Kanon Alkitab: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) Perbaikan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9:
Ada perbedaan-perbedaan antara [[Tanakh]] Yahudi dan kanon [[Alkitab]] [[Kristen]], dan antara berbagai kanon dalam [[denominasi Kristen]] yang berbeda. Perbedaan kriteria dan proses kanonisasi menentukan apa yang dianggap berbagai komunitas tersebut sebagai kitab suci yang terinspirasi. Dalam beberapa kasus di mana terdapat beragam tingkatan inspirasi kitab suci, sungguh bijak untuk membahas teks-teks yang hanya memiliki status ditinggikan di dalam suatu tradisi tertentu. Namun hal ini menjadi lebih kompleks ketika mempertimbangkan kanon terbuka dari berbagai aliran [[Gerakan Orang Suci Zaman Akhir|Orang Suci Zaman Akhir]] — yang dapat dipandang sebagai perluasan dari Kekristenan dan [[Yudaisme]] — dan wahyu kitab suci yang konon diberikan selama kurun waktu beberapa tahun kepada sejumlah pemimpin gerakan tersebut.
==
{{utama|Perkembangan kanon Alkitab Ibrani}}
=== Yudaisme Rabinik ===
{{Yudaisme}}
[[Yudaisme Rabinik]] ({{lang-he|יהדות רבנית}}) mengakui 24 kitab dari [[Teks Masoret]], dan umumnya disebut [[Tanakh]] ({{lang-he|תַּנַ"ךְ}}) atau [[Alkitab Ibrani]].<ref>{{en}} Darshan, G. [https://www.academia.edu/7021817/The_Twenty-Four_Books_of_the_Hebrew_Bible_and_Alexandrian_Scribal_Methods_in_M.R._Niehoff_ed._Homer_and_the_Bible_in_the_Eyes_of_Ancient_Interpreters_Between_Literary_and_Religious_Concerns_JSRC_16_Leiden_Brill_2012_pp._221_244 “The Twenty-Four Books of the Hebrew Bible and Alexandrian Scribal Methods,”], in: M.R. Niehoff (ed.), ''Homer and the Bible in the Eyes of Ancient Interpreters: Between Literary and Religious Concerns (JSRC 16)'', Leiden: Brill 2012, pp. 221–244.</ref> Terdapat bukti yang mendukung pendapat bahwa proses kanonisasi terjadi antara 200 [[SM]] dan 200 [[Masehi|M]], dan suatu pandangan yang populer adalah [[Torah]] (Taurat) dikanonisasi {{circa}} 200 SM, [[Nevi'im|Para nabi]] {{circa}} 200 SM, dan [[Ketuvim|Tulisan-tulisan]] {{circa}} 100 M<ref>McDonald & Sanders, page 4</ref> mungkin pada [[Konsili Yamnia|suatu konsili hipotetis di Yamnia]] —namun semakin banyak kritikan atas pandangan ini oleh para akademisi modern.<ref>{{en}} {{citation |url=http://biblicalstudies.org.uk/pdf/jts/026_347.pdf |title=The Jamnia Period in Jewish History |author=W. M. Christie |publisher=Biblical Studies.org.uk}}</ref><ref>{{en}} {{citation |author=Jack P. Lewis |title=Journal of Bible and Religion |volume=32 |others=No. 2 |date=April 1964 |chapter=What Do We Mean by Jabneh? |page=125-132 |publisher=Oxford University Press |url=http://www.jstor.org/stable/1460205}}</ref><ref>{{en}} ''[[Anchor Bible Dictionary]]'' Vol. III, pp. 634–7 (New York 1992).</ref><ref>{{en}} McDonald & Sanders, editors, ''The Canon Debate'', 2002, chapter 9: ''Jamnia Revisited'' by Jack P. Lewis.</ref><ref>{{en}} McDonald & Sanders, ''The Canon Debate'', 2002, page 5, cited are Neusner's ''Judaism and Christianity in the Age of Constantine'', pages 128–145, and ''Midrash in Context: Exegesis in Formative Judaism'', pages 1–22.</ref>
[[File:Scroll.jpg|thumb|left|250px|Sebuah gulungan naskah [[Kitab Ester]], salah satu dari [[Lima Megillot|kelima ''megillot'']] [[Tanakh]].]]
[[Kitab Ulangan]] memuat suatu larangan untuk melakukan penambahan atau pengurangan ([[Ulangan 4]]:2, [[Ulangan 12|12]]:32) yang mungkin saja berlaku pada kitab itu sendiri (yaitu suatu "kitab tertutup", larangan terhadap penyuntingan tulisan di kemudian hari) atau pada perintah yang diterima [[Musa]] di [[Gunung Sinai (Akitab)|Gunung Sinai]].<ref>{{en}} McDonald & Sanders, ed., ''The Canon Debate'', page 60, chapter 4: ''The Formation of the Hebrew Canon: Isaiah as a Test Case'' by Joseph Blenkinsopp.</ref> [[Kitab 2 Makabe]] (bukan bagian dari kanon Yahudi) menguraikan bahwa [[Nehemia]] ({{circa}} 400 SM) "menyusun sebuah perpustakaan dengan mengumpulkan berbagai buku tentang para raja dan para nabi, karangan-karangan [[Daud]] dan surat-surat para raja mengenai sumbangan-sumbangan bakti" ([[2 Makabe 2]]:13).
[[Kitab Nehemia]] menunjukkan bahwa [[Ezra]] (seorang [[imam]] dan [[ahli kitab]]) mengembalikan [[Torah]] dari [[Pembuangan ke Babilonia|Babilonia]] ke [[Yerusalem]] dan [[Bait Kedua]] pada kurun waktu yang sama. Baik [[Kitab 1 Makabe]] maupun 2 Makabe menunjukkan bahwa [[Yudas Makabe]] ({{circa}} 167 SM) juga mengumpulkan kitab-kitab suci ([[1 Makabe 3]]:42–50, 2 Makabe 2:13–15, [[2 Makabe 15]]:6–9), karenanya beberapa akademisi berpendapat bahwa kanon Yahudi ditetapkan oleh dinasti [[Hashmonayim]].<ref>{{en}} Philip R. Davies in ''The Canon Debate'', page 50: "With many other scholars, I conclude that the fixing of a canonical list was almost certainly the achievement of the Hasmonean dynasty."</ref> Namun [[sumber primer]] ini tidak menunjukkan kesan bahwa kanon "ditutup" pada waktu itu, dan tidak terdapat kejelasan bahwa kitab-kitab suci ini identik dengan yang kemudian menjadi bagian dari kanon tersebut.
Selain Tanakh, Yudaisme Rabinik arus utama juga memandang [[Talmud]] ({{lang-he|תַּלְמוּד}}) sebagai teks sentral lainnya yang otoritatif. Talmud merupakan suatu catatan diskusi para [[rabi]] yang berkaitan dengan sejarah, adat istiadat, filsafat, [[etika Yudaisme|etika]], dan [[Halakha|hukum Yahudi]]. Talmud terdiri dari dua komponen: [[Mishnah]] ({{circa}} 200 M), yaitu ringkasan tertulis yang pertama dari Hukum lisan Yudaisme; dan [[Gemara]] ({{circa}} 500 M) yang berisikan penjelasan dari Mishnah dan tulisan-tulisan [[Tannaim|Tannaitik]] terkait, yang mana seringkali bersinggungan dengan topik lainnya dan menguraikan Tanakh secara luas. Ada terdapat banyak kutipan dari [[Sirakh]] di dalam Talmud, meskipun kitab tersebut pada akhirnya tidak diterima dalam kanon Ibrani.
Talmud merupakan dasar dari semua kitab [[Halakha|hukum rabinik]] dan sering dikutip dalam [[Literatur Rabinik|literatur rabinik]] lainnya. Kelompok Yahudi tertentu, seperti [[Yahudi Karait]], tidak menerima Hukum lisan sebagaimana yang dikodifikasikan di dalam Talmud dan hanya memandang Tanakh sebagai satu-satunya yang berwibawa.
=== Beta Israel ===
{{Contains Ethiopic text}}
Kaum [[Yahudi Ethiopia]], atau Beta Israel ([[bahasa Ge'ez|Ge'ez]]: ቤተ እስራኤል—''Bēta 'Isrā'ēl''), memiliki sebuah kanon kitab suci yang berbeda dengan Yudaisme Rabinik. ''Mäṣḥafä Kedus'' (Kitab-kitab Suci) adalah nama literatur keagamaan dari kaum Yahudi ini, yang mana utamanya ditulis dalam bahasa Ge'ez. Kitab tersuci mereka, ''Orit'', terdiri dari [[Pentateukh]], serta [[Kitab Yosua|Yosua]], [[Kitab Hakim-hakim|Hakim-hakim]], dan [[Kitab Rut|Rut]]. Kitab lainnya dari kanon Yahudi Ethiopia dianggap memiliki tingkat kepentingan kedua atau sekunder. Kanon tersebut terdiri dari kitab-kitab lainnya dari kanon Ibrani, mungkin selain [[Kitab Ratapan]], dan berbagai kitab [[deuterokanonika]]. Kitab-kitab ini misalnya [[Sirakh]], [[Kitab Yudit|Yudit]], [[Kitab Tobit|Tobit]], [[1 Esdras|1]]–[[2 Esdras]], [[Kitab Barukh|1]] dan [[4 Barukh]], tiga kitab [[Makabian]], [[Kitab Yobel|Yobel]], [[Kitab Henokh|Henokh]], [[Perjanjian Abraham]], [[Perjanjian Ishak]], dan [[Perjanjian Yakub]]. Ketiga perjanjian patriarkal yang terakhir disebutkan tersebut berbeda dengan tradisi kitab suci ini.<ref>Because of the lack of solid information on this subject, the exclusion of Lamentations from the Ethiopian Jewish canon is not a certainty. Furthermore, some uncertainty remains concerning the exclusion of various smaller deuterocanonical writings from this canon including the Prayer of Manasseh, the traditional additions to Esther, the traditional additions to Daniel, Psalm 151, and portions of Säqoqawä Eremyas.</ref>
Tulisan-tulisan keagamaan tingkat ketiga yang penting bagi kaum Yahudi Ethiopia, namun tidak dianggap sebagai bagian dari kanon, antara lain meliputi: ''Nagara Muse'' (Percakapan Musa), ''Mota Aaron'' (Wafatnya Harun), ''Mota Muse'' (Wafatnya Musa), ''Te'ezaza Sanbat'' (Aturan Sabat), ''Arde'et'' (Para Murid), Apokalipsis Gorgorios, ''Mäṣḥafä Sa'atat'' (Kitab Harian), ''Abba Elias'' (Bapa Elia), ''Mäṣḥafä Mäla'əkt'' (Kitab Para Malaikat), ''Mäṣḥafä Kahan'' (Kitab Para Imam), ''Dərsanä Abrəham Wäsara Bägabs'' (Homili tentang Abraham dan Sara di Mesir), ''Gadla Sosna'' (Kisah Susana), dan ''Baqadāmi Gabra Egzi'abḥēr'' (Pada Mulanya Allah Menciptakan). Selain kitab-kitab ini, ''Zëna Ayhud'' (''[[Josippon]]'' versi Ethiopik) dan perkataan dari berbagai ''fālasfā'' (filsuf) merupakan sumber-sumber yang belum tentu dianggap suci, tetapi tetap memiliki pengaruh yang besar.
== Kanon Samaria ==
{{Main|Taurat Samaria}}
Ada versi lain dari Torah (Pentateukh, Taurat), dan ditulis dengan [[alfabet Samaria]]. Teks ini dikaitkan dengan [[orang Samaria]] ({{lang-he|שומרונים}}, {{lang-ar|السامريون}}), suatu suku bangsa yang mana ''[[Jewish Encyclopedia]]'' mendeskripsikannya: "Sejarah mereka sebagai suatu komunitas yang berbeda dimulai dengan dikuasainya [[Samaria]] oleh [[Orang Assyria|orang Asyur]] pada tahun 722 SM."
<ref>{{en}} [http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=110&letter=S&search=Samaritan Jewish Encyclopedia: Samaritans]</ref>
[[File:Samaritan Pentateuch (detail).jpg|thumb|250px|Gulungan Abisha, gulungan naskah tertua di kalangan [[orang Samaria]] di [[Nablus]].]]
Hubungan antara Torah Samaria dengan [[Teks Masoret]] masih dalam perdebatan. Ada beberapa perbedaan kecil, seperti perbedaan usia orang-orang yang disebutkan dalam silsilah; sedangkan yang lainnya merupakan perbedaan besar, seperti adanya suatu perintah untuk ber[[monogami]], yang mana hanya terdapat dalam versi Samaria. Yang lebih penting, teks Samaria menyimpang dari Masoretik dengan menyatakan bahwa Musa menerima [[Sepuluh Perintah Allah]] di [[Gunung Gerizim]], bukan di [[Gunung Sinai (Alkitab)|Gunung Sinai]], dan di atas Gunung Gerizim inilah pengorbanan kepada Allah harus dilakukan —bukan di [[Yerusalem]]. Meski demikian para akademisi tetap mencari keterangan dalam versi Samaria ini dalam upaya untuk mengetahui makna dari teks-teks Torah asli, serta untuk melacak perkembangan dari berbagai rumpun teks. Beberapa gulungan naskah di antara berbagai gulungan [[naskah Laut Mati]] telah diidentifikasi sebagai jenis teks Pentateukh proto-Samaritan.<ref>{{en}} ''The Canon Debate'', McDonald & Sanders editors, 2002, chapter 6: ''Questions of Canon through the Dead Sea Scrolls'' by James C. VanderKam, page 94, citing private communication with Emanuel Tov on ''biblical manuscripts'': Qumran scribe type c.25%, proto-Masoretic Text c. 40%, pre-Samaritan texts c.5%, texts close to the Hebrew model for the Septuagint c.5% and nonaligned c.25%.</ref>
Kaum Samaria memandang Torah sebagai kitab suci yang terinspirasi (atau terilhami), tetapi tidak menerima bagian-bagian lain dari Alkitab —mungkin posisi yang sama juga dipegang oleh kaum [[Saduki]].<ref>{{en}} [http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=40&letter=S&search=Sadducees Jewish Encyclopedia: Sadducees]: "With the destruction of the Temple and the state the Sadducees as a party no longer had an object for which to live. They disappear from history, though their views are partly maintained and echoed by the Samaritans, with whom they are frequently identified (see Hippolytus, "Refutatio Hæresium," ix. 29; Epiphanius, l.c. xiv.; and other Church Fathers, who ascribe to the Sadducees the rejection of the Prophets and the Hagiographa; comp. also Sanh. 90b, where "Ẓadduḳim" stands for "Kutim" [Samaritans]; Sifre, Num. 112; Geiger, l.c. pp. 128–129), and by the Karaites (see Maimonides, commentary on Ab. i. 3; Geiger, "Gesammelte Schriften," iii. 283–321; also Anan ben David; Karaites)."</ref> Mereka tidak memperluas kanon mereka dengan menambahkan suatu komposisi Samaritan apa pun. Ada [[Kitab Yosua (Samaria)|Kitab Yosua Samaritan]], namun ini merupakan suatu kronik populer yang ditulis dalam bahasa Arab dan tidak dianggap sebagai kitab suci. [[Orang Samaria#Teks keagamaan|Teks keagamaan Samaritan]] non-kanonik yang lain misalnya ''Memar Markah'' (Pengajaran Markah) dan ''Defter'' (Buku Doa) —keduanya berasal dari abad ke-4 atau kemudian.<ref>{{en}} ''Samaritan Documents, Relating To Their History, Religion and Life'', translated and edited by John Bowman, Pittsburgh Original Texts & Translations Series Number 2, 1977.</ref>
Mereka yang merupakan keturunan Samaria di [[Israel]]/[[Negara Palestina|Palestina]] zaman modern mempertahankan Taurat versi mereka sebagai kanonik sepenuhnya dan berwibawa.<ref>{{en}} [http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=110&letter=S#437 JewishEncyclopedia.com – SAMARITANS]</ref> Mereka menganggap diri mereka sebagai "para penjaga Hukum" yang sejati. Penegasan ini ditekankan kembali semata-mata oleh klaim dari komunitas Samaria di [[Nablus]] (suatu daerah yang secara tradisi dikaitkan dengan kota kuno [[Sikhem]]) untuk memiliki salinan Torah yang paling tua dan masih terlestarikan —yang mereka yakini ditulis oleh Abisha, seorang cucu [[Harun]].<ref>{{en}} Crown, Alan D. (October 1991). "The Abisha Scroll – 3,000 Years Old?" in ''Bible Review''.</ref>
== Kanon Alkitab Kristen ==
Orang-orang [[Yahudi]] telah membakukan bahwa kitab-kitab yang kita sebut [[Perjanjian Lama]] diilhami [[Allah]], sedangkan yang lain tidak. Ketika orang-orang Kristen berhadapan dengan berbagai ajaran sesat, mereka mulai merasakan pentingnya membedakan tulisan-tulisan yang sesungguhnya diilhami Allah dan yang tidak.
|