Korrie Layun Rampan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 36:
Ayahnya bernama Paulus Rampan dan ibunya bernama Martha Renihay-Edau Rampan, beretnis Dayak [[Benuaq]]. Semasa muda, Korrie tinggal di [[Yogyakarta]]. Di kota itu pula ia berkuliah. Sambil kuliah, ia aktif dalam kegiatan sastra. Ia bergabung dengan Persada Studi Klub, sebuah klub sastra yang diasuh penyair [[Umbu Landu Paranggi]]. Di dalam grup ini lahir sejumlah sastrawan ternama, seperti [[Emha Ainun Nadjib]], [[Linus Suryadi AG|Linus Suryadi A.G.]], [[Achmad Munif]], [[Arwan Tuti Artha]], [[Suyono Achmad Suhadi, R.S]].
Pengalaman bekerja Korrie dimulai pada [[1978]] di [[Jakarta]] sebagai wartawan dan editor buku untuk sejumlah penerbit. Kemudian, ia menjadi penyiar di [[RRI]] dan [[TVRI]] Studio Pusat, [[Jakarta]], mengajar, dan menjabat Direktur Keuangan merangkap Redaktur Pelaksana ''Majalah Sarinah'', [[Jakarta]]. Sejak [[Maret]] [[2001]] Korrie menjadi Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Koran [[Sendawar Pos|''Sendawar Pos'']] yang terbit di [[Barong Tongkok, Kutai Barat|Barong Tongkok]], [[Kabupaten Kutai Barat]], [[Kalimantan Timur]]. Di samping itu, ia juga sempat mengajar di [[Universitas Sendawar]], [[Melak, Kutai Barat]], [[Kalimantan Timur]]. Dalam Pemilu [[2004]] ia sempat duduk sebagai anggota [[Panwaslu]] [[Kabupaten Kutai Barat]], tetapi kemudian mengundurkan diri karena mengikuti pencalonan anggota DPRD. Oleh konstituen, ia dipercayakan mewakili [[Kabupaten Kutai Barat]] periode [[2004]]-[[2009]]. Sebagai anggota DPRD, Korrie menjabat sebagai Ketua Komisi I. Meskipun telah menjadi angota DPRD, Korrie tetap aktif menulis karena tugasnya sebagai jurnalis dan duta budaya. Berbagai karya telah ditulisnya berupa [[novel]], [[cerpen]], [[puisi]], cerita anak, dan esai.
Ia juga menerjemahkan sekitar seratus judul buku cerita anak dan puluhan judul cerita pendek dari para cerpenis dunia, seperti ''Leo Tolstoy'', ''Knut Hamsun'', ''Anton Chekov'', ''O'Henry'', dan ''Luigi Pirandello''. Novelnya, ''Upacara'' dan ''Api Awan Asap,'' meraih hadiah Sayembara Mengarang Roman [[Dewan Kesenian Jakarta]], [[1976]] dan [[1998]]. Beberapa cerpen, esai, resensi buku, cerita film, dan karya jurnalistiknya mendapat hadiah dari berbagai sayembara. Beberapa cerita anak yang ditulisnya ada yang mendapat hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu ''Cuaca di Atas Gunung dan Lembah'' ([[1985]]) dan ''Manusia Langit'' (1997).<ref>{{id}} {{cite book|title = Manusia langit: kumpulan cerita rakyat Kalimantan Timur
== Lihat pula ==
|