Mei Xin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andrean88 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Andrean88 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
== Perjalanan Hidup Mei Xin ==
 
[[Mpu Ranubhaya]], seorang cucu murid dari [[Mpu Gandring]] adalah ahli pembuat senjata sakti yang merupakan Guru Kanuragan dari [[Arya Kamandanu]] yang kala itu diculik dan dibawa berlayar dan menjadi tawanan [[Kubilai Khan|Kaisar Kubilai Khan]], penguasa [[Dinasti Yuan]] di negeri [[Mongolia]], dipaksa membuat senjata sakti sebagai syarat kebebasan atas dirinya. Maka oleh Mpu Ranubhaya dibuatlah sebuah pedang pusaka yang diberi nama Pedang Naga Puspa. Demi menyelamatkan pedang tersebut dari orang-orang yang berwatak jahat, pedangPedang pusakaNaga tersebutPuspa akhirnya diserahkan oleh Mpu Ranubhayadipercayakan kepada pasangan pendekar [[Lo Shi Shan|Luo ShiShan]] dan Mei Xin. Sedangkan Mpu Ranubhaya dan Ma Boyi tewas dalam upaya mempertahankan pedang tersebut.
 
Pasangan pendekar ini akhirnya menjadi buronan dan menjadi pelarian hingga terdampar ke [[Tanah Jawa]]. Sesampainya di Tanah Jawa, pedang ini pun menjadi rebutan oleh banyak pendekar jahat. Dalam sebuah pertarungan Lou Shi SanLuo ShiShan terluka parah akibat terkena Aji Segara Geni milik Mpu Tong Bajil. Beruntung NamunLuo untunglahShiShan dan AryaMei KamandanuXin yangditolong sedangoleh mengembaraArya datangKamandanu menolongdan melarikan diri. Sayang,Namun jiwaakibat Louparahnya Shiluka Sandalam sudahLuo tidakShiShan tertolongakhirnya lagimeninggal dunia. Sebelum Setelahmeninggal, beberapaLuo hariShiShan diobatimenitipkan diaMei punXin meninggalpada Arya Kamandanu.
 
Mei Xin yang sangat berduka karena kehilangan suami tercintanya kini hidup terlunta-lunta dalam kehampaan, ia selalu hidup dalam bayang-bayang mendiang suaminya, Lou Shi San. Jiwanya begitu labil, Fisiknyafisiknya menjadi lemah, Ia hampir saja putus asa dan hampir berniat mengakhiri hidupnya. Untunglah Arya Kamandanu datang menolong, Kamandanu berhasil mencegah ketika Mei Xin hendakadalah membiarkanseorang dirinyaksatria jatuhyang kedalambisa jurangdiandalkan. Dengan sabar, tak henti-hentinya kamandanu berusaha membangkitkan semangat Mei Xin. Setiap kesempatan kamandanu selalu berbagi cerita tentang bagaimana menghayati, mensyukuri dan menjalani arti hidup yang sesungguhnya sebagai anugerah yang diberikan oleh yang Maha Kuasa. Sedikit demi sedikit semangat Mei Xin muncul kembali. Karena Kamandanu lah Mei Xin mempunyai harapan kembali. Akhirnya, dalam kebersamaan mereka, lama kelamaan benih-benih cinta mulai bersemi di hati.
Kamandanu pun berhasil membujuk Mei Xin untuk turut serta pulang kerumah orangtunya di desa Kurawan.
[[Berkas:Mx-1-.jpg|thumb|[[Louise Anastasya]] memerankan Mei Xin dalam sinetron [[Pedang Naga Puspa]] 2015 di [[SCTV]]]]
Sementara itu, prajurit-prajurit Kediri yang menginginkan pedang sakti Naga Puspa dibawah pimpinan Mpu Tong Bajil masih saja terus memburu Mei Xin. Karena tidak ingin menyusahkan Kamandanu diam-diam Mei Xin pergi.
Kemudian Mei Xin bertemu dengan Arya Dwipangga yang waktu itu sudah beristrikan Nari Ratih. Mei Xin tahu kalau Arya Dwipangga mencintainya. Namun dia tidak menanggapinya. Syair-syair Arya Dwipangga hanya dianggap angin lalu saja. Namun obatdengan perangsangcara membuatlicik MeiArya XinDwipangga tidakmenodai sadar,Mei sehingga dia dinodai Arya DwipanggaXin.
 
Sementara itu, prajurit-prajurit Kediri yang menginginkan pedang sakti Naga Puspa dibawah pimpinan Mpu Tong Bajil masih saja terus memburu Mei Xin. Karena tidak ingin menyusahkan Kamandanu diam-diam Mei Xin pergi.
Kemudian Mei Xin bertemu dengan Arya Dwipangga yang waktu itu sudah beristrikan Nari Ratih. Mei Xin tahu kalau Arya Dwipangga mencintainya. Namun dia tidak menanggapinya. Syair-syair Arya Dwipangga hanya dianggap angin lalu saja. Namun obat perangsang membuat Mei Xin tidak sadar, sehingga dia dinodai Arya Dwipangga.
Untunglah Arya Kamandanu mau bertanggung jawab. Dengan hati yang luka Kamandanu menikahi Mei Xin. Mei Xin lalu menyerahkan Pedang Nagapuspa pada Arya Kamandanu.