Perkembangan surat kabar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rambu Eren (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rambu Eren (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
==Sejarah==
Berbicara mengenai sejarah perkembangan media surat kabar sesungguhnya sedang berbicara mengenai sejarah dari ide manusia tentang bagaimana jurnalisme seharusnya berlangsung <ref>Straubhaar, J., LaRose, R.& Davenport R., (2004). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, hal 93. Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth</ref>
 
Pada masa awal, khususnya di Amerika dan Eropa, surat kabar cetak hadir dan berkembang dengan semangat untuk melepaskan diri dari bentuk [[intervensi]] oleh penguasa atau pemilik otoritas pemerintahan yang mewajibkan agar adanya sensor atas setiap informasi yang dipublikasikan di surat kabar sehingga informasi yang terkandung didalamnya tidak bersifat merugikan pihak pemerintah itu sendiri.
Baris 24:
Jaringan online menjadi layak untuk digunakan oleh surat kabar karena dapat memangkas mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk tinta, kertas dan proses pendistribusian. Oleh karena itu terpikirkanlah sebuah ide untuk menggunakan media elektronik sebagai media penyampaian surat kabar.
Ide transformasi koran konvensional ke dalam bentuk adaptasi terhadap teknologi komunikasi yang ada sesungguhnya bukanlah hal yang baru. Pada abad ke-19, khususnya pada tahun 1930, surat kabar mencoba untuk mengirimkan informasi kepada alat penerima radio pada rumah-rumah <ref name="Rediscovering an Olde Technology: Facsimile Newspaper Lessons of Invetion and Failure. In J. Pavlik & E. Dennis (Eds.) , Demystifyng Media Technology">Shefrin, D:"Rediscovering an Olde Technology: Facsimile Newspaper Lessons of Invetion and Failure. In J. Pavlik & E. Dennis (Eds.) , Demystifyng Media Technology". Mayfield Publishing, 1993</ref>.
Pada tahun 1980, bebrapa surat kabar mulai mencoba untuk memanfaatkan teknologi digital melalui jaringan telepon dan kabel untuk mengirimkan berita. Sebuah perusahaan media Amerika bernama [[Knight Ridder]], kemudian memanfaatkan teknologi [[videotext]] yang mengirimkan informasi digital menggunakan jaringan telepon untuk ditampilkan pada layar televisi ataupun pada dekstop komputer <ref>Straubhaar, name="Media Now:Understanding MediaJ., CultureLaRose, andR.& Technology">Straubhaar,Davenport JosephR., Robert LaRose:(2011). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, hal 102 Update Seventh Edition.Penerbit Thomson-Wadsworth, 2011</ref> .
Layanan videotext yang dimanfaatkan Knight Ridder ini bernama [[Viewtron]]. Tetapi, viewtron mengirimkan berita digital hanya untuk diterima oleh perangkat televisi. Terobosan ini kemudian mengalami kegagalan karena ada biaya yang dibebankan pada pengguna dan banyaknya informasi yang harus diterima perangkat televisi, sedangkan televisi sendiri digunakan untuk hiburan keluarga. CompuServe dan America Online tampaknya lebih sukses dalam mengirimkan informasi surat kabar digital karena memanfaatkan dekstop komputer sebagai media penerima informasi surat kabar.
Saat ini, telah ribuan surat kabar yang ada di sistem internet worldwide. Surat kabar kini dapat diakses secara online. Terdapat berbagai perubahan yang nampak pada surat kabar online dibandingkan dengan surat kabar konvensional, yaitu hadirnya fitur-fitur tambahan dalam surat kabar online seperti perkembangan informasi/berita terkini yang dapat diperbaharui setiap menit, skor olahraga, dan daftar harga.
Koran-koran di Indonesia sendiri baik lokal maupun nasional seperti harian Kompas, mengalami perubahan seperti kehadiran halaman yang berwarna.
Perkembangan teknologi komunikasi juga telah memberikan ruang bagi adanya adaptasi dari koran untuk melakukan proses distribusi via satelit dan komputerisasi. Hal ini memungkinkan koran nasional untuk dapat merambah ke berbagai daerah serta dapat mengikis penjualan koran lokal <ref>Straubhaar, name="Media Now:Understanding MediaJ., CultureLaRose, andR.& Technology">Straubhaar,Davenport JosephR., Robert LaRose:(2011). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, hal 103 Update Seventh Edition.Penerbit Thomson-Wadsworth, 2011</ref>. Di Indonesia pelopor lahirnya koran online adalah detik.com, kemudian disusul oleh tempo.co.id, kompas.com, beritanet.com, dan surat kabar online lainnya <ref>[http://www.kompasiana.com/fachrulkhairuddin/surat-kabar-di-indonesia_550061a2813311a219fa7762]</ref>.
 
==Kehadiran iklan pada surat kabar sebagai peluang ekonomi==