Umat Katolik Mangalore: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 372:
|author= M. Raghuram}}</ref> Himne Konkani terkenal ''Riglo Jezu Molliant'' (Yesus masuk ke Taman Getsemani) ditulis oleh Pastor Joachim Miranda, seorang imam Katolik Goa abad ke-18, saat ia ditawan oleh Tipu Sultan dalam misinya di Kanara.<ref>{{harvnb|Ayyappapanicker|1997|p=[http://books.google.com/books?id=KYLpvaKJIMEC&pg=RA1-PA277&dq=&sig=ACfU3U0JB0cpmWlCOX98sANIqTyvasRBnA 277]}}</ref> Mgr. Minguel Placid Colaco menggubah himne devosional ''Jezucho Mog'' (Kasih Yesus)<ref>{{harvnb|Sardesai|2000|p=[http://books.google.co.in/books?id=1YILeUD_oZUC&lpg=PA20&dq=Jezucho%20Mog&pg=PA20#v=onepage&q=Jezucho%20Mog&f=false 20]}}</ref> pada tahun 1905,<ref name="gka"/> dan menerjemahkan himne [[bahasa Latin|Latin]] ''[[Stabat Mater]]'' ke dalam bahasa Konkani dengan judul ''Khursa Mullim'' (Di Bawah Salib Suci).<ref name="sar253">{{harvnb|Sardesai|2000|p=[http://books.google.co.in/books?id=1YILeUD_oZUC&lpg=PA20&dq=Jezucho%20Mog&pg=PA253#v=onepage&q=&f=false 253]}}</ref> ''Shembor Cantigo'' (100 Himne) karya Joseph Saldanha,<ref name="sar253"/> dan ''Deva Daia Kakultichea'' (O Guru Yang Berbelas Kasih) juga merupakan himne-himne yang populer.<ref>{{harvnb|George|1992|p=[http://books.google.co.in/books?id=m1R2Pa3f7r0C&lpg=PP1&pg=PA216#v=onepage&q=&f=false 216]}}</ref> Himne Konkani populer lainnya yang digubah oleh umat Katolik Mangalore adalah ''Aika Cristanv Jana'' (Dengarlah, Hai Umat Kristen), ''Utha Utha Praniya'' (Bangunlah, Segala Makhluk), and ''Sorgim Thaun'' (Dari Surga).<ref name="sar251">{{harvnb|Sardesai|2000|p=[http://books.google.co.in/books?id=1YILeUD_oZUC&pg=PA290&lpg=PA289&ots=Qr1ppP7nEt&dq=#PPA289,M1 251]}}</ref>
 
[[Musik pop]] Konkani menjadi populer setelah [[Gerakan Kemerdekaan India|Kemerdekaan India]] pada tahun 1947. Henry D'Souza dan Helen D'Cruz dikenal karena duet cinta Konkani ''Kathrina'' pada tahun 1971<ref>{{Harvnb|Rodrigues|2009|p=64}}</ref> dan [[musik balada|balada]] cinta ''Garacho Divo'' (Lampu Rumah) pada tahun 1970-an;<ref>{{Harvnb|Rodrigues|2009|p=106}}</ref> sementara [[soneta]] gubahan Wilfy Rebimbus tahun 1977, ''Mog Tuzo Kithlo Axelom'' (Betapa Ku MencitaiMencintai-Mu), juga populer.<ref>{{Harvnb|Rodrigues|2009|p=172}}</ref> [[Drama]] Konkani, terutama yang religius, ditulis dan dipentaskan di Mangalore pada abad ke-20 oleh para [[dramawan]] terkemuka seperti Pedru John D'Souza, Pascal Sequeira, dan Bonaventure Tauro.<ref name="books.google.co.in"/> ''[[Ghumot|Ghumat]]'' merupakan suatu alat musik populer yang dimainkan terutama saat acara pernikahan.<ref name="sf47">{{harvnb|Silva|Fuchs|1965|p=47}}</ref> Instrumen [[membranofon]] tersebut berupa sebuah pot tanah yang terbuka di kedua sisinya; satu sisinya ditutup dengan kulit suatu satwa liar, dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.<ref>{{harvnb|Naimpalli|2005|p=[http://books.google.com/books?id=Z63zvthhbhAC&printsec=frontcover#PPA18,M1 18]}}</ref> Bentuk teater tradisional disebut ''Gumat'', dan tampil pada malam pernikahan atau dalam kaitannya dengan perayaan pernikahan di ''pandal'' (panggung) yang dihias.<ref name="gumat"/> Drama tersebut dilakukan oleh kaum pria dari kedua belah pihak mempelai perempuan dan laki-laki, serta biasanya berlangsung selama dua atau tiga malam; pada umumnya mengisahkan tokoh-tokoh dari cerita Alkitab, dan moralitas mereka disajikan dengan tujuan untuk mendidik para mempelai.<ref name="gumat"/> Tradisi ini telah hampir sepenuhnya mati pada generasi sekarang.<ref name="gumat">{{harvnb|Choondal|1984|p=39}}</ref>
 
Tradisi ''Voviyo'' (lagu-lagu pernikahan), yang mana dinyanyikan oleh kaum wanita selama upacara ''Ros'', memiliki arti penting bagi komunitas ini. Tata caranya yaitu seorang wanita berumur, biasanya ''yejman'' (istri pemimpin upacara, yang dikenal sebagai ''yejmani'') yang mengetahui ''voviyos'', memimpin lagu sementara wanita lainnya ikut bernyanyi bersama. Hanya para wanita yang suaminya masih hidup yang dapat bernyanyi. Pada zaman dahulu lagu-lagu pernikahan tersebut dinyanyikan dengan sangat luhur dan agung, yang diungkapkan secara emosional kepada para hadirin tentang kedua mempelai dan keluarga mereka, berupa permohonan kepada Tuhan untuk memberkati mereka.<ref>{{harvnb|Silva|Fuchs|1965|p=26}}</ref>