Jakarta Intercultural School: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dexbot (bicara | kontrib)
k Bot: Parsoid bug phab:T107675
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 223.255.230.44 dan Dexbot) dan mengembalikan revisi 8111371 oleh Bonaditya
Baris 28:
JIS memiliki 2.400 siswa berusia 3 sampai 18 tahun yang berasal dari 60 negara.<ref name="NTTimes1">{{cite web|url=http://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?res=9D04E5DA1539F931A15752C1A9649C8B63|title= THREATS AND RESPONSES: INDONESIA; With Expatriates' Schools Shut, Some Say They Will Flee Jakarta in Fear for Children|work=The New York Times|date=2002-11-22|first=Jane|last=Perlez|accessdate=2008-06-08}}</ref> Sekolah ini mengikuri model kurikulum Amerika Utara dari [[prasekolah]] sampai [[kelas 12]]. Sekolah ini diakreditasi oleh [[Western Association of Schools and Colleges]] dan [[Council of International Schools]].<ref name="USDeptofState" /> [[Departemen Luar Negeri Amerika Serikat]] melaporkan bahwa kurikulum Jakarta International School memiliki fokus internasional yang kuat<ref name="USDeptofState" /> dan menganggapnya sebagai salah satu sekolah terbaik di luar negeri untuk mempersiapkan siswa masuk universitas di Amerika Serikat.<ref>US Department of State, [http://jakarta.usembassy.gov/download/school_info%20.doc Education Information for Families with Children], January 2002</ref> JIS memiliki tiga kampus, dua untuk SD di Pattimura dan Pondok Indah dan satu kampus utama untuk SMP dan SMA di [[Cilandak, Jakarta Selatan]].
 
== Kegiatan kriminal ==
JIS merupakan salah satu
Pada April 2014, dilaporkan bahwa seorang siswa JIS berusia lima tahun telah berulangkali diperkosa oleh karyawan bagian kebersihan saat sedang pergi ke toilet.<ref>{{cite news|last=Bachelard|first=Michael|title=Jakarta International School child rape claim shocks expat community|url=http://www.smh.com.au/world/jakarta-international-school-child-rape-claim-shocks-expat-community-20140418-zqwf0.html|accessdate=18 April 2014|newspaper=smh.com.au|date=18 April 2014}}</ref><ref>{{cite news|last=Marhaenjati|first=Bayu|title=Jakarta International School Parents Urged by Police to Check on Their Children|url=http://www.thejakartaglobe.com/news/jakarta/jakarta-international-school-parents-urged-police-check-children/|accessdate=18 April 2014|newspaper=thejakartaglobe.com|date=16 April 2014|author2=Christy, Natasia}}</ref>
sekolah internasional tertua di Indonesia. Sekolah itu pertama kali didirikan oleh sekelompok ekspatriat yang beraktivitas di Jakarta pada 1951. Mereka umumnya bekerja sebagai perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Indonesia. Saat itu, Indonesia baru saja merdeka dan mulai menerima perwakilan negara lain.
 
Para pekerja PBB sepakat untuk mendirikan sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Sekolah itu mulai beroperasi dengan bahasa Inggris sebagai pengantar pendidikan sehari-hari. Awalnya, sekolah ini hanya memiliki lima siswa yang merupakan anak ekspatriat tersebut.
 
Sekolah itu diberi nama Joint Embassy School pada 1969 karena diisi oleh anak-anak dari ekspatriat yang berasal dari Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Yugoslavia. Pihak kedutaan negara-negara itu menjadi penyokong dana untuk aktivitas siswa di sekolah tersebut.
 
Setelah melalui hampir enam dekade sejak didirikan, kini sekolah itu menawarkan pendidikan untuk tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Kini sekolah yang terletak di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Guru yang mengajar di JIS berjumlah ratusan yang mewakili 20 kewarganeagaraan yang berbeda.
 
Mereka memiliki sebuah yayasan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sekolah tersebut. Yayasan itu terdiri atas sebelas orang yang berasal dari perwakilan kedutaan Inggris, Amerika Serikat, dan Australia. Perwakilan dari Yugoslavia tak masuk dalam yayasan karena negara itu sudah bubar dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara. Yayasan itu bertugas untuk menentukan arah pendidikan sekolah dan memiliki kepala sekolah.
 
Berikut iniruntutan sejarah berdirinya JIS:
'''<br>
<strong>1951    : </strong>'''Sejumlah pekerja PBB mendirikan Joint Embassy School
(JES)
<strong>1978    : </strong>JES berganti nama menjadi Jakarta International School (JIS), meliputi
SD dan SMP.
1<strong>992    :</strong>Taman Kanak-Kanak JIS diresmikan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan saat itu Hasan Walinono.
<strong>2010   : </strong>Terbit Peraturan Pemerintah Nomor 17 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Ketentuan ini mengharuskan sekolah
internasional bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang terakreditasi di
negara asalnya dan diakui di Indonesia.
<strong>2013    : </strong>Mahkamah Konstitusi membubarkan keberadaan rintisan sekolah berstandar
internasional.
<strong>2014    : </strong>Kasus kekerasan seksual memunculkan rencana evaluasi sekolah
internasional.
 
== Kasus JIS ==
Pada April 2014, seorang ibu murid TK JIS, TPW melaporkan ke Polda Metro Jaya, bahwa putranya yang berinisial MAK, berusia lima tahun telah berulangkali diperkosa oleh karyawan bagian kebersihan saat sedang pergi ke toilet.
 
Pihak kepolisian pun menyelidiki kasus ini. Kasus ini terus bergulir hingga ke pengadilan. Dari persidangan, terungkap bahwa kasus ini diduga sarat dengan rekayasa. Meski diawal penyidikan pihak berwajib menunjuk hidung para tersangka dengan tuduhan ‘<em>pelecehan seksual</em>’, namun belakangan fakta berbicara sebaliknya. 
 
'''Fakta Pertama'''
 
''Tuduhan:''
 
Marc (salah satu korban)
diduga telah disodomi sebelum dan sesudah hari ulang tahun salah satu temannya
di tanggal 15 Maret 2014. Kemudian, ceritanya berubah menjadi tuduhan sodomi
(sebanyak 13 kali) di toilet Anggrek Kampus PIE JIS pada jam sekolah dari bulan
Desember 2013 - Maret 2014.
 
''Faktanya:''
 
Banyak foto Marc yang
menunjukkan keceriaan di kurun waktu tuduhan tersebut. Di kurun waktu tersebut,
Marc masih tetap pergi ke sekolah, bermain dan belajar seperti biasa. Terdapat
kejanggalan bahwa seorang anak dapat dengan mudah kembali belajar dan bermain
setelah diduga mengalami kekerasan seksual berulang kali. Lokasi toilet Anggrek
menunjukkan keramaian di sekitar area tersebut dan dalam kurun waktu jam
sekolah, sehingga patut dipertanyakan bagaimana seseorang dapat melakukan
kekerasan seksual baik sekali maupun berulang-ulang kali dengan mengetahui
bahwa di luar toilet terdapat keramaian.
 
'''Fakta Kedua'''
 
''Tuduhan:''
 
Berdasarkan gugatan
perdata dan sidang pada 24 September 2014 tentang kesaksian Ibu Pipit dan
sidang pada 13 Oktober 2014 tentang kesaksian Kak Seto, bahwa Marc mengalami
trauma psikologis.
 
''Faktanya:''
 
Menurut kesaksian Kak
Seto di Pengadilan, berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis yang telah ia lakukan,
Kak Seto tidak dapat menyimpulkan penyebab trauma pada Marc. (sumber: sidang 13
Oktober-kesaksian Seto)
 
Selain itu Kak Seto
menambahkan, apabila kondisi traumatis Marc memang benar disebabkan oleh
perbuatan sodomi yang dilakukan di sekolah, maka Marc tidak akan kembali ke
sekolah. Sebagaimana diketahui dalam kasus ini, Marc kembali ke sekolah dan
menggunakan toilet tersebut berulang-ulang kali walaupun sebetulnya ia dapat
menggunakan toilet lain. Kemudian, Marc juga kembali ke toilet Anggrek pada
saat rekonstruksi oleh polisi. (sumber: sidang 13 Oktober-kesaksian Seto)
 
'''Fakta Ketiga'''
 
''Tuduhan:''
 
Marc tidak mau
menggunakan celana. (sumber: gugatan perdata/sidang 24 September-kesaksian
Pipit)
 
''Faktanya:''
 
Menurut kesaksian David
(salah satu pegawai JIS) di Pengadilan, ia melihat Marc menggunakan celana.  (sumber: sidang 1 Oktober-kesaksian David)
 
Kesaksian dan bukti foto
dapat menunjukkan bahwa Marc terlihat sering menggunakan celana pada saat
sedang bersekolah di kurun waktu tuduhan.
 
''' '''
 
'''Fakta Keempat'''
 
''Tuduhan:''
 
Alex (teman Marc dan
juga salah satu korban) menyaksikan dugaan kejadian sodomi terhadap Marc di
dalam salah satu bilik toilet Anggrek. (sumber: sidang 8 Oktober-kesaksian
Alex)
 
''Faktanya:''
 
Menurut kesaksian Alex
di Pengadilan, hal pertama yang terlihat ketika membuka pintu bilik toilet
adalah “tembok”. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Alex sebelumnya yang
mengatakan bahwa ketika ia sedang berada di dalam bilik toilet, ia melihat Marc
disodomi. (sumber: sidang 8 Oktober-kesaksian Alex)
 
Kesaksian Dewi Puji
Astuti (Team Leader ISS) di Pengadilan memperkuat fakta bahwa yang dapat
dilihat ketika membuka bilik toilet adalah tembok sehingga geografis toilet
tidak memungkinkan Alex melihat Marc disodomi. (sumber: sidang 13 Oktober-kesaksian
Dewi Puji Astuti)
 
'''Fakta kelima'''
 
''Tuduhan:''
 
Menurut Matriks
Peristiwa (sodomi terjadi pada tanggal-tanggal dan oleh pelaku yang disebut di
bawah ini):
 
a. 21 Januari 2014 : Virgiawan, Zainal, Agun,
 
b. 17 Maret 2014 : Zainal, Azwar, Syahrial
 
c. 20 Maret 2014 : Azwar, Zainal, Virgiawan,Syahrial
 
''Faktanya:''
 
Menurut Daftar Absensi Karawan ISS:
 
a) 21 Januari 2014 : Virgiawan and Agun tidak masuk kerja
 
b) 17 Maret 2014 : Zainal tidak masuk kerja dan Azwar ditugaskan di Cilandak
 
c) 20 Maret 2014 : Zainal tidak masuk kerja
 
Tuduhan terjadinya kekerasan seksual seharusnya di-cross-checked dengan jadwal-jadwal kerja di atas, tapi kenyataannya hal tersebut tidak dilakukan sehingga hal ini membuktikan bahwa tuduhan tidak sesuai dengan fakta dan bukti yang ada.
 
'''Fakta Keenam'''
 
T''uduhan:''
 
Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa MAK mendapat pelecehan seksual dan mengakibatkan menderita penyakit seksual menular. (sumber: Gugatan Perdata, laporan kesaksian TH)
 
'' Faktanya:''
 
a. SOS Medika: - Tidak ada penyakit seksual menular. Dikonfirmasi oleh Dr. Narain, dokter yang memeriksa MAK di SOS. (sumber: sidang 29
September-kesaksian Dr. Narain)
 
b. Visum RSCM: - "... tidak
ditemukan luka-luka pada lubang pelepas."
 
c) RS Pondok Indah: - Dokter yang tertulis di laporan RSPI, Dr. Lutfi, tidak mau memberikan keterangan.
 
'''Fakta Ketujuh'''
 
''Tuduhan:''
 
Menurut MAK, salah satu pelaku, Afrischa, melakukan kekerasan seksual terhadap MAK dengan memasukkan penisnya ke dalam anus Marc. (sumber: sidang 8 Oktober-kesaksian Marc)
 
''Faktanya:''
 
Afrischa merupakan seorang wanita.
 
'''Fakta Kedelapan'''
 
''Tuduhan:''
 
Pengakuan Para Tersangka Petugas Kebersihan.
 
''Faktanya:''
 
Menurut kesaksian David di Pengadilan, ia menyaksikan para tersangka dipukuli oleh polisi. (sumber:
sidang 1 Oktober-kesaksian David)
 
Menurut kesaksian Agus Widodo (ISS) di Pengadilan, ia melihat muka para tersangka memar dan penuh luka pada saat ia sedang menemui para tersangka di kantor polisi. (sumber: sidang 13
Oktober-kesaksian Agus Widodo)
 
Salah satu tersangka, Azwar, tewas di toilet Markas Polda Metro Jaya ketika menjalani proses investigasi. Tidak pernah dilakukan otopsi terhadap jenazah Azwar.
 
Seluruh pengakuan dalam BAP telah ditarik kembali oleh para Terdakwa karena ditandatangani dalam keadaan ditekan, diintimidasi.
 
==Alumni ternama==