Poernomo Kasidi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JayaGood (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
JayaGood (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
 
== Karier militer ==
Poernomo Kasidi adalah seorang dokter umum Angkatan Darat Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Sebagai dokter umum AD, ia harus berpindah-pindah tempat tinggal. Tugas pertamanya adalah di Malang, kemudian pindah ke Bangka, Kediri, kembali ke Malang, lalu berpindah ke Denpasar. Selain itu Poernomo Kasidi pernah bertugas saat [[Konfrontasi Indonesia-Malaysia|peristiwa Dwikora]]. Poernomo juga sempat ditugaskan oleh Angkatan Darat untuk mendampingimerawat kesehatan Presiden [[Soekarno]] di [[Istana Bogor]]. Setelahnya, ia kemudian berpindah-pindah tugas ke Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Timor Timur. Ketika bertugas di [[Timor Timur]], Poernomo Kasidi sempat menolong menantu Presiden [[Soeharto]], [[Prabowo Subianto]], yang juga seorang perwira tinggi Angkatan Darat, saat mengalami luka serius setelah diserang pasukan [[Fretilin]] dalam peristiwa [[operasi Seroja]] di Timor Timur. Sejak saat itu, ia menjalin hubungan pertemanan yang cukup dekat dengan Prabowo Subianto dan Prabowo bahkan dikabarkan sering mengunjunginya secara diam-diam di kediamannya.
 
== Kiprah politik ==
Baris 46:
Poernomo Kasidi menjabat sebagai wali kota Surabaya selama dua periode, yaitu tahun [[1984]]-[[1989]] dan [[1989]]-[[1994]]. Poernomo Kasidi menjadi wali kota yang sangat merakyat dan dicintai rakyatnya. Ia juga dikenal sebagai wali kota yang gemar ''blusukan'' untuk melihat kondisi langsung di lapangan. Bahkan tak jarang ia lebih memilih menggunakan sepeda untuk melihat kondisi langsung rakyatnya.
 
Ketika menjabat sebagai wali kota, Poernomo dikenal sangat peduli dengan masalah sampah dan kebersihan kota. Ia sering mendatangi setiap [[kampung]] yang ada di Surabaya untuk memeriksa [[selokan]] (''got''), sehingga kemudian Poernomo juga dijuluki sebagai ''Wali Kota Got''. Selain itu, Poernomo Kasidi juga dikenal sebagai wali kota yang memprioritaskan pembangunan kota berbasis penghijauan.
 
SelainUntuk itumewujudkan tata kota yang bersih dan manusiawi, Poernomo berusahamemulai untukprogram menatapenataan kampung-kampung yang ada di Surabaya agar menjadi lebih indah, bersih dan hijau. Pada masa pemerintahannya banyak kampung yang jalannya diberi paving dan di sisi kiri dan kanan jalan dibangun saluran air yang ditutup dengan semen. Di atas saluran diletakkan pot yang berisi berbagai tanaman untuk penghijauan kampung. Selain itu, ia menata sistem sanitasi dan drainase kota untuk mengendalikan banjir yang terjadi di Surabaya. Poernomo Kasidi juga menciptakan ''pasukan kuning'' yaitu para pekerja kebersihan di Surabaya dengan seragam kuning yang bertujuan untuk merawat kebersihan kota setiap harinya.
 
Karena kepeduliannya terhadap masalah kebersihan kota, Surabaya berhasil meraih beberapa kali penghargaan adipura dan adipura kencana secara berturut-turut antara kurun 1984 hingga 1994.