Kalimantan Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
hapus persentase tanpa referensi
Syuhada Rasyid (bicara | kontrib)
k Suntingan Kecil
Baris 25:
| kecamatan = 50
| kelurahan = 479
| suku = Tidung[[Suku Dayak|Dayak]], [[Suku Dayak|Tidung]], [[Suku Bulungan|Bulungan]], [[Suku Suluk|Suluk]], Bugis,[[Suku JawaBanjar|Banjar]], Banjardll
| agama = [[Islam]], [[Protestan]], [[Katolik]], [[Budha]], [[Hindu]], dan [[Kong Hu Cu]]
| bahasa = [[Bahasa Melayu BulunganDayak| Melayu BulunganDayak]], [[Bahasa Bulungan|Bulungan]], [[Bahasa TidungBulungan|TidungBulungan]], [[Bahasa DayakTidung|DayakTidung]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| zona = [[WITA]] ([[UTC]]+8)
| lagu = [[Jugit Demaring]], [[Kucing Hitam]], [[Bebilin]]
| tarian = [[Jepin/Zapin]], [[Iluk Bebalon]]
| rumah = [[Rumah Baloy]], [[Lamin Adat]]
| senjata = [[MendauMandau]]
| web = http://www.kaltaraprov.go.id/
}}
 
'''Kalimantan Utara''' adalah sebuah [[daftar provinsi Indonesia|provinsi]] di [[Indonesia]] yang terletak di bagian utara [[Pulau Kalimantan]]. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian [[Sabah]] dan [[Serawak]], [[Malaysia Timur]].
 
Saat ini, Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda Indonesia, resmi disahkan menjadi provinsi dalam rapat paripurna [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] pada tanggal [[25 Oktober]] [[2012]] berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012.<ref>[http://nasional.news.viva.co.id/news/read/374592-presiden-teken-uu-provinsi-kalimantan-utara Presiden Teken UU Provinsi Kalimantan Utara]. www.vivanews.co.id. Diakses pada 13 Desember 2012</ref>
Baris 47:
 
=== Sejarah Sebelum Pembentukan ===
Dalam sejarahnya negeri-negeri di bagian utara pulau Kalimantan, yang meliputi [[Sarawak]], [[BruneiSabah]] dan sebagian besar Sabah adalah wilayah mandala negara, [[Kesultanan Brunei]] yang berbatasan dengan mandala negara [[Kerajaan Berau]].<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneoc15-16.html Borneo in the 15th and 16th centuries ]</ref> Sejak masa Hindu hingga masa sebelum terbentuknya Kesultanan Bulungan, daerah yang sekarang menjadi wilayah provinsi Kalimantan Utara hingga daerah [[Sungai Kinabatangan|Kinabatangan]] di Sabah bagian Timur merupakan wilayah mandala negara Berau yang dinamakan Nagri Marancang.<ref>[http://bumibatiwakkal.blogspot.com/2009/01/historis-asal-usul-berau.html TINJAUAN HISTORIS TENTANG KERAJAAN BERAU (KURAN)]</ref> Namun belakangan sebagian utara Nagri Marancang (alias Sabah bagian Timur) terlepas dari Berau karena diklaim sebagai wilayah mandala Brunei, kemudian oleh Brunei dihadiahkan kepada Kesultanan Sulu dan [[Suku Suluk]] mulai bermukim di sebagian wilayah tersebut.<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1750.html Borneo, ca 1.750]</ref> Kemudian kolonial Inggris menguasai sebelah utara Nagri Marancang dan Belanda menguasai sebelah selatan Nagri Marancang (sekarang provinsi Kaltara).<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneoc19-1.html?zoomview=1 Kalimantan, 1800-1857 ]</ref><ref>[http://dunia.news.viva.co.id/news/read/392080-sewa-sabah--malaysia-hanya-bayar-sulu-rp16-6-juta Sewa Sabah, Malaysia Hanya Bayar Sulu Rp16,6 Juta ]</ref>
 
Wilayah yang menjadi propinsi Kalimantan Utara merupakan bekas wilayah [[Kesultanan Bulungan]]. Kesultanan Bulungan menjadi daerah perluasan pengaruh Kesultanan Sulu.<ref>[http://bunyoro-kitara.org/73.html Kesultanan Bulungan dan Tidung ]</ref> Namun [[Kerajaan Berau]] (yang merupakan induk dari Kesultanan Bulungan) menurut [[Hikayat Banjar]] termasuk salah satu [[vazal]] atau negara bagian di dalam mandala negara [[Kesultanan Banjar]] sejak zaman dahulu kala, ketika Kesultanan Banjar masih bernama Kerajaan Negara Dipa (masa Hindu).<ref name="hikayat banjar">{{ms}} [[Johannes Jacobus Ras]], [[Hikayat Banjar]] diterjemahkan oleh [[Siti Hawa Salleh]], Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - [[Selangor]] Darul Ehsan, [[Malaysia]] [[1990]].</ref> Sampai tahun 1850, negeri [[Bulungan]] masih diklaim sebagai negeri bawahan dalam mandala negara [[Kesultanan Sulu]] [bekas bawahan Brunei].<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1850.html?zoomview=1 Borneo in 1850]</ref> Namun dalam tahun 1853, negeri Bulungan sudah dimasukkan dalam wilayah Hindia Belanda atau kembali menjadi bagian dari Berau.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&dq=adji%20mandoera&pg=RA1-PA357#v=onepage&q&f=true {{nl}} Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Volume 13, 1853]</ref> Walaupun belakangan negeri Bulungan dibawah kekuasaan Pangeran dari Brunei , namun negeri tersebut masih tetap termasuk dalam mandala negara Berau. Berdasarkan perjanjian antara negara Kesultanan Banjar dengan VOC Belanda yang dibuat pada tanggal [[13 Agustus]] [[1787]] dan [[4 Mei]] [[1826]], maka secara hukum negara Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat VOC Belanda dan beberapa daerah bagian dan negara bagian yang diklaim sebagai bekas [[vazal]] Banjar diserahkan sebagai properti VOC Belanda, maka Kompeni Belanda membuat batas-batas wilayahnya yang diperolehnya dari Banjar berdasarkan perjanjian tersebut yaitu wilayah paling barat adalah negara bagian [[Kerajaan Sintang|Sintang]], daerah bagian [[Kabupaten Melawi|Lawai]] dan daerah bagian [[Kabupaten Sukamara|Jelai]] (bagian dari negara bagian [[Kerajaan Kotawaringin|Kotawaringin]]) sedangkan wilayah paling timur adalah negara bagian Berau.<ref name="Royal Geographical Society">{{en}}{{cite journal|author=Royal Geographical Society (Great Britain)| url=http://books.google.com/books?id=grENAAAAQAAJ&dq=banjarmassin&hl=id&pg=PA841#v=onepage&q=banjarmassin&f=false | title=A Gazetteer of the world: or, Dictionary of geographical knowledge, compiled from the most recent authorities, and forming a complete body of modern geography -- physical, political, statistical, historical, and ethnographical|volume= 5 | publisher=A. Fullarton | year=1856}}</ref> Negara bagian Berau meliputi negeri [[kesultanan Gunung Tabur]], negeri [[kesultanan Sambaliung|kesultanan Tanjung/Sambaliung]], negeri [[kesultanan Bulungan]] & distrik Tidung yang dihapuskan tahun [[1916]].<ref>{{en}} (1848){{cite journal|pages=438 |url=http://books.google.co.id/books?id=sJAaAQAAIAAJ&dq=Fran%C3%A7ois%20Wittert.&pg=PA438#v=onepage&q&f=false|title=The Journal of the Indian archipelago and eastern Asia|volume=2}}</ref> Berdasarkan peta Hindia Belanda tahun [[1878]] saat itu menunjukkan posisi perbatasan jauh lebih ke utara dari perbatasan Kaltara-Sabah hari ini, karena mencakupi semua perkampungan [[suku Tidung]] yang ada di wilayah [[Tawau]].<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1879.html Administrative sub-divisions in Dutch Borneo, ca 1879]</ref>
Baris 55:
 
== Suku bangsa ==
Hampir 40% penduduk Kalimantan Utara adalah [[Suku Jawa]] melalui program transmigrasi yang merupakan kelompok terbesar, disusul penduduk asal [[Sulawesi Selatan]]. Selebihnya merupakan penduduk asli Kalimantan yaitu [[Suku BanjarDayak]], [[Suku BulunganBanjar]], [[Suku DayakBulungan]], [[Suku Tidung]] dan [[Suku Kutai]].<ref>[http://www.antarakaltim.com/berita/14414/irianto-yakin-kalimantan-utara-bisa-cepat-berkembang ''Irianto Yakin Kalimantan Utara Bisa Cepat Berkembang''] - ANTARANEWS Kaltim. Diakses 28 Januari 2014.</ref>