Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
IrninthaAdjani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rezasate (bicara | kontrib)
←Mengganti halaman dengan '== Periklanan hibrida dalam game =='
Baris 1:
== Periklanan hibrida dalam game ==
Saat ini, media sosial merupakan salah satu media baru yang popular dan marak digunakan oleh masyarakat luas. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya angka penggunaan media sosial di dunia. Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein media sosial sendiri ialah "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content". Media sosial saat ini sangat banyak ragamnya, contohnya Facebook, twitter, Path, Line, Instargram, tumblr, flickr, whatsapp, foursquare, youtube, dll. Masing-masing aplikasi tersebut memiliki fungsi yang berbeda pula. Contohnya instagram, memiliki fungsi untuk mengunggah foto atau video yang berdurasi 15 detik kemudian orang lain yang melihatnya dapat memberikan likes terhadap foto atau video yang diunggah tersebut. Kemudian facebook berfungsi untuk memposting aktivitas sehari-hari dan berkomunikasi.
 
Dengan penjelasan tersebut, diyakini bahwa adanya media sosial saat ini memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi, saat ini komunikasi secara offline justru dinilai kurang efektif dan tidak dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, namun adanya media baru ini menjadi terobosan. Adanya media sosial saat ini juga dimanfaatkan oleh berbagai pihak, contohnya digunakan oleh para politikus untuk berkampanye, digunakan oleh individu untuk berkomunikasi jarak jauh, dan yang paling marak saat ini ialah media sosial digunakan untuk berjualan online dan kegiatan komunikasi lainnya.
 
Dalam dunia public relations, untuk menjalankan tugasnya, adanya media sosial merupakan suatu terobosan yang dapat membantu pekerjaan seorang PR. Terdapat berbagai kegiatan komunikasi untuk mendukung dan menjalani tugas seorang PR tersebut, salah satunya ialah Marketing Public Relations. Menurut Thomas L. Harris, dalam bukunya yang berjudul “ The Marketer’s Guide to Public Relations”. Marketing Public Relations (MPR) merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian serta pemuasan konsumen melalui komunikasi yang baik mengenai informasi dari perusahaan terhadap citra merek (Brand Image).
 
Adapun keterkaitan antara kegiatan endorsement terhadap TIK ialah dengan melakukan posting yang dimiliki oleh brand ambassador dalam akun-akun social medianya. Namun untuk melakukan promosi yang nantinya akan dipublikasikan dalam media oleh brand ambassador tersebut, sebelumnya seorang PR harus melakukan analisis terlebih dahulu. Contohnya jika mempromosikan kecantikan, terlebih dahulu harus menganalisis celebrity ambassador dengan kriteria seperti apa yang cocok untuk mempromosikan produknya.
 
Contohnya dalam bidang kecantikan, saat ini trend beauty blogger sangat marak dibicarakan dan diikuti oleh para remaja di Indonesia. Beauty blogger merupakan seseorang yang memiliki kelebihan dalam hal kecantikan kemudian mereka mempostingnya di internet dan kemudian masyarakat menjadi tertarik pada keahliannya tersebut.
Pada dasarnya, terdapat 2 cara untuk mempublikasikan kegiatan MPR, yaitu dengan komunikasi offline dan komunikasi online. Komunikasi offline dalam konteks ini biasanya digunakan oleh para brand ambassador untuk berkampanye langsung disuatu tempat atau membuat suatu acara atau special event agar tujuan akhir program MPR nya tercapai, kemudian selain komunikasi offline tersebut terdapat pula komunikasi online, yaitu dengan cara-cara diatas salah satunya dengan menggunakan jasa brand ambassador untuk mengunggah konten-konten kampanye dalam media sosial yang dimilikinya.
 
Di Indonesia, kegiatan brand ambassador ini telah banyak dilakukan. Contohnya artis Dian Sastro sebagai brand ambassador produk kecantikan L’Oreal, dengan keterikatannya dengan L’Oreal, Dian Sastro diwajibkan untuk mengunggah konten-konten kampanye L’Oreal ke akun-akun media sosialnya. Dengan mengunggah konten tersebut, kemudian dapat dilihat bahwa akun media sosial L’Oreal yang dipromosikan oleh Dian Sastro kemudian menjadi bertambah jumlah followersnya. Berdasarkan tolak ukur tersebut, dapat dikatakan bahwa penggunaan brand ambassador melalui media sosial merupakan suatu terobosan yang sangat berguna di bidang public relations.
 
Kemudian bagaimana dengan komunikasi offline? Hal tersebut masih menjadi suatu kegiatan yang penting agar impact bagi masyarakat dapat terjalin secara berkelanjutan. Namun jika menggabungkan kedua cara komunikasi yaitu offline dan online, dinilai akan lebih efektif jika keduanya di implementasikan. Kedua kegiatan komunikasi tersebut disebut dengan Hybrid, dimana pengimplementasiannya untuk melakukan kegiatan offline seperti membuat special event, dengan mengundang secara langsung para brand ambassador dan akan berkomunikasi langsung dengan khalayak. Namun sebelumnya dibutuhkan pula publikasi untuk menjangkau khalayak agar nantinya menghadiri kegiatan special event tersebut. Publikasi yang digunakan ialah dengan cara publikasi online, dimana para brand ambassador nantinya akan mengunggah informasi mengenai adanya special event tersebut di akun media sosial yang telah mempunyai banyak followers. Dengan komunikasi hybrid ini, dapat menjadi salah satu usulan yang kuat dalam melakukan kegiatan Marketing Public Relations.
 
Marketing public relations dalam konteks ini mempunyai 2 tujuan, yaitu marketing untuk membangkitkan awareness masyarakat dan Public Relations sendiri bertujuan untuk merubah attitude, diyakini bahwa dengan adanya brand ambassador melalui media sosial dapat menjadi terobosan baru dalam dunia PR yang akan mempermudah tugas seorang PR karena akan dapat menjangkau khalayak secara luas tanpa harus memberikan effort yang besar namun melalui teknologi.
 
Hal yang menarik dari adanya kegiatan brand ambassador melalui media sosial di Indonesia ialah hal ini baru meledak di tahun-tahun 2014 dan 2015, dimana pengimplementasian brand ambassador melalui sosial media ini sendiri sebenarnya telah lama diimplementasikan oleh negara-negara lain. Negara pertama yang menemukan adanya brand ambassador melalui media sosial adalah Amerika Serikat. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan brand ambassador melalui media sosial yang saat ini marak di Indonesia, merupakan tiruan implementasi dari negara Amerika Serikat.