Hebo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[File:Classic of Mountains and Seas, 1597, plate LXI.jpg|thumb|300px|Lukisan Hebo pada ''[[Shan Hai Jing]]'' edisi tahun 1597]]
'''Hebo''' ({{zh|c=河伯|l=Dewa Sungai Kuning}}) adalah makluk suci yang dipuja sebagai dewa penguasa [[Sungai Kuning]]. Ia memegang peranan penting dalam sejarah peribadatan di Tiongkok (khususnya Tiongkok bagian utara) serta budaya Tiongkok, baik [[Sejarah Sastra Tionghoa|sastra]] maupun [[Sastra klasik Tiongkok|puisi]]. Sungai Kuning sendiri merupakan salah satu sumber air utama untuk irigasi bagi lahan pertanian semenjak masa kelahiran peradaban Tiongkok hingga sekarang.
Baris 23 ⟶ 22:
Pada masa lampau, aliran [[Sungai Kuning]] dipercaya berasal dari [[Gunung Kunlun (mitologi)|Gunung Kunlun]] mitologis. Kultus Hebo dimulai dari negara-negara kuno di wilayah barat laut dan tengah Tiongkok kemudian menyebar ke selatan.<ref name=str/>
Inskripsi [[tulang ramalan]] menyediakan bukti kuat mengenai adanya persembahan kurban kepada Hebo pada masa [[Dinasti Shang]].<ref name=str/><ref name=hawkes>{{cite book|title=''The Songs of the South: An Ancient Chinese Anthology of Poems by Qu Yuan and Other Poets''|author=[[David Hawkes (Sinologis)|Hawkes, David]]|publisher=Penguin Books|year=2011 [1985]|location=London|isbn=978-0-14-044375-2|page=113-114|quote=}}</ref> Ia dipuja pada berbagai waktu sebagai obyek dari [[Pengurbanan manusia#Tiongkok|pengurbanan manusia]] dan sebagai figur dalam kultus imperial.<ref name=christie>{{cite book|title=''Chinese Mythology''|author=Christie, Anthony|publisher=Hamlyn Publishing|year=1968|location=Feltham|isbn=0600006379|page=79, 82-83|quote=}}</ref> Selain hewan dan manusia yang ditenggelamkan untuk menjadi kurban bagi Hebo, gadis perawan juga dipersembahkan untuk menjadi istrinya.<ref name=str/> Persembahan manusia sepertinya masih dilakukan hingga [[Periode Negara Perang]], terutama dalam bentuk persembahan gadis perawan sebagai pengantin wanita yang ditumpangkan di atas rakit pengantin dan dihanyutkan ke sungai.<ref name=hawkes/>
Buku ''[[Zhuangzi (buku)|Zhuangzi]]'' menyebutkan bahwa para shaman Wu dan pendeta Zhu -yang bertugas menjalankan ritual- menganggap lembu berdahi putih, babi dengan moncong menghadap ke atas, dan manusia yang menderita wasir, tidak cocok untuk dijadikan kurban persembahan. Terdapat pula kasus orang-orang menenggelamkan kuda dan mempersembahkan benda berharga ke dalam sungai. Pada masa [[Dinasti Han]], terdapat catatan mengenai persembahan berupa benda-benda giok bersama dengan seekor kuda hidup.<ref name=str/>
==Legenda==
===Bingyi===
Sebelum menjadi dewa, Hebo adalah seorang manusia bernama ''Bingyi'' (冰夷)<!--Aksara hanzi diperoleh dari Strassberg--> yang tenggelam di [[Sungai Kuning]] saat berusaha menyeberang. Semenjak saat itu, ia ditugaskan untuk menjadi dewa sungai tersebut. Ia memiliki istri bernama Luopin atau Luoshen, Dewi Sungai Luo (Henan), tetapi ia seringkali bersenang-senang meninggalkan istrinya.<ref name=chen/><ref name=christie/><ref name=str/>
===Banjir besar Tiongkok===
{{main|Banjir besar Tiongkok}}
Hebo memberikan [[Peta Sungai Kuning]] kepada [[Yu yang Agung]] dalam rangka usahanya menghentikan [[Banjir besar Tiongkok|bencana air bah yang melanda Tiongkok kuno]].<ref name=yang>{{cite book|title=''Handbook of Chinese Mythology''|author=Yang, Lihui, ''dkk''|publisher=Oxford University Press|year=2005|location=New York|isbn=978-0-19-533263-6|page=131|quote=}}</ref>
===Hebo dan Houyi===
Hebo dan Houyi bertemu dalam suatu legenda.<ref name=yang/> Puisi "[[Pertanyaan-pertanyaan Surgawi|Pertanyaan-pertanyaan Surga]]" menyinggung legenda tentang [[Houyi]] yang memanah Hebo. [[Wang Yi (pustakawan)|Wang Yi]], seorang komentator dari [[Dinasti Han]], membubuhkan keterangan berikut ini:
{{cquote|Hebo mengubah dirinya menjadi sesosok naga putih dan berkelana di sepanjang sungai saat [[Houyi|Yi]] sang pemanah melihatnya dan melepaskan sebatang anak panah kearahnya, mengenai mata kirinya. Hebo mengeluh pada Maha Dewa Surga, [[Taidi|Di]], dan berkata, "Bunuh Yi untuk membalaskan dendamku!" Sang Maha Dewa bertanya, "Mengapa dirimu dipanah?" dan ia menjawab, "Hamba mengubah wujud hamba menjadi sesosok naga putih dan berkelana." Maha Dewa berkata, "Jika kamu hanya mendedikasikan dirimu untuk menjalankan tugas-tugasmu sebagai sesosok dewa, bagaimana mungkin Yi akan melakukan dosa itu? Sekarang kamu menjadi seekor binatang, dan wajar jika seseorang akan memanahmu. Yi bertindak pantas, jadi kejahatan apa yang ia lakukan?"<ref name=str/>}}
''[[Huainanzi]]'' menyebutkan bahwa alasan Houyi memanah Hebo adalah karena sang dewa sungai telah menenggelamkan orang-orang.<ref name=str/> Versi lain menyebutkan bahwa Houyi memanah Hebo karena sang dewa sungai cemburu atas perselingkuhan Houyi dengan istrinya, Dewi Sungai Luo. Karena tidak bisa mengalahkan Houyi, Hebo mengancam akan membuat [[sungai Zhang]] meluap jika manusia tidak mengiriminya seorang gadis cantik untuk dijadikan istri.<ref name=chen/>
Pada suatu ketika, [[Ximen Bao]] menghadiri upacara persembahan pengantin kepada Hebo dan bermaksud untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Ia berkata kepada para shaman bahwa gadis yang mereka pilih saat itu tidak cukup cantik untuk dijadikan istri Hebo. Ia berkata bahwa salah seorang shaman harus memberi tahu Hebo bahwa ia harus bersabar karena gadis yang lebih cantik masih akan dicarikan sebagai istrinya, kemudian menenggelamkan shaman tersebut ke sungai. Karena tidak muncul-muncul kembali, Ximen Bao berkata bahwa harus ada shaman lain yang dikirim untuk memperoleh jawaban Hebo. Setelah para shaman lainnya berlutut dan memohon ampun, ia berkata bahwa praktik tersebut harus dihentikan dan masyarakat harus membangun 12 parit untuk mencegah terjadinya banjir.<ref name=chen/>
==Kultur==
{{Further|Jiu Ge}}
Hebo merupakan salah satu karakter yang dimainkan dalam ''[[Jiu Ge]]'' ("Sembilan Lagu"), salah satu bagian dari antologi puisi ''[[Chu Ci]]''. Lirik-lirik dalam ''Jiu Ge'' sepertinya merupakan lirik yang menjadi bagian dalam pertunjukan drama religius kuno. Namun, pengaturan kostum yang digunakan, koreografi, musik pengiring, dan fitur-fitur lainnya telah hilang seiring dengan perubahan zaman. Dari antara semua makluk suci yang disebutkan dalam syair-syair ''Jiu Ge'', Hebo memiliki daya tarik kultural yang paling ''mainstream''.<ref name=hawkes/>
==Lihat pula==
Baris 47 ⟶ 52:
==Referensi==
{{reflist}}
{{Mitologi Tiongkok}}
|