Kaligrafi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Syamsul111 (bicara | kontrib) permisi saya menambakan judul dan teks untuk Dinamika Perkembangan Seni Kaligrafi. aya lihat artikel tentang kaligrafi sangat sedikit.jadi saya menambahkan supaya ada banayak referensi tentang kaligrafi |
Syamsul111 (bicara | kontrib) edit judul tingkat 2 |
||
Baris 14:
Dilihat dari dinamika perkembangannya, masa-masa penggunaan dan para seniman kaligrafi di Indonesia dapat dibagi kepada beberapa angkatan:
=== '''''Angkatan kaligrafi Perintis''''' ===
kedatangan Islam di Indonesia. Bukti kaligrafi paling tua terdapat pada nisan-nisan kuno yang sebahagiannya dibawa dari luar . Sedangkan bukti yang lebih mutakhir diperoleh dari sumber-sumber media seperti kitab, mushaf Alquran tua atau naskah perjanjian (''qaulul haq).''.
Baris 23:
Sampai akhir periode ini, tidak ada ''khattat'' atau seniman kaligrafi yang dikenal namanya. Sementara tipe-tipe huruf yang digunakan mengacu ke gaya-gaya ''Kufi, Naskhi, Sulus, Muhaqqaq, Raihani, Tauqi,'' dan ''Riqa’'' yang dikenal di Timur Tengah. ''Kufi'' dan ''Naskhi'' paling banyak digunakan pada makam dan naskah kuno.
=== '''''Angkatan kaligrafi Orang Pesantren''''' ===
Kaligrafi mengalami pertumbuhan seiring pertumbuhan pesantren yang dirintis oleh para wali. Pesantren perintis dikenal antara lain Giri Kedaton, Pesantren Ampel Denta di Gresik, dan Pesantren Syeikh Qura di Karawang. Pelajaran kaligrafi diberikan mengiringi pelajaran Alquran, fikih, tauhid, tasawuf, dan lain-lain. Tulisan yang diajarkan mula-mula sangat sederhana dan belum bernilai estetis, namun masih mempertimbangkan gaya-gaya ''Kufi, Naskhi,'' dan ''Farisi'' yang asal condong ke kanan.
Baris 36:
Tradisi menghiaskan kaligrafi di bangunan masjid ini tergolong ke masa moderen, sebab dari data sejarah perkembangan masjid kuno di Indonesia, jarang atau tidak ada karya kaligrafi Islam di masjid kuno hingga abad XVI yang asli dibuat di zamannya, kecuali sekedar penggunaan huruf Jawi seperti di Masjid Mantingan, Jepara dan Masjid Sendangduwur di Paciran, Jawa Timur.
=== '''''Angkatan kaligrafi Pendobrak dan Pelukis''''' ===
Pada saat masyarakat semakin sadar akan arti dan pentingnya seni kaligrafi, muncullah suatu gerakan untuk “lebih menyadarkan” para khattat/kaligrafer dan seniman, khususnya kalangan muda, untuk lebih meningkatkan apresiasi dan teknik mengolah kaligrafi di aneka media yang tak terbatas. Gerakan ini muncul di tahun 1970-an seiring kemunculan para pelukis yang mempopulerkan apa yang kemudian disebut “lukisan kaligrafi” atau “kaligrafi lukis”, untuk membedakannya dari “kaligrafi murni” atau “kaligrafi tradisional” yang dikenal selama ini.
Baris 47:
Meskipun tidak melahirkan gaya khas Indonesia, kecuali Syaiful Adnan dengan gaya ''Syaifuli''nya, beberapa goresan bebas para pelukis kaligrafi Indonesia kerap mendekati pola kaligrafi kontemporer yang lahir bersama kelahiran seni rupa kontemporer tahun 1970-an. Gaya-gaya kaligrafi ini adalah: ''Kontemporer Tradisional, Kontemporer Figural, Kontemporer Simbolik, Kontemporer Ekspresionis,'' dan ''Kontemporer Abstrak.''
=== <br> '''''Angkatan kaligrafi Kader MTQ''''' ===
Perkembangan kaligrafi semakin semarak sejak dijadikan salahsatu cabang yang dilombakan dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dari tingkat nasional sampai daerah di seluruh . Cabang yang diberi nama Musabaqah Khattil Qur’an (MKQ) ini selain menarik peminat, juga berhasil membibitkan kader-kader penulis dan pelukis kaligrafi dari sekolah, pesantren, dan perguruan tinggi. Dari sejumlah peserta MKQ yang menyebar di pelbagai daerah, muncul para ahli bidang penulisan ''naskah, hiasan mushaf,'' dan ''dekorasi'' yang dikompetisikan.
|