Suku Dayak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~~~~~ |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
{{ethnic group|
|group=Suku Dayak
|image=[[Berkas:Dayak.jpg|200px]]
|poptime= ±7,3 juta (2010)
Baris 22 ⟶ 21:
|ref2 =
|region3 = {{nbsp|8}}[[Kalimantan Tengah]]
|pop3 = 1.037.817
|ref3 =
|region4 = {{nbsp|8}}[[Kalimantan Timur]]
Baris 43 ⟶ 42:
| isbn = 9789839044548
| url = http://www.statistics.gov.my/portal/download_Population/files/census2010/Taburan_Penduduk_dan_Ciri-ciri_Asas_Demografi.pdf}}</ref>
|region7 = {{nbsp|8}}[[Malaysia]] ([[Sarawak]] dan [[Sabah]])
|pop7 = 3.357.579
|ref7 = <ref>http://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/bx.html</ref>
|langs=[[Rumpun bahasa Dayak Darat|Dayak]], [[Rumpun bahasa Barito Raya|Dayak Barito]], [[Rumpun bahasa Borneo Utara|Dayak Borneo Utara]], [[Bahasa Bahasa Banuaka|Dayak Banuaka]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Inggris|Inggris]].
|rels=[[Kristen]] ([[Katolik]] dan [[Protestan]]), [[Islam]], [[Kaharingan]] dan [[Buddha]]
|related=[[Banjar]], [[Kutai]], [[Sambas]]|region8 = Brunei Darussalam|pop8 = 50.898}}
'''Suku Dayak'''<ref></ref>) adalah nama yang oleh penduduk pesisir pulau Borneo diberi kepada penghuni
Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di [[Gua Niah]] ([[Sarawak]]) dan [[Gua Babi]] ([[Kalimantan Selatan]]), penghuni pertama Kalimantan memiliki ciri-ciri Austro-Melanesia, dengan proporsi tulang kerangka yang lebih besar dibandingkan dengan penghuni Kalimantan masa kini</ref> yang mendiami Pulau [[Kalimantan]] ([[Brunei]], [[Malaysia]] yang terdiri dari [[Sabah]] dan [[Sarawak]], serta [[Indonesia]] yang terdiri dari [[Kalimantan Barat]], [[Kalimantan Timur]], [[Kalimantan Tengah Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun yakni [[rumpun Klemantan]] alias Kalimantan, [[rumpun Iban]], [[rumpun Apokayan]] yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, [[rumpun Murut]], [[rumpun Ot Danum-Ngaju]] dan [[rumpun Punan]]. Namun secara ilmiah, para linguis melihat 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan dan masing-masing memiliki kerabat di luar pulau Kalimantan:<ref>[http://www.ethnologue.com/map/ID_k__ Indonesia, Kalimantan ]</ref>
* "[[Rumpun bahasa Barito Raya|Barito Raya]] (33 bahasa, termasuk 11 bahasa dari kelompok [[bahasa Madagaskar]], dan Sama-Bajau termasuk satu suku yang berdiri dengan nama sukunya sendiri yaitu [[Suku Paser]].<ref>http://www.ethnologue.com/subgroups/greater-barito</ref><ref>http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04.html</ref><ref>http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s02.html</ref>
* "[[Rumpun bahasa Dayak Darat|Dayak Darat]]" (13 bahasa)<ref>http://www.ethnologue.com/subgroups/land-dayak</ref><ref>http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s05.html</ref>
* "[[Rumpun bahasa Borneo Utara|Borneo Utara]]" (99 bahasa), termasuk bahasa Yakan di Filipina serta satu suku yang berdiri dengan nama sukunya sendiri yaitu [[Suku Tidung]].<ref>http://www.ethnologue.com/subgroups/north-borneo</ref>
* "[[Rumpun Bahasa Sulawesi Selatan|Sulawesi Selatan]]" dituturkan 3 suku Dayak di pedalaman Kalbar: Dayak Taman, Dayak Embaloh, Dayak Kalis disebut rumpun Dayak Banuaka.<ref>http://www.ethnologue.com/subgroups/tamanic</ref><ref>http://press.anu.edu.au//austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s04.html</ref>
* "[[Rumpun bahasa Melayik|Melayik]]" dituturkan: [[Dayak Meratus]]/Bukit (
== Etimologi ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dajak vrouwen verkopen vruchten vanaf een vlot op de Barito-rivier bij Bandjermasin Zuid-Borneo TMnr 10005854.jpg|thumb|250 px|right| Masyarakat Dayak Barito beragama Islam yang dikenali sebagai [[suku Bakumpai]] di [[sungai Barito]] tempo dulu.]]
Istilah "Dayak" paling umum digunakan untuk menyebut orang-orang asli non-Muslim, non-Melayu yang tinggal di pulau
Istilah untuk suku penduduk asli dekat Sambas dan Pontianak adalah
Arti dari kata ‘Dayak’ itu sendiri masih bisa diperdebatkan. Commans (1987), misalnya, menulis bahwa menurut sebagian pengarang, ‘Dayak’ berarti manusia, sementara pengarang lainnya menyatakan bahwa kata itu berarti pedalaman. Commans mengatakan bahwa arti yang paling tepat adalah orang yang tinggal di hulu sungai.<ref>Commans, 1987: 6</ref> Dengan nama serupa, Lahajir ''et al''. melaporkan bahwa [[suku Dayak Iban|
== Asal mula ==
▲Dari pegunungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan.<ref>Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977-1978</ref> ''Tetek Tahtum'' menceritakan migrasi suku Dayak Ngaju dari daerah perhuluan sungai-sungai menuju daerah hilir sungai-sungai.
Di daerah selatan Kalimantan Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak di daerah itu sering disebut ''Nansarunai Usak Jawa''<ref>[http://bahasamaanyan.blogspot.com/2008/08/nansarunai-usak-jawa.html Nansarunai Usak Jawa]</ref><ref>[http://melayuonline.com/ensiclopedy/?a=SnFULzgveVRteDdaM2dl=&l=usak-jawa Usak Jawa]</ref>, yakni kerajaan Nansarunai dari [[Dayak Maanyan]] yang dihancurkan oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun [[1309]]-[[1389]].<ref>Fridolin Ukur, 1971</ref> Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak Maanyan terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman ke wilayah suku Dayak Lawangan. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun [[1520]]).
Sebagian besar suku Dayak di wilayah selatan dan timur kalimantan yang memeluk [[Islam]] keluar dari suku Dayak dan tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai atau [[Suku Banjar|orang Banjar]] dan [[Suku Kutai]]. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman, bermukim di daerah-daerah [[Kayu Tangi]], [[Distrik Amuntai|Amuntai]], [[Distrik Margasari|Margasari]], [[Distrik Amandit|Batang Amandit]], [[Distrik Labuan Amas|Batang Labuan Amas]] dan [[Distrik balangan|Batang Balangan]]. Sebagian lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang pimpinan Banjar Hindu yang terkenal adalah [[Lambung Mangkurat]] menurut orang Dayak adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot Danum).<ref>{{cite book|pages
Di Kalimantan Timur, orang Suku Tonyoy-Benuaq yang memeluk Agama Islam menyebut dirinya sebagai [[Suku Kutai]].{{fact}}
Tidak hanya dari Nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa [[Tionghoa]] tercatat mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming yang tercatat dalam buku ''323 Sejarah Dinasti Ming'' (1368-1643). Dari manuskrip berhuruf hanzi disebutkan bahwa kota yang pertama dikunjungi adalah Banjarmasin dan disebutkan bahwa seorang Pangeran yang berdarah [[Biaju]] menjadi pengganti Sultan Hidayatullah I . Kunjungan tersebut pada masa [[Sultan Hidayatullah I]] dan penggantinya yaitu [[Sultan Mustain Billah]]. Hikayat Banjar memberitakan kunjungan tetapi tidak menetap oleh pedagang jung bangsa Tionghoa dan Eropa (disebut Walanda) di Kalimantan Selatan telah terjadi pada masa Kerajaan Banjar Hindu (abad XIV). Pedagang [[Orang Cina Parit|Tionghoa]] mulai menetap di kota Banjarmasin pada suatu tempat dekat pantai pada tahun 1736.<ref>http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf</ref>
Baris 94 ⟶ 91:
== Dayak pada masa kini ==
[[Berkas:
Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni: [[Apokayan]] ([[Kenyah-Kayan-Bahau]]), [[Ot Danum-Ngaju]], [[Iban]], [[Murut]], [[Klemantan]] dan [[Punan]]. Rumpun [[Dayak Punan]] merupakan suku Dayak yang paling tua mendiami pulau Kalimantan, sementara rumpun Dayak yang lain merupakan rumpun hasil asimilasi antara Dayak punan dan kelompok Proto Melayu (moyang Dayak yang berasal dari Yunnan). Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub-etnis. Meskipun terbagi dalam ratusan sub-etnis, semua etnis Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu subsuku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak atau tidak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, [[
=== Tradisi Penguburan ===
Baris 137 ⟶ 134:
# Marabia
# Mambatur (Dayak Maanyan)
# [[Kwangkai]]<ref>Lathief. H., Upacara adat kwangkay Dayak Benuaq Ohong di Mancong. Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996 - Social Science - 220 pages</ref><ref>http://catalogue.nla.gov.au/Record/1156006</ref><ref>www.youtube.com/watch?v=kThegt6b3CE</ref><ref>http://budimasnet.blogspot.com/2011/03/adat-kematian.html</ref>/Wara (Dayak [[Benuaq]])
== Agama ==
Baris 154 ⟶ 151:
Di Kalimantan Barat, agama Kristen ''diklaim'' sebagai agama orang Dayak (sehingga Dayak Muslim Kalbar terpaksa membentuk Dewan Adat Dayak Muslim tersendiri), tetapi hal ini tidak berlaku di propinsi lainnya sebab orang Dayak juga banyak yang memeluk agama Islam namun tetap menyebut dirinya sebagai suku Dayak.
Di wilayah perkampungan-perkampungan Dayak yang masih beragama Kaharingan berlaku hukum adat Dayak. Wilayah-wilayah di pesisir Kalimantan dan pusat-pusat kerajaan Islam, masyarakatnya tunduk kepada hukum adat Banjar/Melayu seperti suku Banjar, Melayu-Senganan, Kedayan, Bakumpai, Kutai, Paser, Berau, Tidung, dan Bulungan. Bahkan di wilayah perkampungan-perkampungan Dayak yang telah sangat lama berada dalam pengaruh agama Kristen yang kuat kemungkinan tidak berlaku hukum adat Dayak/Kaharingan.
Jika kita melihat sejarah pulau Borneo dari awal. Orang-orang dari Sriwijaya, orang ''Melayu'' yang mula-mula migrasi ke Kalimantan. Etnis Tionghoa [[Hui]] Muslim [[mazhab Hanafi|Hanafi]] menetap di Sambas sejak tahun 1407, karena pada masa [[Dinasti Ming]], bandar Sambas menjadi pelabuhan transit pada jalur perjalanan dari [[Champa]] ke [[Manila|Maynila]], Kiu kieng (Palembang) maupun ke [[Majapahit]].<ref name="Muljana">{{cite book|pages
== Konflik ==
=== Keterlibatan ===
Dayak (istilah kolektif untuk
== Lihat pula ==
Baris 172 ⟶ 170:
* [[Majelis Adat Dayak Nasional]]
* [[Daftar tokoh Dayak]]
* [[Institut Dayakologi
== Referensi ==
Baris 190 ⟶ 188:
* {{id}} [http://www.ceritadayak.com/2011/05/sumbu-perdamaian-tumbang-anoi.html Sumbu perdamaian tumbang anoi]
* {{id}} [http://www.indonesiamedia.com/rubrik/budaya/budaya00august.htm Budaya Dayak]
* {{id}} [http://jadiberita.com/2011/02/04/ternyata-suku-dayak-bukan-cuma-satu-jenis/ Ternyata suku dayak bukan cuma satu jenis]
* {{en}} [http://www.knaw.nl/indonesia/transition/workshop/chapter4vanklinken.pdf Indonesia's New Ethnic Elites]
* {{en}} [http://www.ethnologue.com/14/show_family.asp?subid=1174/ Kelompok bahasa Dayak]
* {{en}} [http://www.academia.edu/5575663/Sillander_Dayak_and_Malay_in_Southeast_Borneo Sillander Dayak and Malay in Southeast Borneo]
{{Dayak}}
|