Pangkalan TNI Angkatan Udara Sulaiman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa , - di masa-masa + pada masa-masa , -Di masa-masa +Pada masa-masa )
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 9:
{{landaspacu|sudut=11/29|panjang_f=5.420|panjang_m=1.652|permukaan=aspal}}}}
 
'''Pangkalan TNI Angkatan Udara Sulaiman''', disingkat Lanud Sulaiman (SIM) adalah Pangkalan tipe B dan pelaksana Pendidikan TNI AU yang berkedudukan langsung di bawah [[Komando Pendidikan Angkatan Udara]]. Lanud Sulaiman bertugas pokok menyelenggarakan pendidikan TNI AU, operasi udara, dan pembinaan potensi kedirgantaraan. Pangkalan TNI AU Sulaiman, [[Bandung]] merupakan salah satu pangkalan pendidikan di jajaran [[TNI AU]].<ref>[http://tni-au.mil.id/content/lanud-sulaiman-0 "Lanud Sulaiman"] ''website tni-au.mil.id''</ref> Pangkalan ini besar sekali andilnya dalam pangadaan, pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia [[TNI Angkatan Udara]]. Letaknya di [[Margahayu, Bandung|Margahayu]], [[Kabupaten Bandung]], [[Jawa Barat]]. Berada di tepi jalan raya menghubungkan [[kota Bandung]] dengan [[Kabupaten Bandung]], [[Soreang]]. Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 1,652 meter dengan permukaan aspal dan ketinggian 762 meter di atas permukaan tanah.
 
Nama pangkalan udara ini diambil dari salah seorang pahlawan [[TNI Angkatan Udara]] [[Sulaiman (militer)|Komodor Udara Anumerta Sulaiman]] yang gugur bersama perwira TNI AU, akibat jatuhnya pesawat yang ia naiki di Bandung.
 
== Tugas Pokok ==
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok, Lanud Sulaiman menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai beriukut :
# Menyelenggarakan pendidikan Elektronika Dasar Listrik, Avionik Elektronika, Komunikasi Navigasi, Radar, Avionik, Kecabangan Perwira.
# Menyelenggarakan pendidikan kejuruan Pasukan Khas dan Para Dasar.
Baris 21:
# Menyelenggarakan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan program pendidikan dan fungsi pangkalan udara.
 
== Sejarah ==
Bumi Margahayu memiliki luas tanah sekitar 385 hektar di zaman penjajahan [[Belanda]]. Pemerintah penjajah Belanda tahun 1938 membeli tanah tersebut dengan tujuan ingin mendirikan "Kota Paris" di daerah [[Bandung Selatan]]. Beberapa kampung yang tanahnya dibeli dan dibebaskan oleh penguasa Belanda kala itu adalah kampung Cedok, Paguyuban Badak, Cibadak, Cibodas, Pesantren Cikahiyangan, Renggaswates, Cimariuk, Masara, Cembul, Bantar Muncang, Leuwi Korod, dan Cilisung. Kampung-kampung tersebut kemudian dijadikan kompleks perumahan, kantor, rumah sakit, landasan, lapangan tembak, depo, beberapa fasilitas pendukung lapangan terbang lainnya. Mulai awal tahun 1942, pembangunan dimulai. Namun, rencana tersebut gagal total karena Jepang mengambil alih kekuasaan dan menjajah Indonesia. Akhir Februari 1942, serdadu Nippon mendarat di pantai Eretan Wetan dekat [[Indramayu]], pantai Banten, dan di pantai utara [[Jawa Tengah]]. [[Pangkalan Udara Atang Senjaya|Pangkalan Udara Kalijati]] pada masa itu pun direbut karena sudah termasuk kuat. Lapangan udara di berbagai tempat di tanah air dikuasai [[Jepang]]. Kemampuan operasinya pun ditingkatkan disamping membuat lapangan baru, di antaranya membangun lapangan udara di Margahayu. Salah seorang pribumi yang diikutsertakan dalam pembangunan lapangan udara tersebut adalah R. Didi Permana, tinggalnya di kampung Sayati. Ia dipekerjakan di Kantor Pekerjaan Umum atau "Kobayashi". Ia bertugas dibagian bendahara pembangunan yang biayanya menelan dana sampai 380 juta yen. Tahun 1943 yang pertama dibangun oleh Jepang adalah membangun landasan pacu (Yudiro) dan taxi way (Ipangdoro). Dipertengahan tahun 1945, situasi perang dunia dua yang terus berkecamuk dan memanas memaksakan pangkalan udara di Margahayu dioperasikan meskipun belum betul-betul sempurna. Setiap hari rata-rata enam pesawat tinggal landas atau mendarat di Margahayu. Waktu itu di Bandung ada dua pangkalan udara, yaitu Margahayu dan Andir. Karena letaknya di Margahayulah maka dikenal dengan nama Pangkalan Udara Margahayu. Setelah jepang kalah dalam perang dunia dua otomatis pangkalan udara Margahayu pun terbengkalai tidak terawat. AURI yang telah berhasil mengoperasikan Pangkalan Angkatan Udara Andir di kota Bandung kemudian berupaya pula mengoperasikan kembali detak jantung pangkalan udara Margahayu. Letnan Drajat, kepala teknik umum pangkalan udara Margahayu, sebagai pelaksana pimpinan proyek Margahayu dibantu oleh R. Didi Permana mantan petugas pembangunan pangkalan udara di Margahayu di zaman Jepang.
 
Baris 30:
Seiring dengan reorganisasi di lingkungan [[ABRI]] pada umumnya dan [[TNI AU]] khususnya, maka pada tahun 1985, Lanuma Sulaiman mengalami perubahan pula. Selama beberapa tahun Wingdik 2 berdiri sendiri, dilikuidasi dan diintegrasikan ke dalam Lanuma. Lalu singkatan Lanuma diubah menjadi Lanud (Pangkalan TNI Angkatan Udara), di seluruh Indonesia singkatan Pangkalan TNI AU adalah Lanud. Mengingat banyak lembaga pendidikan, hingga mengangkat status, Lanu Margahayu menjadi lanud pendidikan. Statusnya pun di bawah [[Komando Pendidikan Angkatan Udara]] seperti halnya [[Bandar Udara Adi Sutjipto|Lanud Adi Sutjipto]] dan [[Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo|Lanud Adi Soemarmo]].
 
== Satuan ==
* [[Skadron Pendidikan 201]]
* [[Skadron Pendidikan 202]]
Baris 41:
{{Bandar Udara di Indonesia}}
{{bandara-indo-stub}}
{{Tni-stub}}
 
[[Kategori:Bandar udara di Indonesia|Margahayu]]
Baris 46 ⟶ 47:
[[Kategori:Tentara Nasional Indonesia]]
[[Kategori:TNI-AU]]
{{Tni-stub}}