Nakula: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
| Nama = Nakula
| Devanagari = नकुल
| Ejaan_Sansekerta = NakülaNakula
| Asal = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
| Pasangan = [[Dropadi]], Karenumati
Baris 17:
==Arti nama==
 
Secara [[harfiah]], kata ''nakula'' dalam [[bahasa Sansekerta]] artinyamerujuk adalahkepada warna sejenis tikus atau binatang pengerat. Nakula juga dapat berarti "cerpelai" atau "tikus benggala", yang memiliki warna seperti ''Icheneumon''. Nakula juga merupakan nama lain dari Dewa [[Siwa]].
 
==Nakula dalam Mahabharata==
 
Menurut catatan[[Mahabharata]], si kembar Nakula [[Sadewa]] memiliki kemampuan istimewa dalam merawat [[kuda]] dan [[sapi]]. Nakula digambarkan sebagai orang yang sangat menghibur hati. Ia juga teliti dalam menjalankan tugasnya dan selalu mengawasi kenakalan kakaknya, [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], dan bahkan terhadap senda gurau yang terasa serius.
 
NakulaSaat dipilih olehpara [[YudistiraPandawa]] untuk hidup kembali saatmengalami pengasingan di dalam hutan, sementarakeempat saudara-saudaranyaPandawa yang([[Bima lain(tokoh Mahabharata)|Bima]], [[Arjuna]], Nakula, [[Sadewa]]) meninggal karena meminum air beracun dari sebuah danau. Ketika sesosok roh gaib memberi kesempatan kepada [[Yudistira]] untuk memilih salah satu dari keempat saudaranya untuk dihidupkan kembali, Nakula-lah dipilih oleh [[Yudistira]] untuk hidup kembali. Ini karena Nakula merupakan putera [[Madri]], dan [[Yudistira]], yang merupakan putera [[Kunti]], ingin bersikap adil terhadap kedua ibu tersebut. Apabila ia memilih Bima atau Arjuna, maka tidak ada lagi putera Madri yang akan melanjutkan keturunan.
 
Ketika para Pandawa harus menjalani masa penyamaran di [[Kerajaan Wirata]], Nakula menyamar sebagai perawat kuda dengan nama samaran "Grantika". Nakula turut serta dalam [[perang di Kurukshetra|pertempuran akbar di Kurukshetra]], dan memenangkan perang besar tersebut.
 
Dalam kitab [[Prasthanikaparwa]], yaitu kitab ketujuh belas dari seri [[Astadasaparwa]] [[Mahabharata]], diceritakan bahwa Nakula tewas dalam perjalanan ketika para [[Pandawa]] hendak mencapai puncak gunung [[Himalaya]]. Sebelumnya, [[Dropadi]] tewas dan disusul oleh saudara kembarnyakembar Nakula yang bernama [[Sadewa]]. tewasKetika sertaNakula istriterjerembab parake Pandawatanah, yaitu[[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] bertanya kepada [[DropadiYudistira]], "Kakakku, adik kita ini sangat rajin dan penurut. Ia juga sangat tampan dan tidak ada yang menandinginya. Mengapa ia meninggal sampai di sini?". Yudistira yang bijaksana menjawab, "Memang benar bahwa ia sangat rajin dan senang menjalankan perintah kita. Namun ketahuilah, bahwa Nakula sangat membanggakan ketampanan yang dimilikinya, dan tidak mau mengalah. Karena sikapnya tersebut, ia hanya hidup sampai di sini". Setelah mendengar penjelasan [[Yudistira]], maka [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] dan [[Arjuna]] melanjutkan perjalanan mereka. Mereka meninggalkan jenazah Nakula di sana, tanpaupacara pembakaran yang layak, namun arwah Nakula mencapai kedamaian.
 
==Nakula dalam pewayangan Jawa ==
 
Nakula yang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama ''Pinten'' (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat). adalahIa putramerupakan putera keempat Prabu [[Pandu|Pandudewanata]], raja negara [[HastinaHastinapura]] dengan permaisuri Dewi [[MadrimMadri]], putriputeri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama adiknya, [[Sadewa|Sahadewa]] atau [[Sadewa]],. Nakula juga menpunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu [[Pandu]] dengan Dewi [[Kunti]], dari negara Mandura bernama [[Yudistira|Puntadewa]] ([[Yudistira]]), [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] alias [[Bima (tokoh Mahabharata)|Werkudara]] dan [[Arjuna]]
 
Nakula adalah titisan [[Aswin|BatharaBatara Aswin]], Dewa [[Tabib]]tabib. Ia mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani. Ia juga mempunyai cupu berisi "''Banyu Panguripan''" atau "Air kehidupan" pemberian Bhatara Indra.
 
Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara Amarta. Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu:
* Dewi Sayati putriputeri Prabu Kridakirata, raja negara Awuawulangit, dan memperoleh dua orang putraputera masing-masing bernama Bambang Pramusinta dan Dewi Pramuwati.
* Dewi Srengganawati, putriputeri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu (menurut Purwacarita, Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra alias Ekapratala) dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Sritanjung. Dari perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama Tirtamanik.
 
Setelah selesai perang [[Bharatayuddha]], Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu [[Salya]] kakak ibunya, Dewi Madrim. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula mati [[moksa]] di gunung [[Himalaya]] bersama keempat saudaranya.