Kampanye Jawa 1806–1807: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q12689907
Dhevan Safa (bicara | kontrib)
Terjemahan dari Wikipedia Bahasa Inggris secara keseluruhan, meski beberapa frasa belum bisa mengartikan (sebab belum adanya artikel berbahasa Indonesia).
Baris 13:
}}{{Kotak Kampanye Kampanye Jawa 1806-1807}}
{{Kotak Kampanye Peperangan Napoleon}}
'''Kampanye Jawa 1806–1807''' adalah sebuah kampanye kecil pada [[Peperangan era Napoleon]] oleh pasukan [[Angkatan Laut Inggris]] melawan skuadronpasukan angkatan laut [[Kerajaan Belanda]], sebuah negara klien dari [[Kekaisaran Perancis Pertama|Kekaisaran Perancis]], yang berbasis di pulau [[Jawa]], [[Hindia Belanda]]. Bertujuan menghilangkan segala macam ancaman terhadap konvoi dagang Inggris yang berlayar melalui [[Selat Malaka]], Laksamana Muda [[Edward Pellew|Sir Edward Pellew]] yakin bahwa pada awal 1806 bahwa angkatan laut Belanda yang berbasis di Jawa, yang meliputi beberapa ''[[ship of the line]]'' dan tiga [[fregat]], harus dikalahkan demi meyakinkan kekuasaan Inggris pada daerah tersebut. Kurangnya angkatan bersenjata demi membuat dampak penyerangan ke koloni Belanda, Pellew malah bertujuan untuk mengisolasi dan [[blokade|memblokade]] pasukan Belanda yang berbasis di [[Batavia]] dalam persiapan penyerbuan secara khusus yang menyasar ke kapal Belanda dengan angkatan bersenjata utamanya.
 
Walaupun rencananya tertunda oleh kurangnya sumberdaya dan [[Vellore Mutiny]] di [[Kepresidenan dan provinsi di India Britania|India]], Pellew mengirimkan fregat {{HMS|Greyhound|1783|6}} ke [[Laut Jawa]] pada Juli 1806. ''Greyhound'' mengintersepsi dan mengalahkan konvoi Belanda keluar pantai [[Sulawesi]] pada 25 Juli dan 3 bulan kemudian fregat {{HMS|Caroline|1795|6}} berhasil menangkap fregat Belanda {{Ship|Fregat Belanda|Maria Riggersbergen||2}} pada pintu masuk pelabuhan Batavia. Setelah kesuksesan ini, Pellew berhasil membawa pasukan utamanya memegang kendali atas pulau tersebut dan pada November 1806 ia meluncurkan serangan besar di Batavia, menghancurkan fregat yang tersisa dan sejumlah kapal perang kecil dari angkatan Belanda. ''Ship of the line'' Belanda melarikan diri lebih awal dari serangan Pellew ke pelabuhan [[Gresik]] dekat [[Surabaya]], dan walaupun mereka tua dan dalam keadaan perbaikan yang masih buruk Pellew terpaksa memimpin operasi keduanya ke Jawa pada Oktober 1807, memegang kendali pelabuhan dan mengalahkan sisa angkatan laut Belanda di timur.
 
Kemenangan tersebut memberikan kekuasaan Inggris atas para pesaing Eropa di Samudera Pasifik timur dan Samudera Hindia barat, membolehkan jalan perdagangan bebas bagi Inggris melalui daerah tersebut dan Inggris juga bisa fokus pada satu sisa ancaman bagi konvoi dagang mereka di Samudera Hindia: kepulauan Perancis [[Île Bonaparte]] dan [[Isle de France (Mauritius)|Isle de France]] (saat ini [[Mauritius]]).
 
==Latar belakang==
Pada awal 1806, kendali atas Samudera Hindia saat [[Peperangan era Napoleon]] pecah. [[Kerajaan Perancis Pertama|Kekaisaran Perancis]] dan negara kliennya [[Kerajaan Belanda]] memegang benteng laut yang hebat di daerahnya, mulai dari kapal perang mereka yang bisa beroperasi terhadap kepentingan Inggris. Kepulauan perancis [[Île Bonaparte]] dan [[Isle de France (Mauritius)|Isle de France]] berkuasa atas Samudera Hindia timur, lokasi mereka membolehkan para penyerang berlayar dalam jalur dagang Inggris dan menyerang konvoi yang terisolasi, sementara koloni Belanda di [[Tanjung Harapan]] dan [[Vereenigde Oost-indische Compagnie]] (VOC) mengendalikan titik masuk ke samudera dari timur dan barat dengan angkatan laut mereka sendiri.<ref name="RLA183">Adkins, p. 183</ref><ref name="RG93">Gardiner, p. 93</ref> Inggris, yang bermarkas di India memberi mereka kendali atas Samudera Hindia Utara, bisa mendapat suplai dan bala bantuan dari Eropa lebih mudah dari lawan-lawan mereka, Angkatan Laut Kerajaan Inggris sudah dominan di perairan Eropa, akan tetapi angkatan bersenjata Inggris di daerahnya sendiri masih kurang demi membuat dampak besar pada daerah kekuasaan Perancis dan Belanda.<ref name="RG59">Gardiner, p. 59</ref> Kendali atas Samudera Hindia penting bagi usaha perang Inggris, karena ekonomi Inggris sangat bergantung pada perdagangan atas saham [[Perusahaan Hindia Timur Britania]] dan dengan pelabuhan lain di timur, terutama di Cina.<ref name="RLA342">Adkins, p. 342</ref>
 
Pada tahun 1803 saat pecahnya Perang Era Napoleon, [[Ekspedisi Linois ke Samudera Hindia|angkatan laut Perancis]] di bawah kuasa Laksamana Muda [[Charles-Alexandre Durand Linois|Charles Linois]] telah beroperasi di Samudera Hindia terhadap perdagangan Inggris, yang pada awalnya berbasis di Isle de France.<ref name= "WJ3:212">James, Vol. 3, p. 212</ref> Sasaran utama Linois antara lain Armada Cina, konvoi tahunan kapal dagang [[East Indiamen]] dan beberapa "country ship" yang berlayar dari [[Guangzhou|Kanton]] pada awal tahun dan melalui Samudera Hindia ke Tanjung Harapan, lalu menuju utara ke Eropa. Pada 1804, konvoi ini bernilai £8 juta dan melibatkan 29 kapal yang—karena berita mendadak atas pecahnya perang—secara sepenuhnya lalai perlindungan dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris saat langkah awal perjalanannya mengarungi [[Laut Cina Selatan]].<ref name="RW194">Woodman, p. 194</ref> Meski Linois pada saat itu tidak sadar kelemahan pertahanan konvoinya, ia tahu betapa penting dan berharganya dan tekadnya demi menghentikannya, dengan memakai [[Batavia]] di pulau [[Jawa]] sebagai markas utamanya. Secara hebat, Linois gagal mengalahkan konvoi, mundur setelah perang kecil pembuka ketika [[Peperangan Pulo Aura]] terjadi, namun betapa pentingnya Batavia sebagai basis melawan perkapalan Inggris sudah pasti.<ref name="WLC338">Clowes, p. 338</ref>
 
Komandan Inggris di Samudera Hindia, Laksamana Muda [[Peter Rainier]], disibukkan dengan melindungi para pedagang yang berlayar keluar India sepanjang 1804 dan 1805 demi bisa berangkat (secara beresiko) ke [[Laut Jawa]]. Penerusnya, Laksamana Muda [[Edward Pellew|Sir Edward Pellew]] teralihkan perhatiannya oleh operasi berkelanjutan angkatan laut Linois dan menyerang dengan fregat yang berbasis di Isle de France demi mengambil tindakan apa saja terhadap Belanda sebelum muson pada akhir 1805, yaitu ketika ancaman disebabkan oleh [[Siklon tropis|angin topan]] mencegah operasi kelautan besar apapun. Namun pada awal 1806, keberangkatan Linois ke Samudera Atlantik mengizinkan Pellew beserta pasukannya di [[Chennai|Madras]] demi penetapan operasi penyerangan atas pelabuhan lawan.<ref name="RG81"/> Selain ancaman dari pasukan Perancis, Belanda menetapkan angkatan bersenjata mereka sendiri di Jawa, di bawah Laksamana Muda Hartsinck di Batavia. Pasukan ini—yang terdiri dari empat ''ship of the line'', tiga fregat dan sejumlah kapal perang yang lebih kecil—awalnya ditugaskan dengan operasi anti bajak laut, namun keberadaan mereka yang begitu dekat dengan Selat Malaka adalah sumber kecemasan komando Inggris di India.<ref name="RG81"/>
 
==Pengawasan Fregat==
{{details|Aksi 26 Juli 1806|Aksi 18 Oktober 1806}}
 
Usaha Pellew meluncurkan pasukan besar pada 1806—pada awalnya direncanakan demi melawan Isle de France bekerjasama dengan Laksamana Muda [[Thomas Troubridge|Sir Thomas Troubridge]] sebelum sasarannya berubah jadi Jawa—tertunda oleh penyelewengan [[Angkatan Laut Kerajaan]] untuk menjatuhkan [[Vellore Mutiny]].<ref name="RG81">Gardiner, p. 81</ref> Juga, Pellew mengirimkan beberapa fregat ke [[Laut Jawa]] demi mengawasi daerah tersebut, menyerang perkapalan Belanda dan melaporkan keadaan skuadron Belanda yang menetap di Batavia. Kapal-kapal pertama yang berangkat antara lain fregat 32 meriam {{HMS|Greyhound|1783|6}} di bawah kendali Kapten Edward Elphinstone dan "''[[brig]]''" dengan 18 meriam di bawah Komandan [[Sir Edward Troubridge, Baronet ke-2|Edward Troubridge]], anak dari Laksamana Troubridge.<ref name="LG3">{{LondonGazette|issue=16016|startpage=422|date=4 April 1807|accessdate=19 September 2009}}</ref> Elphinstone awalnya berlayar melalui [[Kepulauan Maluku]] pada bulan Juni dan Juli dengan beberapa keberhasilan, dan pada 25 Juli ia menjumpai empat kapal Belanda berlayar melalui [[Selat Selayar]]. Waspada akan angkatan laut yang lebih besar, Elphinstone mengamati kapal-kapal Belanda di malam hari dan di pagi hari tanggal 26 Juli ia mengidentifikasi kapal-kapal tersebut: 1 fregat, 1 korvet, 2 kapal dagang, termasuk satu ''[[East Indiaman]]'' besar. Dengan respons kepada kapal-kapal Inggris, komandan Belanda N. L. Aalbers membentuk konvoinya menjadi [[Formasi perang (laut)|formasi perang]], berharap bisa mencegah Elphinstone dari mengambil keuntungan.<ref name= "WJ251">James, Vol. 4, p. 251</ref> Inggris tidak mundur dan ''Greyhound'' menyerang fregat Belanda [[HMS Celebes (1806)|''Pallas'']] secara langsung ketika ''Harrier'' melewati antara fregat dan kapal dagang di barisan berikutnya, [[tembakan sapuan|menyapu]] mereka bersama. Dalam 40 menit, ''Pallas'' menyerah dan ''Harrier'' lalu berhasil mengejar dan menangkap kedua kapal dagang tersebut ketika korvet Belanda kabur ke pantai [[Sulawesi]], menghindari pengejaran.<ref name= "WLC386">Clowes, p. 386.</ref>
 
Di belakang kesuksesan Elphinstone, fregat kedua masuk lautan Belanda, {{HMS|Caroline|1795|6}} di bawah Kapten Peter Rainier (keponakan Laksamana Rainier) berlayar di atas Laut Jawa sepanjang Oktober. Di sana Rainer menemukan kapal "''[[ship of the line]]''" Belanda telah berlayar ke timur dari Batavia,<ref name="LG2">{{LondonGazette|issue=16139|startpage=568|date=23 April 1808|accessdate=22 September 2009}}</ref> kecuali {{Ship|Kapal Belanda|Shrikverwekker||2}}, yang telah karam di [[Kepulauan Seribu]] pada 18 Mei dengan matinya dua awak.<ref name="G213">Grocott, p. 213</ref> Ia juga paham bahwa fregat Belanda {{Ship|Fregat Belanda|Phoenix||2}} sedang menjalani perbaikan pada pelabuhan terbuka di Pulau Onrust dekat pelabuhan Belanda. Berlayar dengan maksud menginvestigasi, ''Caroline'' tiba dari pelabuhan pada 18 Oktober, namun menemui dua ''brig'' Belanda yang membunyikan alarm, membiarkan ''Phoenix'' masuk ke pelabuhan utama.<ref name="WLC392"/> Tak gentar, Rainier, berlayar ke [[pangkalan laut]] Batavia dan ia menemukan sejumlah kapal perang kecil dan fregat {{Ship|Fregat Belanda|Maria Riggersbergen||2}} di sana. Kapal-kapal yang lebih kecil saling menepi daripada melawan kapal Inggris yang lebih besar, namun Kapten Claas Jager di ''Maria Riggersbergen'' menyerang ''Caroline''. Dalam suatu pertarungan sepanjang 30 menit, kapal Belanda telah terkalahkan dan tertangkap, Rainier mengirim para narapidana ke tepi pantai dan melepas fregat tersebut, yang di kemudian hari dinamai HMS ''Java''.<ref name="WJ267">James, Vol. 4, p. 267</ref>
 
==Penyerbuan Batavia==
{{details|Penyerbuan Batavia (1806)}}
 
Terdorong oleh keberhasilan fregatnya di Laut Jawa, Pellew mengerahkan angkatan bersenjata yang hebat pada awal musim gugur 1806, termasuk empat ''ship of the line'', dua fregat dan satu ''frig'' yang dengan mereka ia menghabisi angkatan laut Belanda sisanya.<ref name="LG1">{{LondonGazette|issue=16044|startpage=893|date=4 July 1807|accessdate=27 September 2009}}</ref> Sampai di [[Selat Sunda]] pada 23 November, Pellew melewati pelabuhan [[Bantam]] dan pada 27 November sampai di Batavia, membagi armadanya jadi kapal-kapal yang lebih kecil berlayar merapat ke pantai dan ''ship of the line'' miliknya tetap di laut dalam di luar kanal menuju ke pelabuhan. Satu korvet tertangkap, dan pasukan Belanda sisanya ia serang secara tiba-tiba, sehingga Belanda salah menyangka armada Pellew itu pasukan Perancis.<ref name="WLC392">Clowes, p. 392</ref> Pada waktu itu kesalahan mereka terlihat, pelabuhan telah terblokir dan karenanya Kapten Vander Sande mengarahkan ''Phoenix'' ke pantai, diikuti oleh enam kapal perang lain dan 22 kapal dagang.<ref name="WJ268">James, Vol. 4, p. 268</ref>
 
Bertekad mengalahkan kapal-kapal Belanda, Laksamana Pellew memerintahkan kapal-kapal pasukannya merapat ke fregat {{HMS|Terpsichore|1785|6}} dikomando oleh anaknya, Kapten [[Fleetwood Pellew]]. Sekelompok pelaut dan [[Marinir Kerajaan]] lalu berangkat menuju kapal-kapal Belanda yang terdampar, di bawah perlindungan jarak jauh fregat dan menjadi diserang ''battery'' Belanda dari garis pantai.<ref name="LG1"/> Naik ke ''Phoenix'', telah diketahui bahwa Vander Sande telah mempercepat laju kapalnya, menjadikan ''Phoenix'' tak berguna. Menguasai senjata api kapal karam tersebut, Kapten Pellew mulai menembak pada kapal yang masih merapat di dermaga, begitu juga kapal-kapalnya datang dan para pelautnya saling menaiki mereka satu sama lain, secara keseluruhan, dalam operasi tersebut satu orang meninggal dan empat orang terluka.<ref name= "WLC393">Clowes, p. 393</ref> Setelah merampas kapal-kapal, kapal yang tidak bisa diperbaiki ia bakar, Kapten Pellew menunggu sampai kapal-kapal Belanda sisanya hancur sebelum membakar habis kapal ''Phoenix'' yang sedang karam tersebut, lalu ia akan kembali ke kapalnya. Totalnya, satu fregat, tujuh kapal perang yang lebih kecil dan 20 kapal dagang hancur, sedang satu kapal perang kecil dan dua kapal dagang tertangkap.<ref name="LG2">{{LondonGazette|issue=16044|startpage=894|date=4 July 1807|accessdate=27 September 2009}}</ref> Dengan selesainya tujuannya, Laksamana Pellew memerintahkan kapal-kapalnya menyebar dan kembali ke dermaga bersahabat untuk musim dingin.<ref name="RG82">Gardiner, p. 82</ref>
 
==Griessie==
{{details|Penyerbuan Griessie}}
 
Ketika musim angin ribut musim dingin berakhir pada musim semi 1807, Laksamana Pellew membentuk skuadronnya di berbagai operasi mulai dari [[Laut Merah]] sampai Laut China Selatan.<ref name="RG82"/> Tanpa angkatan bersenjata yang dibutuhkan untuk operasi lebih lanjut menghadapi sisa pasukan Belanda, Pellew terpaksa membatasi operasinya di Pulau Jawa untuk pengawasan fregat, mengirim HMS ''Caroline'' dan [[Fregat Perancis Psyché (1804)|''Psyche'']] (di bawah Fleetwood Pellew) demi meyakinkan tempat pasti ''ship of the line'' Belanda.<ref name="RH81">Henderson, p. 81</ref> Pada 29 Agustus, fregat-fregat tersebut sampai di Panka pada titik paling timur Jawa dan besoknya ia tangkap satu kapal dagang dari Batavia yang ternyata ''ship of the line'' Belanda merapat di [[Gresik|Griessie]] dekat [[Surabaya]] dan telah memburuk diluar perbaikan. Dengan selesainya misi, fregat-fregat itu terpisah demi menyerbu pengiriman barang Belanda, ''Psyche'' berlayar ke barat sepanjang pantai sampai Pellew sampai di pelabuhan [[Semarang]].<ref name="WJ357">James, Vol. 4, p. 357</ref>
Ketika musim angin ribut musim dingin berakhir pada musim semi 1807, Laksamana Pellew membentuk skuadronnya di berbagai operasi dari [[Laut Merah]] sampai Laut China Selatan.<ref name="RG82"/>
 
Mengamati kedua kapal sedang merapat di jalanan Semarang, Pellew mengirimkan perahu kapalnya pada 31 Agustus pagi di bawah komando Letnan kersteman. Selain tembakan keras dari pemukul di pantai, Kersteman berhasil menarik kapalnya tanpa ada korban satupun, menangkap ''[[schooner]]'' dengan 8 meriam dan satu ''brig'' dagang.<ref name="LG3"/> ketika kapal-kapal tersebut menghadapi penyerangan di Semarang, Pellew melihat tiga kapal berlayar keluar dari mulut dermaga dan menembak ke hadiahnya dan merebut kembali kapalnya secara tergesa, berujung jadi kejar-kejaran. Pada 15:30, dengan penguasaan ''Psyche'' yang gencar terhadap kapal-kapal Belanda, kapten-kapten mereka secara sengaja mengarahkan kapal tersebut ke pantai kira-kira dari Semarang {{convert|9|nmi|mi km|lk=on|abbr=on}} ke barat. ''Psyche'' mendekat ke kapal-kapal yang sedang merapat dan saling menembak pada jarak jauh, air pantai dangkal mencegah penyerangan jarak dekat. Pada 16:30, begitu Pellew mengangkat kapalnya keluar untuk persiapan aksi pemuatan, satu kapal menyerah. Dalam hitungan menit, yang lainnya mengikuti, menembakkan tembakan samping dan [[menabrak bendera|menurunkan benderanya]].<ref name="WLC239">Clowes, p. 239</ref> Kapal-kapal yang menyerah ditumpangi dan diapungkan, identitas mereka ditentukan sebagai [[korvet]] 24 meriam {{Ship|Korvet Belanda|Scipio||2}}, kapal dagang bersenjata ''Resolutie'' dan kapal milik ''VOC'' bernama ''Ceres''. Korban dari Belanda tak diketahui namun komandan konvoi—Kapten Carriage—terbunuh dalam penyerangan singkat tersebut, sedang ''Psyche'' bisa bertahan tanpa seorangpun mati maupun terluka. Seluruh narapidana didaratkan ke Semarang di bawah pembebasan bersyarat, sebanyak bawahannya Pellew jauh dari kapal berhadiah dan orang tak bisa menghindar melihat para tahanan Belanda.<ref name="LG3">{{LondonGazette|issue=16137|startpage=537|date=16 April 1808|accessdate=28 September 2009}}</ref>
 
Di musim panas 1807, tanggungjawab atas markas Samudera Hindia Perancis lewat Pellew di Madras sampai Laksamana Muda [[Sir Albemarle Bertie, Baronet Pertama|Albemarle Bertie]] di [[Tanjung Harapan]]. Hal ini membolehkan Pellew fokus ke VOC dan memindahkan markas ke [[Kota Melaka]] di [[Semenanjung Malaka]].<ref name="RG82"/> Setelah menerima laporan pengawasan fregatnya, Pellew berlayar dari Malaka dengan pasukan kapal pada 20 November, bermaksud menghancurkan sisa kapal Belanda di Jawa. Sampai di [[Selat Madura]] pada 5 Desember, Pellew mengirimkan sekelompok awak perahu kecil ke Gresik dengan permintaan bahwa pihak otoritas Belanda menyerahkan kapal. Namun, Kapten Cowell—komandan angkatan laut Belanda (yang lahir di Amerika)—menolak permintaan tersebut dan menangkap awak kapal, tahu akan aksi Pellew dan menyiapkan pertahanannya. Besoknya, Pellew melayarkan pasukannya ke Selat tersebut, saling menembak dengan meriam pantai di Sambelangan di [[Pulau Madura]].<ref name="WLC240">Clowes, p. 240</ref>
 
Begitu pasukan Pellew mendekati Gresik, sebuah pesan datang dari pemerintahan sipil Belanda di Surabaya, memutarbalik perintah Cowell dan menawarkan penyerahan secara utuh. Pellew menerima pesan tersebut dan pada 7 Desember kapal-kapalnya masuk Gresik. Namun pada saat bertukar pesan, Cowell mendapati perintah bahwa semua kapal di pelabuhan Gresik harus dihancurkan demi mencegah dari kendali Inggris.<ref name="WJ358">James, Vol. 4, p. 358</ref> Kapal-kapal tersebut ditenggelamkan di perairan dangkal, hanya menyisakan badan kapal karam untuk Inggris ambil. Pellew memerintahkan kapal karam itu semua dibakar, dan kelompok dari Inggris yang mendarat menginvestigasi kota, membakar dan menghancurkan semua suplai militer dan meriam yang mereka temukan. Kelompok lainnya mendarat di Sambelangan dan menghancurkan meriam pantai di sana. Pellew kembali pada 11 Desember, cita-citanya menghancurkan keberadaan angkatan laut Belanda di Hindia Timur selesai.<ref name="RG83">Gardiner, p. 83</ref>
 
==Pasca kejadian==
Keberhasilan kampanye menghadapi pasukan belanda di Hindia Timur membolehkan angkatan bersenjata Inggris di Samudera Hindia fokus secara khusus pada pulau milik Perancis Île Bonaparte dan Isle de France, yang terbukti sangat sulit dikalahkan sepanjang [[Kampanye Mauritius 1809-1811]].<ref name="RG95">Gardiner, p. 95</ref> Kebebasan pergerakan angkatan bersenjata Inggris di Hindia Timur terbukti sangat berharga namun: pada 27 Januari 1807, Peter Rainier dengan ''Caroline'' telah menangkap kapal Spanyol ''San Raphael'' yang membawa lebih dari setengah juta [[dolar Spanyol]] dan kargo yang berharga eksepsional,<ref name="LG4">{{LondonGazette|issue=16106|startpage=38|date=5 January 1808|accessdate=29 September 2009}}</ref> dan kemampuan penyerbuan dagang Inggris bertindak melawan kapal-kapal perdagangan Perancis, Spanyol dan Belanda di daerah tersebut telah jelas. Ketika penerus Pellew, Laksamana Muda [[William O'Bryen Drury]] mencoba mengalahkan kepulauan VOC dalam rentetan serangan berskala besar sepanjang 1810 dan 1811, pergerakan angkatan laut Inggris pada saat itu tak tertandingi sama sekali, membolehkan mereka mengakhiri perang secara gencar dan berhasil di Samudera Pasifik.<ref name="RG110">Gardiner, p. 110</ref>
 
==Referensi==
{{reflist|colwidth=30em}}
 
==Daftar pustaka==
*{{cite book | last = Adkins | first = Roy & Lesley | year = 2006 | chapter = | title = The War for All the Oceans | publisher=Abacus | isbn = 0-349-11916-3 }}