Masjid Agung Baitunnur Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dj Ran (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dj Ran (bicara | kontrib)
Baris 32:
 
== Sejarah ==
Masjid Agung Baitunnur Pati dibangun pertama kali oleh Raden Adipati Aryo Condro Adinegoro (nama asli beliau adalah Raden Bagus Mita). Beliau memegang kekuasaan antara tahun 1829-1895 M. Pembangunan Masjid Baitunnur ini dimulai pada tahun 1261 H atau 1845 M. Tahun pembangunan ini ditunjukkan oleh prasasti berbentuk kaligrafi milik Masjid Agung Baitunnur Pati yang sekarang berada di Masjid Gambiran. BerikutKaligrafi tersebut berbunyi: “ibtidaa’u binaa’i hadza al-masjid fii sanah 1261 H / 1845 M”. (artinya: Awal Pembangunan Masjid ini adalah gambarpada prasastiTahun tersebut.1261 Hijriyah bertepatan dengan Tahun 1845 Masehi)
 
DariDahulu gambar tersebut tampak bahwa atapAtap Masjid berundak seperti Masjid Agung Demak dan masjid-masjid kuno di Jawa Tengah yang dibangun oleh para wali. Masjid tidak memiliki kubah, tetapi seperti cungkup berundak khas yang terdapat di rumah-rumah jawa kuno.
Tulisan Arab pada sebelah kanan prasasti Kaligrafi tersebut berbunyi: “ibtidaa’u binaa’i hadza al-masjid fii sanah 1261 H / 1845 M”. (artinya: Awal Pembangunan Masjid ini adalah pada Tahun 1261 Hijriyah bertepatan dengan Tahun 1845 Masehi)
 
Kemudian pada tahun 1289 H / 1969 M masjid Agung Baitunnur Pati direnovasi. Tahun renovasi ini bisa dilihat pula pada Tulisan Arab di sebelah kiri Prasasti Kaligrafi yang sama. Berikut ini adalah gambar tulisan Arab tersebut.
Gambar berikut ini adalah bangunan Masjid Agung Baitunnur Pati ketika awal berdirinya.
 
Dari gambar tersebut tampak bahwa atap Masjid berundak seperti Masjid Agung Demak dan masjid-masjid kuno di Jawa Tengah yang dibangun oleh para wali. Masjid tidak memiliki kubah, tetapi seperti cungkup berundak khas yang terdapat di rumah-rumah jawa kuno.
 
Kemudian pada tahun 1289 H / 1969 M masjid Agung Baitunnur Pati direnovasi. Tahun renovasi ini bisa dilihat pula pada Tulisan Arab di sebelah kiri Prasasti Kaligrafi yang sama. Berikut ini adalah gambar tulisan Arab tersebut.
 
Tulisan Arab pada prasasti tersebut berbunyi: “tajdiid wa tausii’u hadza al-masjid fii sanah 1389 H / 1969 M”. (artinya: renovasi dan perluasan Masjid ini adalah pada Tahun 1389 Hijriyah yang bertepatan dengan Tahun 1969 Masehi)
Baris 46 ⟶ 43:
Hal tersebut berarti bahwa selama 124 tahun sejak dibangun petama kali pada tahun 1261 H/1845 M masjid Agung pati mengalami renovasi dan perluasan pada tahun 1389 H/1969 M. Pada tahun tersebut yang menjadi Bupati Pati adalah A.K.B.P. Raden Soehargo Djojolukito (Menjadi Bupati Pati dari Tahun 1967-1973 M).
 
Dari gambar tersebut tampak bahwaBahwa desain bangunan berubah, dan atap masjid yang sebelumnya tanpa kubah kemudian memiliki kubah di atasnya. Atap berundak masjid masih dipertahankan. Menara depan masjid yang sebelum renovasi berdiri gagah sudah tidak tampak lagi.
Berikut ini adalah gambar bangunan Masjid Agung Baitunnur Pati setelah direnovasi dan diperluas pada tahun 1969 M.
 
Dari gambar tersebut tampak bahwa desain bangunan berubah, dan atap masjid yang sebelumnya tanpa kubah kemudian memiliki kubah di atasnya. Atap berundak masjid masih dipertahankan. Menara depan masjid yang sebelum renovasi berdiri gagah sudah tidak tampak lagi.
 
Pada tahun 1979 masjid Agung Baitunnur Pati direnovasi untuk kedua kalinya di akhir Jabatan Bupati Kol. Pol. Drs. Edy Rustam Santiko (menjabat Bupati dari Tahun 1973-1979 M). Pembangunan Selesai pada tahun 1980 M yang pada saat itu Bupati Pati dijabat Kol. Inf. Panoedjoe Hidayat. Desain masjid pada renovasi kedua ini dilakukan oleh Nu’man dari ITB Bandung. Desain Masjid Agung Baitunnur Pati berubah total dari desain sebelumnya.
 
Berikut ini adalah gambar masjidMasjid Agung Baitunnur Pati setelah direnovasi pada tahun 1979-1980 M.
 
DariDesain gambar tersebut tampak bahwa atap masjidMasjid Agung Pati yang sebelumnya berundak dan berkubah, setelah direnovasi pada 1979 M, atap Masjid tidak lagi berundak dan juga tidak lagi berkubah. Desain bangunan Masjid tersebut terkesan desain minimalis dan bertahan sampai sekarang ini.
 
Masjid Agung Baitunnur Pati juga memiliki mimbar unik dan kuno yang berumur sekitar 160 tahun. Mimbar ini adalah hadiyah atau pemberian Raden Adipati Aryo Condro Adinegoro 9 tahun setelah pembangunan Masjid. Di dalam mimbar tersebut terdapat prasasti bertuliskan huruf Arab Pegon. Berikut ini adalah gambar prasasti tersebut.
 
Bunyi teks pada Prasasti tersebut adalah: “yasa dalem kanjeng raden hadipati harya tjandra adhinegara ing mimbar masjid negari pati punika (wulan) jumadal awwal (tahun) dal (tahun) alfun wa mi´ataini wa sab’una (1270 H) utawi (wulan) januari tahun 1854 M”