Menurut [[Crowfurd]], kata Kalimantan adalah nama sejenis [[mangga]] sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer.<ref>''Descriptive Dictionary of the Indian Island'' (1856)</ref> Sedangkan [[Dr. B. Ch. Chhabra]] menyebutkan kebiasaan bangsa [[India]] kuno menyebutkan nama tempat sesuai hasil bumi seperti [[jewawut]] dalam [[bahasa sanksekerta]] ''yawa'' sehingga pulau itu disebut ''yawadwipa'' yang dikenal sebagai pulau [[Jawa]] sehingga berdasarkan analogi itu pulau itu yang dengan nama Sanskerta ''Amra-dwipa'' atau pulau mangga. <ref>dalam jurnal [[M.B.R.A.S]] vol XV part 3 hlm 79</ref>. Tetapi menurut [[W.H Treacher]], mangga liar tidak dikenal di Kalimantan utara. Lagi pula Borneo tidak pernah dikenal sebagai pulau yang menghasilkan mangga malah mungkin sekali dari sebutan ''Sago Island'' (pulau Sagu) karena kata ''Lamantah'' adalah nama asli [[sagu]] mentah.<ref>''British Borneo'' dalam jurnal M.B.R.A.S (1889)</ref> --><!--
-->Penduduk asli yang mendiami pulau kalimantan adalah [[Suku Dayak]]. Asal-usul nama Kalimantan tidak begitu jelas. Sebutan ''kelamantan'' digunakan di [[Sarawak]] untuk menyebut kelompok penduduk yang mengonsumsi [[sagu]] di wilayah utara pulau ini<ref>{{en}} {{cite book|pages = 203|url = http://books.google.co.id/books?id=X3ePF_Fv9KYC&lpg=PA203&dq=Kelamantan&pg=PA203#v=onepage&q=Kelamantan&f=false |title = The Facts on File dictionary of marine science|first =Barbara Barbara|last = Charton|edition = 2|publisher = Infobase Publishing|year = 2008|isbn = 0816063834}}ISBN 978-0-8160-6383-3</ref>. Menurut [[Crowfurd]], kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (''[[Mangifera]]'') sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga, namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer.<ref>''Descriptive Dictionary of the Indian Island'' (1856)</ref>. Mangga lokal yang disebut ''klemantan'' ini sampai sekarang banyak terdapat di perdesaan di daerah [[Kabupaten Ketapang|Ketapang]] dan sekitarnya, [[Kalimantan Barat]].
Menurut [[C. Hose]] dan [[Mac Dougall]], "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat yakni [[Iban]] (Dayak Laut), [[Suku Kayan|Kayan]], [[Suku Dayak Kenyah|Kenyah]], [[Klemantan]] (Dayak Darat), [[Rumpun Murut|Murut]], dan [[Suku Punan|Punan]]. Dalam karangannya, ''Natural Man, a Record from Borneo'' (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa [[Melayu]]. Namun menurut [[Slamet Muljana]], kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinjaman sebagai halnya kata [[Malaya]], melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung).
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau ''Klemantan'' berasal dari [[bahasa Sanskerta]], ''Kalamanthana'' yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (''kal[a]'': musim, waktu dan ''manthan[a]'': membakar). Karena vokal ''a'' pada kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap ''Kalmantan'' yang kemudian disebut penduduk asli ''Klemantan'' atau ''Quallamontan'' yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan.<ref>{{id}} {{cite book|pages =88 88|url = http://books.google.co.id/books?id=l1ALHtAiibQC&lpg=PA88&dq=Kalamanthana&pg=PA88#v=onepage&q=Kalamanthana&f=false |title = Sriwijaya|first =Slamet Slamet|last = Muljana|publisher = PT LKiS Pelangi Aksara|year = 2006|isbn = 9798451627}}ISBN 978-979-8451-62-1</ref> Terdapat tiga kerajaan besar (induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana). Penduduk kawasan timur pulau ini menyebutnya '''Pulu K'lemantan'''<ref>{{en}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=bIxKAAAAYAAJ&dq=Pulu%20K'lemantan&pg=PA396#v=onepage&q=Pulu%20K'lemantan&f=false |title=Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles |volume=2 |first=Lady Sophia |last=Raffles |publisher=J. Duncan| year=1835|pages=396}}</ref><ref>{{en}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=6vwWAAAAYAAJ&dq=Pulu%20K'lemantan&pg=PA331#v=onepage&q=Pulu%20K'lemantan&f=false |title=The Quarterly journal of science and the arts|volume= 2 |pages=331 |author=Royal Institution of Great Britain|publisher=John Murray|year=1817}}</ref><ref>{{de icon}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=7-ROAAAAYAAJ&dq=Pulu%20K'lemantan&pg=PA444#v=onepage&q=Pulu%20K'lemantan&f=false |title= Kritisches Journal der neuesten theologischen Literatur |volume= 6 |author=Christoph Friedrich von Ammon, Leonhard Bertholdt |pages=444|publisher=J. E. Seidel|year=1817}}</ref>, orang Italia mengenalnya ''Calemantan'' dan orang Ukraina : Калімантан.
Jika ditilik dari bahasa Jawa, nama Kalimantan dapat berarti "Sungai Intan".<ref>[http://www.extremeborneo.com/Kalimantan_Rivers.html Kalimantan Rivers]</ref><ref>[http://www.walkaboutindonesia.com/kalimantan.htm Kalimantan - Indonesia]</ref><ref name="Kathy MacKinnon">{{en}}{{cite book|first=[[Kathy MacKinnon|Kathy]] |last=MacKinnon|coauthors= |title=''[http://books.google.co.id/books?id=70iB6Tf62OkC&lpg=PA62&dq=demang%20lehman&pg=PA61#v=onepage&q=demang%20lehman&f=false The ecology of Kalimantan]''|publisher=Oxford University Press|year=1996|isbn=9780945971733}}ISBn [http://books.google.co.id/books?id=70iB6Tf62OkC&lpg=PR6&pg=PR6#v=onepage&q&f=false 0-945971-73-7]</ref>
[[Berkas:Mandau-senjata.jpg|thumb|150x150px|Mandau, senjata tradisional Suku Dayak khas pulau kalimantan.]]
[[Berkas:Pasar_Lima_Banjarmasin.jpg|thumb|200px|Sebuah sungai di [[Kalsel]] dan transportasi airnya]]
Sepanjang sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang lain. Kerajaan Singasari, misalnya, menyebutnya "Bakulapura" yaitu jajahannya yang berada di barat daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa Sanskerta artinya [[Tanjung (pohon)|pohon tanjung]] (''Mimusops elengi'') sehingga Bakulapura mendapat nama Melayu menjadi "[[Tanjungpura]]" artinya negeri/pulau pohon tanjung yaitu nama [[kerajaan Tanjungpura]] yang sering dipakai sebagai nama pulaunya. Sementara Kerajaan [[Majapahit]] di dalam [[Kakawin Nagarakretagama]] yang ditulis tahun [[1365]] menyebutnya "Tanjungnagara" yang juga mencakup pula Filipina seperti Saludung ([[Manila]]) dan [[Kepulauan Sulu]].
Hikayat Banjar, sebuah kronik kuno dari Kalimantan Selatan yang bab terakhirnya ditulis pada tahun [[1663]], tetapi naskah Hikayat Banjar ini sendiri berasal dari naskah dengan teks bahasa Melayu yang lebih kuno pada masa kerajaan Hindu, di dalamnya menyebut Pulau Kalimantan dengan nama Melayu yaitu pulau "Hujung Tanah". Sebutan Hujung Tanah ini muncul berdasarkan bentuk geomorfologi wilayah Kalimantan Selatan pada zaman dahulu kala yang berbentuk sebuah semenanjung yang terbentuk dari deretan [[Pegunungan Meratus]] dengan daratan yang berujung di [[Tanjung Selatan]] yang menjorok ke [[Laut Jawa]]. Keadaan ini identik dengan bentuk bagian ujung dari Semenanjung Malaka yaitu Negeri [[Johor]] yang sering disebut "Ujung Tanah" dalam naskah-naskah Kuno Melayu. Semenanjung Hujung Tanah inilah yang bersetentangan dengan wilayah Majapahit di Jawa Timur sehingga kemudian mendapat nama Tanjungnagara artinya pulau yang berbentuk tanjung/semenanjung.
Sebutan "Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno seperti dalam [[Ramalan Jayabaya|Ramalan Prabu Jayabaya]] dari masa kerajaan [[Kadiri]] (Panjalu), tentang akan dikuasainya Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari arah Nusa Kencana (Bumi Kencana). <!--sebutan untuk wilayah yang sekarang menjadi provinsi [[Kalimantan Selatan]], karena-->Memang terbukti sebelum menyeberang ke Jawa, tentara Jepang terlebih dahulu menguasai ibukota Kalimantan saat itu yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering pula digambarkan sebagai Tanah Sabrang yaitu sebagai perwujudan Negeri Alengka yang primitif tempat tinggal para raksasa di seberang Tanah Jawa. Di Tanah Sabrang inilah terdapat TanahterdapatTanah Dayak yang disebutkan dalam Serat Maha Parwa.
Sebutan-sebutan yang lain antara lain: "Pulau Banjar"<ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=6Q71wFB4YxQC&lpg=PA121&dq=pulau%20Banjar&pg=PA121#v=onepage&q=pulau%20Banjar&f=false|title=Kerajaan Bima dalam sastra dan sejarah |first= Henri |last=Chambert-Loir |coauthors=Wisamarta, Lukman (Khatib.) |pages=121 |publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|year= 2004 |isbn=9799100119}} ISBN 978-979-9100-11-5</ref><ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.com/books?id=A072D2-8QNMC&lpg=PA144&dq=sumbawa%20banjar&hl=id&pg=PA144#v=onepage&q=sumbawa%20banjar&f=false |pages=144|title=Karya lengkap Abdullah bin Muhammad al-Misri: Bayan al-Asmaʾ, Hikayat Mareskalek, ʿArsy al-Muluk, Cerita Siam, Hikayat tanah Bali |first= Monique |last=Zaini-Lajoubert |publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|year= 2008|isbn= 9798116135}} ISBN 978-979-8116-13-1</ref>, Raden Paku (kelak dikenal sebagai [[Sunan Giri]]) diriwayatkan pernah menyebarkan Islam ke Pulau Banjar, demikian pula sebutan oleh orang Gowa, Selaparang (Lombok), Sumbawa dan Bima karena kerajaan-kerajaan ini memiliki hubungan bilateral dengan Kesultanan Banjar; "Jawa Besar" sebutan dari [[Marco Polo]] penjelajah dari [[Italia]]<ref>{{en}} {{cite book|pages=478 |url=http://books.google.co.id/books?id=V64WAAAAQAAJ&dq=benjar&pg=PA478#v=onepage&q=benjar&f=false |title=Modern geography: A description of the empires, kingdoms, states, and colonies; with the oceans, seas, and isles in all parts of the world...|first=John |last=Pinkerton|coauthors=Samuel Vince|edition=2|publisher=T. Cadell|year=1806}}</ref> atau dalam bahasa Arab<ref name="East India Company">{{en}}{{cite book|first=East India Company | last=[[East India Company]] | url=http://books.google.co.id/books?id=yFisQ6cm4hcC&dq=lawai%20rivier&pg=PA118#v=onepage&q&f=false|title=The Asiatic journal and monthly miscellany|volume= 12| pages=118 |publisher=Wm. H. Allen & Co|year=1821}}</ref>; dan "Jaba Daje" artinya "Jawa di Utara (dari [[pulau Madura]]) sebutan [[suku Madura]] terhadap pulau Kalimantan baru pada abad ke-20.
== Sejarah ==
Sebelum tahun 1900, Kalimantan terdiri atas beberapa negara swapraja, kemudian negara Tayan dan Meliau dibentuk 1909, Pinoh tahun 1913 dan Semitau 1916.<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneozelfb1900.html?zoomview=1 Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900]</ref> Nama Kalimantan kembali mulai populer pada sekitar tahun 1940-an. pada tahun 1936 ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin.
Dua tahun kemudian, Gouvernementen van Borneo dibagi dua. Yakni Residente Zuideen en Oosterafdeling van Borneo dengan ibukota Banjarmasin dan Residente Westerafdeling dengan ibukotanya Pontianak. Pada tahun 1938, Hindia Belanda mendirikan tiga provinsi atas ''eilandgewest'' yaitu Sumatera beribukota di Medan, Borneo beribukota di Banjarmasin, dan Timur Besar beribukota di Makassar.<ref>{{id}} {{cite book|url = http://books.google.co.id/books?id=ANTjlSOpK0cC&lpg=PA38&dq=sejarah%20banjarMASIN&pg=PA38#v=onepage&q&f=false |first = Marwati Djoened |last = -Poesponegoro|coauthors = Nugroho Notosusanto|title = Sejarah nasional Indonesia: Jaman Kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Belanda|publisher = PT Balai Pustaka|year = 1992|isbn = 979407411X}} ISBN 978-979-407-411-4</ref> Tiap-tiap Residente dikepalai seorang Resident dengan Besluit Gouverneur van Borneo tertanggal 10 Mei 1939 No.BB/A-I/3/Bijblad No. 14239 dan No.14239 a) Residensi Kalimantan Barat dibagi menjadi empat afdeling dan 13 onder afdeling.<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1942.html Borneo in 1942 ]</ref>
Pada tanggal 13 Februari 1942 Sakaguchi Detachment menduduki kota Banjarmasin.<ref>{{en}} {{cite book|url = http://books.google.co.id/books?id=ChyilRml0hcC&lpg=PA204&dq=Bandjermasin&pg=PA206#v=onepage&q=Bandjermasin&f=false |first = Gordon L. |last = Rottman|title = World War 2 Pacific island guide|publisher = Greenwood Publishing Group|year = 2002|isbn = 0-313-31395-4}}ISBN 978-0-313-31395-0</ref><ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/jseadm.html Japanese administrative divisions in the Indonesian archipelago ]</ref> Tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, dimana Borneo-Belanda termasuk salah satu provinsi dari Republik Indonesia.<ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/indep45.html Peta 17 August 1945: the declaration of independence]</ref><ref>[http://www.indonesianhistory.info/map/provinces1945.html Republic of Indonesia provinces, 1945-1950 ]</ref> Tanggal 9 Nopember 1945 Rakyat Kalimantan (Banjarmasin) mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahan yang legal dengan bergerilya di pedalaman dan berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk mendirikan Negara Borneo.<ref>http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196001211985032-ENOK_MARYANI/Kalimantan.pdf</ref><ref>[http://newportbeach-wahyu4.blogspot.com/p/sejarah-pemerintahan.html Sejarah Pemerintahan ]</ref> Setelah mengambil alih Kalimantan dari tangan Jepang, [[NICA]] mendesak [[kaum Federal]] Kalimantan untuk segera mendirikan [[Negara Kalimantan]] menyusul [[Negara Indonesia Timur]] yang telah berdiri.<ref>http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196001211985032-ENOK_MARYANI/Kalimantan.pdf</ref> Maka dibentuklah [[Dewan Kalimantan Barat]] tanggal [[28 Oktober]] 1946, yang menjadi [[Daerah Istimewa Kalimantan Barat]] pada tanggal [[27 Mei]] 1947; dengan [[Kepala Daerah]], [[Sultan]] [[Hamid II]] dari [[Kesultanan Pontianak]] dengan pangkat [[Mayor Jenderal]]. Wilayahnya terdiri atas 13 kerajaan sebagai [[swapraja]] seperti pada zaman Hindia Belanda yaitu Sambas, Pontianak, Mempawah, Landak, Kubu, Tayan, Meliau, Sekadau, Sintang, Selimbau, Simpang, Sukadana dan Matan.
[[Berkas:Pangeran Moh. Noor.jpg|right|120px|thumb|Pangeran Muhammad Noor]]
== Sumber daya alam ==
[[Berkas:borneo_deforestation.gif|right|200px|thumb|Data penggundulan hutan Kalimantan dari 1900 dan prediksi tahun 2020.<ref>Maps courtesy of [http://www.theodora.com/maps/new9/borneo_deforestation.gif www.theodora.com/maps] used with permission</ref>]]
Kalimantan memiliki hutan yang lebat. Namun, wilayah hutan itu semakin berkurang akibat maraknya aksi penebangan pohon oleh perusahaan untuk di jadikan perkebunan sawit dan pembukaan lahan untuk transmigrasi.
Hutan Kalimantan ialah habitat alami bagi hewan [[orang utan]], [[Gajah Kalimantan|gajah borneo]], [[badak borneo]], landak, rusa, tapir dan beberapa spesies yang terancam punah.<ref name="italia"/> Karena kekayaan alamnya, wilayah Kalimantan Indonesia merupakan salah satu dari enam ''koridor ekonomi'' yang dicanangkan pemerintah Republik Indonesia dimana Kalimantan ditetapkan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional di Indonesia.<ref>[http://bisnis.vivanews.com/news/read/206159-ini-aktivitas-utama-6-koridor-ekonomi Ini Aktivitas Utama 6 Koridor Ekonomi]</ref>
[[Berkas:Sampung Kepala Naga Gambir Sawit.JPG|thumb|200px|Karakter [[naga]] dalam [[budaya Banjar]].]]
[[Berkas:Coat of arms of Sarawak.svg|thumb|200px|Burung enggang gading dalam Lambang negara bagian [[Sarawak]].]]
Ada 53 budaya dasar masyarakat asli [[Austronesia|rumpun Austronesia]] di Kalimantan atau ''Etnis Orang Kalimantan'' yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai dan PaserKutai.<ref>{{id}} {{cite book|url = http://books.google.co.id/books?id=mF6bdlj8qrYC&lpg=PA186&dq=banjar%20sumatera%20utara&pg=PA188#v=onepage&q=banjar%20sumatera%20utara&f=true |first = Syamsuddin|last = Haris|pages = 188|title = Desentralisasi dan otonomi daerah: Naskah akademik dan RUU usulan LIPI|publisher = Yayasan Obor Indonesia|year = 2004|isbn = 979-98014-1-9}}ISBN 978-979-98014-1-8</ref> Sedangkan sensus BPS tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268405 sub suku bangsa), suku Banjar, dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar).<ref>http://www.statistics.gov.my/portal/download_Population/files/census2010/Taburan_Penduduk_dan_Ciri-ciri_Asas_Demografi.pdf</ref> Suku Dayak menempati seluruh daerah pedalaman Kalimantan, Suku Melayu menempati wilayah [[pulau Karimata]] dan pesisir Kalimantan Barat, Sarawak, Brunei hingga pesisir Sabah. Suku Banjar menempati wilayah Kalsel serta sebagian Kalteng dan Kaltim. sedangkan Suku Kutai dan Paser menempati wilayah Kaltim. Sedangkan suku Dayak menempati daerah pedalaman Kalimantan. Keberadaan orang Tionghoa yang banyak di kota Singkawang dan Pontianak dapat disamakan komunitas [[Cina Benteng]] yang bermukim di [[Kota Tangerang]] dekat [[Jakarta]]. Memang beberapa kota di pulau Kalimantan ''diduduki'' secara politis oleh mayoritas suku-suku imigran seperti suku Hakka (Singkawang), suku Jawa (Balikpapan, Samarinda), Bugis ([[Balikpapan]], [[Samarinda]], [[Pagatan]], [[Nunukan]], [[Tarakan]], [[Tawau]]) dan sebagainya.
Suku Bugis merupakan suku transmigran pertama yang menetap, berbaur dan memiliki hubungan historis dengan kerajaan-kerajaan Melayu (baca: kerajaan Islam) di Kalimantan. Tari Rindang Kemantis adalah gabungan tarian yang mengambil unsur seni beberapa etnis di Balikpapan seperti Banjar, Dayak, Bugis, Jawa, Padang dan Sunda<ref>[http://www.antaranews.com/berita/1287331654/orang-asing-minati-tarian-balikpapan Orang Asing Minati Tarian Balikpapan]</ref> dianggap kurang mencerminkan budaya lokal sehingga menimbulkan protes lembaga adat suku-suku lokal.<ref>[http://www.metrobalikpapan.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=52947 Balikpapan Punya Kesenian Lokal]</ref><ref>[http://www.metrobalikpapan.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=52805 Tarian Rindang Kumantis Diprotes]</ref> Di Balikpapan pembentukan Brigade Lagaligo<ref>[http://www.facebook.com/pages/LAGALIGO/115990298491321 LAGALIGO di facebook.com]</ref> sebuah organisasi kemasyarakatan warga perantuan asal Sulawesi Selatan dianggap provokasi dan ditentang ormas suku lokal.<ref>[http://regional.kompas.com/read/2011/06/25/15250380/Deklarasi.Lagaligo.di.Balikpapan Deklarasi Lagaligo di Balikpapan]</ref><ref>[http://news.okezone.com/read/2011/07/12/340/478900/2-pekan-demonstrasi-pengaruhi-kerja-dprd-balikpapan 2 Pekan Demonstrasi Pengaruhi Kerja DPRD Balikpapan ]</ref><ref>[http://kaltim.tribunnews.com/2011/07/13/wali kota-lagaligo-dilarang-lakukan-kegiatan Walikota: Lagaligo Dilarang Lakukan Kegiatan ]</ref><ref>[http://suaraborneo.com/?p=3518 Gubernur Kaltim Larang Brigade Lagaligo Beraktivitas ]</ref><ref>[http://metrotvnews.com/read/newscatvideo/nusantara/2011/07/12/131915/Brimob-Gagalkan-Sweeping-Warga-Pendatang-di-Balikpapan Brimob Gagalkan Sweeping Warga Pendatang di Balikpapan ]</ref><ref>[http://www.mediaindonesia.com/read/2011/07/07/241675/127/101/Ormas-La-Galigo-Dibekukan Ormas La Galigo Dibekukan ]</ref> Kota Sampit pernah dianggap sebagai [[Kabupaten Sampang|Sampang]] ke-2.{{cn}} Walikota Singkawang yang berasal dari suku Tionghoa membangun di pusat kota Singkawang sebuah patung ''liong'' yaitu [[naga]] khas budaya Tionghoa yang lazim ditaruh atau disembahyangi di kelenteng.{{cn}} Pembangunan patung naga ini dianggap sebagai simbolisasi hegemoni politik ECI Etnis Cina Indonesia dengan mengabaikan keberadaan etnis pribumi di Singkawang sehingga menimbulkan protes oleh beberapa kelompok. Penguatan dominasi politik ECI diklaim sebagai upaya revitalisasi negara Lan Fang<ref>[http://www.obor.or.id/bukus/view/852/baru Etnis Cina Indonesia dalam Politik: Politik Etnis Cina Pontianak dan Singkawang di Era Reformasi 1998 ]</ref> yang mengalami penolakan oleh FPI kalbar<ref>[http://news.okezone.com/read/2008/11/30/1/169229/fpi-akan-bongkar-patung-naga-di-kota-singkawang FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota Singkawang ]</ref>, namun di lain pihak, suku Dayak mendukung keberadaan patung naga tersebut.<ref>[http://www.borneotribune.com/headline/dukung-keberadaan-tugu-naga-massa-datangi-dprd-singkawang.html Dukung Keberadaan Tugu Naga, Massa Datangi DPRD Singkawang]</ref> Dalam budaya Kalimantan, karakter naga biasanya disandingkan dengan karakter [[enggang gading]], yang melambangkan keharmonisan dwitunggal semesta yaitu dunia atas dan dunia bawah. Seorang tokoh suku imigran telah membuat tulisan yang menyinggung etnis Melayu.<ref>[http://www.borneotribune.com/headline/singkawang-siaga-i-fpi-polisi-bentrok-di-tugu-naga.html Singkawang Siaga I, FPI-Polisi Bentrok di Tugu Nag ]</ref> Walaupun demikian sebagian budaya suku-suku Kalimantan merupakan hasil adaptasi, akulturasi, asimilasi, amalgamasi, dan inkorporasi unsur-unsur budaya dari luar misalnya [[sarung Samarinda]], [[sarung Pagatan]], [[wayang kulit Banjar]], benang bintik (batik Dayak Ngaju), ampik (batik Dayak Kenyah), [[tari zafin]] dan sebagainya.
Pada dasarnya budaya Kalimantan terbagi menjadi budaya pedalaman dan budaya pesisir. Atraksi kedua budaya ini setiap tahun ditampilkan dalam Festival Borneo yang ikuti oleh keempat provinsi di Kalimantan diadakan bergiliran masing-masing provinsi.<ref>[http://www.investor.co.id/home/ribuan-massa-saksikan-pembukaan-festival-borneo/12334 Ribuan Massa Saksikan Pembukaan Festival Borneo Jumat, 20 Mei 2011 | 15:40 ]</ref><ref>[http://disporbudpar.kalselprov.go.id/component/content/article/berita-terkini/festival-borneo-palangka-raya-2011 Festival Borneo Palangka Raya 2011 ]</ref><ref>[http://www.borneophotography.org/pagelaran-tari-festival-borneo.html Pagelaran Tari Festival Borneo di Pontianak tahun 2009]</ref> Kalimantan kaya dengan budaya kuliner, diantaranya masakan sari laut.<ref>{{id}} {{cite book|url = http://books.google.co.id/books?id=5m1LphbB-KMC&lpg=PP1&dq=kalimantan&pg=PA1#v=onepage&q&f=false |title = Seafood: Citarasa Kalimantan|first =Miftah Miftah|last = Sanaji|publisher = PT Gramedia Pustaka Utama|isbn = 9792261990}}ISBN 978-979-22-6199-8</ref>
=== Kelompok etnis ===
|