ 308:
==== Pemberian doa restu masyarakat, ucapan selamat, dan hiburan ====
 
Setelah memperoleh restu dari orangtua, pengantin mendapatkan ucapan selamat berbahagia dari sanak kerabat yang hadir. Biasanya juga diadakan acara hiburan seperti tari-tarian yaitu tari topeng cirebon, tari bedaya cirebon dan tari tayub.
 
== Kebudayaan ==