Burung apung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
|||
Baris 1:
{{Untuk|pengertian lain dari '''Apung'''|Apung (disambiguasi)}}▼
Fakta cepat: ?Apung, Klasifikasi ilmiah ...
?Apung
Apung sawah, Anthus rufulus
dari Kolkata, Benggala Barat, India
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
| familia = [[Motacillidae]]▼
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Genus: Anthus
Bechstein, 1805
Species
c.40, see text.
▲'''Apung''' adalah nama sejenis [[burung]] pemakan [[serangga]] dari [[genus|marga]] '''''Anthus''''', [[famlia|suku]] Motacillidae. Burung yang memiliki cara terbang khas, menggelombang, dan kerap hinggap di tanah ini memiliki persebaran [[kosmopolitan]]; ditemukan di hampir semua bagian dunia kecuali di tengah [[padang pasir]] yang kering, di hutan lebat, dan di [[Antartika]].
Tutup
Dalam
Pengenalan Burung-burung yang bertubuh ramping, berukuran sedang, dan berjalan dengan anggun di darat. Paruhnya ramping, kakinya kecil dan panjang. Ekornya yang panjang kadang-kadang digoyangkan ketika berjalan.[1]▼
▲Burung-burung yang bertubuh ramping, berukuran sedang, dan berjalan dengan anggun di darat. Paruhnya ramping, kakinya kecil dan panjang. Ekornya yang panjang kadang-kadang digoyangkan ketika berjalan.[1]
Apung memiliki penampilan yang cenderung konservatif. Warna bulunya umumnya tidak menarik, kecoklatan atau kekuningan, dengan bintik-bintik atau coret-moret hitam; warna yang cocok untuk menyamar di atas tanah atau bebatuan. Panjang tubuhnya berkisar antara 16 hingga 21 cm, meski yang terkecil, apung ekor-pendek, hanya sekitar 11,5–12,5 cm. Berat tubuhnya antara 15–38 g. Baik dari ukuran tubuh maupun dari warna bulunya, tampak tidak ada atau hanya ada sedikit dimorfisme seksual (perbedaan di antara jantan dan betina). Satu ciri apung yang tidak biasa di kalangan burung petengger ialah bulu tersiernya yang seluruhnya menutupi bulu primer manakala sayapnya terlipat. Fenomena ini diyakini berlaku untuk melindungi bulu-bulu primer yang penting untuk terbang, dari kerusakan akibat sinar matahari yang terik di habitatnya.[2]
Baris 56:
^ MacKinnon, J., K. Phillipps, B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor. Hal. 385
^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama HBW▼
^ Kesalahan pengutipan: Tag [1]
|