Freelancer.com memperkirakan bahwa jumlah anggota yang berasal dari Indonesia akan terus bertambah seiring meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Menurut perkiraan Freelancer.com, akan ada peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia ke 123 juta orang pada tahun 2018 dari 98 juta orang pada tahun 2015<ref>PENGGUNA FREELANCER.COM CAPAI15 JUTA PADA KUARTAL I 2015 http://swa.co.id/technology/kuartal-pertama-2015-freelancer-com-toreh-jumlah-pengguna-sampai-15-juta-freelancer
</ref>.
== Studi kasus dan profil freelancer sukses Indonesia ==
Ada banyak contoh freelancer di Indonesia yang telah berhasil merasakan bekerja secara lepas dan menerima bayaran jauh lebih besar daripada waktu mereka bekerja di kantor, di antaranya:
- Daniel Pratidya: lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini pada mulanya bekerja secara penuh pada sebuah perusahaan di tahun 2000<ref>{{Cite web}}</ref>. Pada tahun 2011, Daniel yang memiliki 4 orang anak menghadapi kesulitan keuangan dan akhirnya memutuskan untuk mencari uang tambahan secara online. Pencariannya berujung pada situs-situs yang menghubungkan para freelancer dengan perusahaan yang membutuhkan jasa mereka untuk menyelesaikan proyek. Daniel bergabung pada banyak situs tersebut dan mulai mencari proyek yang sesuai dengan spesialisasi dia di Excel VBA (Visual Basic Automation). Sampai saat ini sebagian besar pendapatan Daniel dia dapatkan dari situs Freelancer.com, sebuah situs penghubung freelancer dengan perusahaan berskala global. Saat ini Daniel juga menjabat sebagai ketua Indonesian Freelancers Association (IFA).
- Marischka Prudence: travel blogger Indonesia yang akrab disapa Pru ini pada awalnya bekerja sebagai seorang jurnalis pada salah satu televisi berita swasta nasional. Karena sering dikirim liputan ke berbagai daerah, Pru sering menulis pengalamannya di daerah-daerah yang disinggahinya di blog pribadinya. Tak disangka, banyak yang menyukai tulisan Pru dan blognya pun mendapatkan ratusan ribu pembaca setiap bulannya. Pru pun mulai mendapatkan banyak proyek dari perusahaan travel untuk menulis tentang daerah-daerah wisata atau hotel di blognya. Karena tidak ingin menimbulkan konflik kepentingan dengan profesinya sebagai jurnalis, akhirnya Pru memutuskan untuk sepenuhnya terjun sebagai freelance travel blogger. Dalam sebuah wawancara dengan harian The Jakarta Post<ref>{{Cite web}}</ref>, Pru mengakui bahwa pendapatannya sebagai seorang travel blogger jauh lebih tinggi daripada waktu dia masih menjadi seorang jurnalis.
- Jenny Jusuf: Jenny<ref>{{Cite web}}</ref> pada awalnya bekerja sebagai seorang jurnalis yang meliput isu-isu lingkungan hidup. Di waktu senggangnya, Jenny banyak melakukan pekerjaan freelance terutama di bidang social media sebagai buzzer, terjemahan dan berbagai macam penulisan seperti skenario sinetron dan film. Sekitar lima tahun yang lalu, Jenny berhasil menabung cukup banyak untuk pindah ke daerah Ubud di Bali dan meninggalkan kemacetan Jakarta. Perpindahan ini ternyata membuat karir freelancingnya semakin cemerlang dan baru-baru ini Jenny mendapatkan penghargaan sebagai penulis skenario terbaik untuk film Filosofi Kopi.
- Awan Rimbawan: Awan memulai karirnya sebagai seorang freelancer karena menderita sakit<ref>{{Cite web}}</ref> yang menyebabkan dia tidak bisa bekerja di luar rumah. Setelah melakukan berbagai riset untuk mencari tahu bagaimana cara mendapatkan pekerjaan dan pendapatan lewat internet, Awan memulai karirnya dengan menawarkan jasa instalasi Wordpress dan tools lain yang berguna untuk web development. Karir Awan terus berkembang sehingga dia mampu memulai start up sendiri yang bernama 21Clouds.