Abdul Qadir bin Abdul Mutalib: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara , -Diantara +Di antara) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 56:
| box_width =
}}
'''Syeikh Abdul Qadir bin Abdul Muthalib bin Hassan''', lahir pada 1910 <ref name=niknasri>{{harvnb|NikNasri.com|2014}}.</ref> adalah seorang ulama Nusantara
== Pendidikan Awal ==
Ia mendapat pendidikan awal di Sekolah Belanda pada 1917 dan lulus kelas Lima pada 1923. Pada 1924, Ia berhijrah ke Kedah untuk mendalami ilmu agama.<ref name=niknasri/> Merantau ke negeri Malaysia bukan hanya banyak dilakukan orang-orang Indonesia pada zaman sekarang. Bahkan sudah sejak dahulu kala masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Sumatera pada khususnya, sudah sering mengadakan perantauan ke negeri Jiran tersebut. Alasan kuat yang menyebabkan penduduk Sumatera sering menjalin hubungan dengan negeri Jiran adalah karena mereka sama-sama berbangsa Melayu sehingga banyak kesamaan antara keduanya, baik dari segi agama, bahasa, maupun adat istiadat. Salah satu di antara orang Sumatera yang melawat ke negeri seberang itu adalah ‘Abdul Qadir Al-Mandili, yaitu pada tahun 1924 M, satu tahun setelah kelulusannya dari sekolah Belanda. Hanya saja perjalanan yang ia lakukan ini bukan karena dorongan kebangsaan ataupun kesukuan, namun lebih pada perjalanan menimba ilmu agama yang sudah menjadi kebiasaan penuntut ilmu di seluruh dunia. Itulah perjalanan yang oleh Abu Ad-Darda’ –radhiyallahu ‘anhu– disebut sebagai perjalanan fi sabilillah<ref name=Abdul Qadir Al-Mandili di muslim.or.id>{{harvnb|https://muslim.or.id/22576-abdul-qadir-al-mandili-pembawa-dakwah-sunnah-di-nusantara.html|2014}}.</ref>.
== Hijrah ke Malaysia ==
|