Chen Fu Zhen Ren: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Okkisafire (bicara | kontrib)
Baris 94:
 
===Penelitian spiritualis===
Kedua peneliti dan spiritualis Indrana Tjahjono dan Mas Soepranoto mengeluarkan sebuah hipotesa bahwa Chen Fu Zhen Ren adalah seorang kaisar ke II [[Dinasti Ming]], yaitu Kaisar [[Zhu Yunwen]], yang dikudeta pamannya sendiri dan menghilang. Dugaan tersebut berasal dari adanya aksesoris mahkota kaisar yang disimpan di Klenteng [[Hoo Tong Bio|Hu Tang Miao]], Banyuwangi. Diperkirakan bahwa simbol mahkota tersebut pernah dipakai pada arca Chen Fu Zhen Ren sekitar tahun 1950 sampai 1960an. Selain itu, ukiran pada arca tertua Chen Fu Zhen Ren terdapat ukiran [[naga Cina|naga]]. Bagi Bangsa [[RRT]], ukiran atau sulaman naga tidak dapat dikenakan oleh sembarangan orang. Hanya kaisar atau panglima yang boleh memakainya. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut dapat dijatuhi hukuman mati karena dianggap melakukan makar terhadap kaisar. Sebagai [[Zhenren]] (''Manusia Sejati''), Chen Fu Zhen Ren diyakini tidak akan mengenakan sesuatu yang bukan haknya.<ref name="Tjahjono dan Soepranoto"tjah/>
 
Kaisar [[Zhu Yunwen]] bertahta selama tiga tahun sebelum dikudeta pada tahun 1403. Zhu Yunwen menghilang, diduga melarikan diri ke Samudera Selatan. [[Kaisar Yongle|Kaisar Yung Lo]] khawatir Zhu Yunwen akan merebut kembali tahtanya. Ia mengirim tiga panglima, yaitu Wan Lian Fu ke [[Kerajaan Champa|Campa]], Yan Qin ke Jawa, dan [[Cheng Ho]] dalam tujuh pelayarannya.<ref>Gan Kok Hwie dan Kwa Tong Hay. ''600 th Pelayaran Muhibah ZHENG H'' (262 th Tay Kak Sie). KAISAR YANG HILANG, Hal. 57. Sumber: Tjahjono dan Soepranoto, 2010.</ref>
 
Konon, dalam pelayaran Cheng Ho yang ke tujuh (1433), ia singgah di Blambangan dan bertemu dengan Kaisar [[Zhu Yunwen]]. Pada saat itu, [[Kaisar Yongle|Kaisar Yung Lo]] telah wafat. Kedua peneliti memberikan kemungkinan bahwa peristiwa ini melahirkan nama '''Blambangan'''. Warga Cina menyebut Kota Banyuwangi (Blambangan) sebagai ''Wai Nan Meng'' ([[Hokkien]]: ''Hway Lam Bang'') yang artinya ''Impian di Luar Batas Selatan'', merujuk kepada harapan Cheng Ho untuk bertemu kaisar telah tercapai di tempat tersebut.<ref name="Tjahjono dan Soepranoto"tjah/>
 
Peristiwa kudeta Kaisar Zhu Yunwen pada tahun 1403 dengan pembangunan Pura Taman Ayu pada tahun 1627 serta perkiraan pembangunan Istana di [[Blambangan]] pada tahun 1700an menimbulkan permasalahan tersendiri. Kelompok spiritualis percaya bahwa rentang tahun yang begitu jauh justru menunjukkan kebesaran dari Chen Fu Zhen Ren.