Ratu Sakti Pancering Jagat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
}}
 
'''Ratu Sakti Pencering Jagat''' atau '''Datonta'''merupakan dewa tertinggi yang dipuja di [[Pura Pancering Jagat Terunyan]]. Ia merupakan salah satu ''Batara Kawitan'' (dewa yang asalnya merupakan leluhur yang telah lama wafat), yaitu raja pertama yang memimpin di Trunyan. Meskipun memiliki istri sebanyak ''pe satus'' (4100), permaisurinya adalah [[Ratu Ayu Pingit Dalam dasar]].<ref name=james>{{cite book|url=|authors=James Danandjaja|title=Kebudayaan petani desa Trunyan di Bali|first=|last=|year=1989|location=|issn=|isbn=979-456-034-0|publisher=Penerbit Universitas Indonesia|date=|accessdate=}}</ref> [[Odalan|Piodalan]] (ulang tahun) '''Datonta''' dirayakan setiap ''Purnamaning Sasih Kapat'' ("purnama bulan keempat") yang jatuh sekitar bulan Oktober.<ref>{{cite news|url=http://investasi.banglikab.go.id/index.php/cultural-diversity?start=1|authors=anonim|title=Desa Trunyan|first=|last=|year=|location=|issn=|isbn=|publisher=Pemerintah Kabupaten Bangli|date=|accessdate=31 Oktober 2015}}</ref>
 
==Nama dan gelar==
Baris 30:
Kedua pangeran meneruskan perjalan menyusuri sisi timur Danau Batur hingga sampai di ''belongan'' lain. Di sana mereka bersua dengan dua orang wanita yang sedang saling mencari [[kutu rambut]]. Pangeran kedua yang gembira bertemu manusia lain buru-buru menyapa keduanya. Pangeran sulung melihat sikap adiknya tidak sopan karena langsung menyapa tanpa didahului menyela kegiatan keduanya sehingga menyuruhnya tinggal. Karena pangeran kedua tidak bersedia, pangeran sulung menendangnya hingga jatuh tertelungkup. Pangeran kedua akhirnya menjadi kepala desa di tempat tersebut yang selanjutnya diberi nama Desa [[Abang Dukuh, Kintamani, Bangli|Abang Dukuh]]. Pada mulanya, desa tersebut diberi nama ''Air Hawang'' yang selanjutnya berubah menjadi ''Abang'', sedangkan kata ''dukuh'' memiliki arti "menelungkup". Di desa tersebut terdapat patung pangeran kedua dalam kondisi menelungkup dengan gelar [[Ratu Sakti Dukuh]], tetapi kini telah tertimbun lahar dingin akibat letusan [[Gunung Agung]] di tahun [[1963]].<ref name=james/>
 
Pangeran pertama meneruskan perjalanan menyusuri sisi timur Danau Batur hingga menemukan ''belongan'' ketiga dan bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik di bawah ''Taru Menyan'' ([[bahasa Bali|Bali]]=''taru'' berarti "pohon"). Saat gadis tersebut hendak melarikan diri, pangeran pertama menangkap kemudian memperkosanyamenyetubuhinya. Setelah kejadian tersebut, pangeran pertama menghadap kakak dari si gadis untuk melamarnya. Kakak si gadis bersedia menerima lamaran asalkan pangeran sulung mau menjadi ''pancer jagat'' ("pasak dunia") di tempat tersebut, yaitu Desa [[Terunyan, Kintamani, Bangli|Trunyan]] yang selanjutnya menjadi kerajaan kecil. Pangeran sulung menerimanya dan memperoleh gelar ''Ratu Sakti Pancering Jagat''. Gadis tersebut menjadi permaisurinya dengan gelar [[Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar]], sementara kakak si gadis bergelar [[Ratu Sakti Meduwe Ujung Sari]].<ref name=james/>
 
Ratu Sakti Pancering Jagat kemudian memerintahkan agar jenasah orang-orang yang meninggal untuk diletakkan di bawah ''taru menyan'' agar menyerap bau wangi yang dikeluarkan pepohonan tersebut. Hal itu dilakukan supaya bau wangi yang dikeluarkan jangan sampai tercium hingga jauh dan menarik kerajaan lain untuk menyerang.<ref name=james/><ref name=BPCBB/>