Nusantara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) k Suntingan 58.106.10.235 (Pembicaraan) dikembalikan ke versi terakhir oleh Loveless |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
'''Negara Agung''' merupakan daerah sekeliling [[ibukota]] kerajaan tempat raja memerintah. '''Mancanegara''' adalah daerah-daerah di pulau Jawa dan sekitar yang budayanya masih mirip dengan Negara Agung, tetapi sudah berada di "daerah perbatasan". Dilihat dari sudut pandang ini, [[Madura]] dan [[Bali]] adalah daerah "mancanegara". Selain itu [[Lampung]] dan juga [[Palembang]] mungkin juga masih bisa dianggap daerah "mancanegara". Lalu '''Nusantara''' adalah daerah di luar pengaruh [[budaya]] Jawa, tetapi (kadang kala) masih diklaim sebagai daerah jajahan di mana para penguasanya harus membayar [[upeti]].
==Penggunaan modern
Pada tahun 1920-an, , [[Ernest Francois Eugene Douwes Dekker]] ([[1879]]-[[1950]]), yang juga dikenal sebagai [[Setiabudi| Dr.Setiabudi]] , memperkenalkan nama untuk menyebut wilayah ([[indonesia]]) yang tidak memiliki unsur bahasa asing (india). Kata itu adalah ''Nusantara''.
Definisi Nusantara yang diperkenalkan [[Setiabudi]] berbeda dengan definisi pada abad ke-14. pada masa [[Majapahit]], Nusantara didefinisikan sebagai wilayah yang akan ditaklukkan. [[Setiabudi]] tidak ingin mengadopsi definisi zaman jahiliah ini, tetapi dia mendefinisikan '''Nusantara''' sebagai seluruh wilayah [[Indonesia]] dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]].
Sumpah Palapa (dimana kata nusantara pertama kali disebutkan), didalam kenyataan sejarah merupakan embrio dari negara kesatuan Repulik [[Indonesia]].
[[Image:LocationIndonesia.svg|center|thumb|600px| Modern Concept of Nusantara (Red Colour)]]
==Perbedaan Nusantara dan "Malay archipelago"==
"Nusantara" pada zaman Majapahit dan "malay archipelago" (yg merupakan dasar dari konsep alam melayu) adalah dua konsep yang memiliki kesamaan cakupan geografis namun terdapat perbedaan sejarah sehingga dua konsep ini tidak dapat digunakan untuk merujuk hal yang sama.
Konsep "Nusantara" murni berasal dari kebudayaan asli indonesia (Majapahit). Hal ini terlihat dari kata Nusantara sendiri yang tidak diambil dari bahasa asing (india). Bangsa Indonesia sebagai keturunan asli (bukan pendatang) dari Majapahit memiliki hak mutlak atas terminologi Nusantara. Sebagai pewaris terminologi Nusantara, maka hakikat dari definisi terminologi ini yaitu wilayah negara adalah tetap. Jikalau dahulu Nusantara merujuk ke wilayah Majapahit, maka sekarang Nusantara merujuk pada wilayah Indonesia.
Sedangkan konsep "Malay Archipelago" sebenarnya digunakan oleh bangsa asing untuk merujuk wilayah dimana penduduknya menggunakan rumpun bahasa austronesia. Penggunaan kata malay sendiri tidak dimaksudkan untuk merujuk pada melayu, namun lebih kepada karena kata "me-la-yo" yang ditemukan di Jambi merupakan kata tertua pada saat itu. kata "me-la-yo" ini sebenarnya hanya merujuk sebagian kecil wilayah jambi dan tidak memiliki cakupan seluas "Nusantara". Pada perkembangannya sebagian penduduk di asia tenggara menyalah artikan kata "malay archipelago" sebagai konsep epicentris dimana melayu (melayu malaysia) sebagai pusat peradaban di wilayah "malay archipelago" (austronesia).
Mengingat penyimpangan dari konsep "malay archipelago" ini dan juga perbedaan sejarah dari kedua terminologi maka terminologi Nusantara dan "Malay Archipelago" adalah terminologi yang berbeda.
==Lihat pula==
Baris 31 ⟶ 41:
[[kategori:Nusantara]]
[[en:
[[fr:Nusantarien]]
[[hi:नुसान्तर]]
|