Takwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k +perbaiki; perubahan kosmetik
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: diatas → di atas, Didalam → Di dalam (2), removed stub tag
Baris 71:
Marilah terlebih dahulu kita coba memahami apakah itu Taqwa. Taqwa memiliki tiga tingkatan.
 
Pertama : Ketika seseorang melepaskan diri dari kekafiran dan mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah, dia disebut orang yang taqwa. DidalamDi dalam pengertian ini semua orang beriman tergolong taqwa meskipun mereka masih terlibat beberapa dosa.
 
Kedua : Jika seseorang menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan RasulNya (SAW), ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi.
Baris 86:
“Selamatkanlah dirimu dari api nereka dengan berinfaq, meskipun hanya dengan sebutir kurma. (Bukhari & Muslim)
 
DidalamDi dalam “Tafsir Kabir” Imam Razi diceritakan bahwa suatu kali Nabi Muhammad SAW mengajak umatnya untuk berinfaq. Beberapa dari mereka memberikan emas dan perak. Seseorang datang hanya menyerahkan kulit kurma, “Saya tak memiliki selain ini.” Seorang lain lagi mengatakan kepada Nabi Muhammad SAW, “Saya tak punya apapun untuk diinfaqkan. Saya infaqkan harga-diri saya. Jika ada seseorang menganiaya atau mencaci-maki saya, saya tidak akan marah.” Demikianlah, kita dapat mengambil pelajaran bahkan orang miskin pun terbiasa memberikan apapun yang dia miliki untuk menolong orang lain pada masa hidup Rasulullah SAW.
 
Ayat diatasdi atas tidak menjelaskan apa yang harus diinfaqkan. Berinfaq tidak hanya berarti sebagian dari hartanya tetapi juga waktu dan keahlian. Ada kebijaksanaan yang besar dalam penjabaran mengenai mukmin yang shaleh yang berinfaq dikala lapang maupun sempit. Kebanyakan orang melupakan Allah SWT ketika berada dalam keadaan sangat lapang. Mereka juga lupa kepada Allah SWT dikala sempit karena terlalu larut dalam kesedihan menanggung kesempitannya.
 
Awal surat Al Baqarah memberikan petunjuk bagi kita tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa. Salah satu di antaranya adalah  mereka yang menafkahkan Rizqi yang dianugrahkan kepadanya di jalan Alloh.
Baris 166:
 
Menurut beberapa ulama muslim yang termasyhur, surga itu berada di atas langit ke-tujuh dan jiwa para syuhada telah menikmati surga sebagai hasil dari perjuangan mereka.
{{islam-stub}}
 
[[Kategori:Hukum Islam]]