Pulau Papua: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
+info, minor edit
tektonik setting pulau papua
Baris 57:
 
Istilah "'''Papua'''" digunakan untuk merujuk kepada pulau ini secara keseluruhan. Istilah "Papua" sekarang juga digunakan untuk merujuk kepada dua provinsi di [[Papua bagian barat]] yang termasuk dalam wilayah pemerintahan negara Indonesia, yaitu [[Papua]] dan [[Papua Barat]]. Namun beberapa publikasi (lihat misalnya Kartikasari ''et al.'' 2007<ref>{{aut|Kartikasari, S.N., A.J. Marshall, & B.M. Beehler}}. 2007. ''Ekologi Papua'', Seri ekologi Indonesia jilid VI: 3. Jakarta: Pustaka Obor & Conservation International. ISBN 978-979-461-796-0</ref>) membatasi penggunaan nama "Papua" untuk bagian barat Pulau Nugini.
 
== Tektonik Setting Pulau Papua ==
Apabila dilihat secara kasat mata pulau Papua terlihat membentuk seperti burung, dimana bagian kepala merupakan Provinsi Papua barat, badan merupakan Provinsi Papua, dan ekor merupakan Papua Nugini. Tektonik Papua dipengaruhi oleh pergerakan 2 lempeng besar yaitu lempeng Pasifik ke arah barat dan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara. Tumbukan tersebut membentuk suatu tatanan struktur kompleks terhadap papua yag sebagian besar dilandasi kerak benua Indo-Australia. Pertemuan lempeng ini juga menghasilkan zona subduksi oblique yang merupakan zona pertemuan busur vulkanik (pasifik) dan kontinen (IndoAustralia). Pulau Papua memiliki tektonical setting yang sangat komplek, dimana hasilnya membawa material dari mantel dan terakumulasi di Pulau Papua,sehingga Papua memiliki SDA yang menarik. Karena akibat dari tektonical setting berupa patahan dan lipatan tersebut, sehingga menghasilkan material-material yang berada dari dalam mantel terekspos sehingga menghasilkan banyak sumber daya alam berupa bahan tambang seperti emas, tembaga, dll.
 
            Subduksi yang terjadi tadi berubah menjadi kolisi, sebagai hasilnya salah satunya berupa pegunungan Jaya Wiajaya yang merupakan pegunungan non-vulkanik dengan puncak tertinggi di Indonesia, memiliki puncak dengan ketinggian 4.884 m dengan panjang pegunungan kurang lebih 1300 km dan merupakan pegunungan tertinggi di Asia Tenggara. Diketahui bahwa pegunungan Jaya Wijaya ini terbentuk akibat adanya proses patahan dan lipatan yang terjadi akibat kolisi antar lempeng-lempeng tersebut yaitu lempang Pasifik dan lempeng Indo-Australia.
 
== Referensi ==