Sayidiman Suryohadiprojo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 8:
Karier kemiliterannya sendiri diawali dengan bertugas di [[Divisi Siliwangi]] di [[Jawa Barat]], mulai dari sebagai [[Komandan]] [[Peleton]] hingga menjadi Komandan [[Batalyon]] [[Infantri]], sebelum akhirnya ditempatkan di lingkungan pendidikan sebagai Komandan [[Resimen]] Taruna [[Akademi Militer Nasional]] (AMN) (1960). Perjalanan kariernya kemudian terus meningkat dengan menjadi [[Perwira]] Staf Umum di Markas Besar Angkatan Darat (1963), [[Panglima]] [[Kodam]] XIV/[[Hasanuddin]] di [[Sulawesi Selatan]] ([[1968]]), Ketua Gabungan III/Personel Hankam (1970), dan akhirnya Wakil KSAD (1973). Hanya sebentar menjadi orang kedua di AD, setahun kemudian kembali beralih tugas dengan menjabat sebagai Gubernur Lemhanas (1974-1978). Pada masa itu, perhatiannya terhadap perkembangan dunia olahraga nasional ternyata membuatnya terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan [[Atletik]] Seluruh Indonesia (PASI) (1976) dan merangkap sebagai Ketua [[KONI]] Pusat Bidang Daerah (1977), sebelum akhirnya bertugas menjadi [[Daftar Duta Besar Indonesia untuk Jepang|Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang]] (1979).
Sekembalinya dari tugas di Negeri Matahari Terbit tersebut, ia kemudian diangkat menjadi Penasihat [[Menteri Negara Riset dan Teknologi]] dalam bidang Hankam (1983) serta Komisaris Utama PT Perkebunan (PTP) XXIV/XXV di Jawa Timur (1984-1994). Ketika berdiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia ([[ICMI]]) pada tahun 1990, ia dipercaya menjadi Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat (1990-1995) dan Wakil Ketua Dewan Penasihat ICMI Pusat (1995-2000). Begitupun ketika Indonesia menjadi Ketua [[Gerakan Non Blok]] (GNB) (1992-1995), ia juga ditunjuk sebagai Dutabesar Keliling RI untuk Wilayah [[Afrika]]. Selain itu, menjadi Penasihat Presiden RI Urusan Ketahanan Nasional, Anggota [[MPR]]-RI (1993-1998), Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, dan Anggota Dewan Pendidikan Tinggi (1993). Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (WANTIMPUS) Legiun Veteran Republik Indonesia.
Selama berkarier sebagai seorang prajurit TNI, aneka pendidikan militer pernah diikutinya, baik di dalam maupun luar negeri. Antara lain, Kursus Persiapan Hogere Krijgsschool, Company Officers Course, Infantry School di AS, Kursus Pendidikan Guru Militer, Bandung, Kursus Perwira Lanjutan Dua Infanteri , Bandung, Sprachenschule der Bundeswehr, Jerman, Fuehrungs Akademie der Bundeswehr, [[Jerman]], dan International Defense Management, Naval Postgraduate School, AS.
|