Badak sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 39:
†''Dicerorhinus sumatrensis lasiotis''
}}
'''Badak sumatera''' (''Dicerorhinus sumatrensis'') adalah anggota famili [[Rhinocerotidae]] yang langka dan merupakan salah satu dari lima spesies [[badak]]. Spesies ini merupakan satu-satunya yang masih bertahan dari [[genus]] '''''Dicerorhinus'''''. Badak ini adalah badak terkecil,
Anggota spesies ini dahulu menghuni [[hutan hujan]], [[rawa]], dan [[hutan pegunungan]] di [[India]], [[Bhutan]], [[Bangladesh]], [[Myanmar]], [[Laos]], [[Thailand]], [[Malaysia]], [[Indonesia]], dan [[Cina]]. Di zaman sejarah, mereka tinggal di barat daya Cina, khususnya di [[Sichuan]]<ref>Chapman, Jan (1999) ''The Art of Rhinoceros Horn Carving in China''. Christie's Books, London. ISBN 0-903432-57-9. p. 27</ref><ref>Schafer, Edward H. (1963) ''The Golden Peaches of Samarkand: A study of T'ang Exotics''. University of California Press. Berkeley and Los Angeles. p. 83</ref> Mereka sekarang tergolong terancam punah, dengan hanya enam populasi besar di alam liar. Empat di [[Sumatera]], satu di [[Kalimantan]], dan satu di [[Semenanjung Melayu]]. Jumlah mereka sulit untuk dintukan karena mereka adalah hewan soliter yang banyak tersebar di daerah jangkauan mereka, tetapi mereka diperkirakan berjumlah kurang dari 100. kelangsungan hidup penduduk Semenanjung Malaysia diragukan, dan salah satu populasi Sumatera mungkin sudah punah. Jumlah angka hari ini mungkin serendah 80.<ref name=downwards>[http://www.savetherhino.org/asia_programmes/rpu_programme_indonesia/sumatran_rhino_numbers_revised_downwards "Sumatran rhino numbers revised downwards"]. ''Save The Rhino''. 18 March 2012.</ref> Pada 2015, peneliti mengumumkan bahwa badak Timur Sumatera punah dari bagian utara Kalimantan (Sabah, Malaysia).
Badak Sumatera merupakan hewan soliter pada sebagian besar hidupnya kecuali untuk kawin dan memelihara keturunan. Ini adalah spesies badak yang paling vokal dan juga biasa berkomunikasi melalui menandai [[tanah]] dengan kakinya, memutar [[pohon]] membentuk pola, dan meninggalkan kotoran. Spesies ini jauh lebih baik dipelajari daripada [[badak Jawa]] yang juga soliter, sebagian karena program yang membawa 40 badak Sumatera ke dalam konservasi eks-situ dengan tujuan melestarikan spesies tersebut. Program ini dianggap bencana bahkan oleh inisiatornya; sebagian besar badak mati dan tidak ada keturunan yang dihasilkan selama hampir 20 tahun, mewakili penurunan populasi bahkan lebih buruk daripada di alam liar.
== Taksonomi dan penamaan ==
Baris 58 ⟶ 63:
[[Berkas:Sumatran Rhinoceros Way Kambas 2008.jpg|left|thumb|''D. s. sumatrensis'' "Rosa" di [[Yayasan Badak International#Suaka Margasatwa Badak Sumatra|Suaka Margasatwa Badak Sumatra]], [[Taman Nasional Way Kambas]]]]
Badak Sumatra dulunya cukup banyak di [[Asia Tenggara]]. Saat ini, kurang dari 275 ekor diperkirakan masih hidup.<ref name=IUCN/> Spesies tersebut digolongkan dalam keadaan [[kritis]], terutama karena perburuan ilegal.<ref name=IUCN/> Pada awal 1990an, terjadi penurunan populasi lebih dari 50% per dekade, dan sebagian kecil, kawanan yang tersebar saat ini menghadapi resiko [[depresi penangkaran sanak]] yang tinggi.<ref name=IUCN/> Kebanyakan habitat yang tersisa adalah wilayah pegunungan Indonesia yang tidak dijangkau.<ref name=Rabinowitz>{{Cite journal | author = Rabinowitz, Alan | year = 1995 | title = Helping a Species Go Extinct: The Sumatran Rhino in Borneo | journal = Conservation Biology | volume = 9 | issue = 3 | pages = 482–488 | doi = 10.1046/j.1523-1739.1995.09030482.x }}</ref><ref name=Strien2001>{{Cite journal | journal = Proceedings of the International Elephant and Rhino Research Symposium, Vienna, June 7–11, 2001 | publisher = Scientific Progress Reports | year = 2001 | title = Conservation Programs for Sumatran and Javan Rhino in Indonesia and Malaysia | last = van Strien | first = Nico J. }}</ref>
{{clear}}
== Catatan kaki ==
|