Buddhisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: Beliau → Dia, dimana → di mana (10)
Baris 21:
| publisher = Samaggi Phala
| access-date = 21-12-2015
| quote = }}</ref>. Untuk mencapai Nibbana seseorang melakukan perbuatan benar, tidak melakukan perbuatan salah, mempraktikkan meditasi untuk menjaga pikiran agar selalu pada kondisi yang baik atau murni dan mampu memahami fenomena batin dan jasmani.
 
Dua aliran utama Buddhisme yang masih ada yang diakui secara umum oleh para ahli : [[Theravada]] ("Aliran Para Sesepuh") dan [[Mahayana]] ("Kendaraan Agung"). [[Vajrayana]], suatu bentuk ajaran yang dihubungkan dengan ''siddha India'', dapat dianggap sebagai aliran ketiga atau hanya bagian dari Mahayana. Theravada mempunyai pengikut yang tersebar luas di [[Sri Lanka]], dan [[Asia Tenggara]]. Mahayana, yang mencakup tradisi [[Buddha Tanah Murni|Tanah Murni]], [[Zen]], [[Agama Buddha Nichiren|Nichiren]], [[Shingon]], dan [[Tiantai]] (Tiendai) dapat ditemukan di seluruh [[Asia Timur]]. [[Buddhisme Tibet]], yang melestarikan ajaran Vajrayana dari India abad ke-8<ref>{{Cite book|last=White |first=David Gordon (ed.) |year=2000 |page=21 |title=Tantra in Practice |publisher=Princeton University Press |url=https://books.google.com/books?id=hayV4o50eUEC&pg=PA21| isbn=0-691-05779-6 }}</ref>, dipraktikkan di wilayah sekitar [[Himalaya]], [[Mongolia]]<ref>{{cite book|last1=Powers|first1=John|title=Introduction to Tibetan Buddhism|url=https://books.google.com/books?id=cy980CH84mEC&pg=PA392|date=2007|publisher=Snow Lion Publications|location=[[Ithaca, New York]]|isbn=978-1-55939-282-2|pages=26–27|edition=Rev.}}</ref>, dan [[Kalmykia]]<ref>"Candles in the Dark: A New Spirit for a Plural World" by Barbara Sundberg Baudot, p305</ref>. Jumlah umat Buddha di seluruh dunia diperkirakan antara 488 juta<ref group="web" name="auto">{{cite web|last=[[Pew Research Center]]|first= | authorlink =|title=Global Religious Landscape: Buddhists | publisher =Pew Research Center|url= http://www.pewforum.org/2012/12/18/global-religious-landscape-buddhist/ |accessdate=}}</ref> dan 535 juta{{sfn|Harvey |2013|p=5}}, menjadikannya sebagai salah satu agama utama dunia.
Baris 29:
Setiap aliran Buddha berpegang kepada [[Tripitaka]] sebagai referensi utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam tiga buku yaitu ''[[Sutta Piṭaka]]'' (khotbah-khotbah Sang Buddha), ''[[Vinaya Piṭaka]]'' (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan ''[[Abhidhamma Piṭaka]]'' (ajaran hukum metafisika dan psikologi).
 
Seluruh naskah aliran Theravada menggunakan bahasa Pali, yaitu bahasa yang dipakai di sebagian India (khususnya daerah Utara) pada zaman Sang Buddha. Cukup menarik untuk dicatat, bahwa tidak ada filsafat atau tulisan lain dalam bahasa Pali selain kitab suci agama Buddha Theravada, yang disebut kitab suci [[Tipitaka]], oleh karenanya, istilah "ajaran agama Buddha berbahasa Pali sinonim dengan agama Buddha Theravada. Agama Buddha Theravada dan beberapa sumber lain berpendapat, bahwa Sang Buddha mengajarkan semua ajaran-Nnya dalam bahasa Pali, di India, Nepal dan sekitarnya selama 45 tahun terakhir hidup-Nya, sebelum BeliauDia mencapai Parinibbana<ref name="bec">{{cite web
| url =http://www.becsurabaya.org/artikel/kumpulan-dhamma/320-perbedaan-dan-persamaan-antara-theravada-dan-mahayana.html
| title = Perbedaan Dan Persamaan Antara Theravada Dan Mahayana
Baris 82:
 
* '''Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha''' (''Dukkha Samudaya Ariya Sacca'')
Samudaya adalah sebab. Setiap penderitaan pasti memiliki sebab, contohnya : yang menyebabkan orang dilahirkan kembali adalah adanya keinginan kepada hidup.
 
Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa sumber dari dukkha atau penderitaan adalah [[tanhâ]], yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Tanha dapat diibaratkan seperti candu atau opium yang menimbulkan dampak ketagihan bagi yang memakainya terus-menerus, dan semakin lama akan merusak fisik maupun mental si pemakai. Tanha juga dapat diibaratkan seperti air laut yang asin yang jika diminum untuk menghilangkan haus justru rasa haus tersebut semakin bertambah.<ref name="catur"/>
Baris 92:
 
* '''Kebenaran Ariya tentang Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha''' (''Dukkha Nirodha Ariya Sacca'')
Marga adalah jalan pelepasan. Jalan pelepasan merupakan cara-cara yang harus ditempuh kalau kita ingin lepas dari kesengsaraan.
 
Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa ada jalan atau cara untuk menghentikan dukkha, yakni melalui [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]]. Jalan Menuju Terhentinya Dukkha dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu<ref name="catur"/> :
Baris 115:
| publisher = Bhagavant.com
| access-date = 20 Desember 2015
| quote = }}</ref>.
 
Berikut pengelompokan unsur yang terkandung di dalamnya :
Baris 207:
 
===Kamma===
Selain nilai-nilai moral di atas, agama Buddha juga amat menjunjung tinggi karma sebagai sesuatu yang berpegang pada prinsip hukum sebab akibat. Secara umum, kamma (bahasa Pali) atau karma (bahasa Sanskerta) berarti perbuatan atau aksi. Jadi ada aksi atau karma baik dan ada pula aksi atau karma buruk. Saat ini, istilah karma sudah terasa umum digunakan, namun cenderung diartikan secara keliru sebagai hukuman turunan/hukuman berat dan lain sebagainya.
 
Umat Buddha memandang hukum karma sebagai hukum universal tentang sebab dan akibat yang juga merupakan hukum moral yang impersonal. Menurut hukum ini sesuatu (yang hidup, yang tidak hidup, maupun yang abstrak atau yang ada karena kita buat dalam pikiran sebagai ide) yang muncul pasti ada sebabnya. Tidak ada sesuatu yang muncul dari ketidakadaan. Dengan kata lain, tidak ada sesuatu atau makhluk yang muncul tanpa ada sebab lebih dahulu<ref>{{cite book
Baris 242:
[[File:Kushinara1.jpg|thumb|alt=Sebuah bukit yang sangat besar di belakang dua pohon palem dan sebuah bjalan raya, pejalan kaki hanya 1/5 dari tinggi bukit |Situs kremasi Gautama, Stupa Ramabhar di [[Kushinagar]], [[Uttar Pradesh]], [[India]]]]
 
Tumimbal lahir atau kelahiran kembali (Pali : ''Punabbhava'') merupakan '''suatu proses'' menjadi ada/eksis kembali dari suatu makhluk hidup di kehidupan mendatang (setelah ia meninggal/mati) sehingga lahir (''jati''), dimanadi mana proses ini merupakan akibat atau hasil dari kamma (perbuatan)nya pada kehidupan lampau.<ref>{{cite web
| url =http://bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=75
| title = Punabhava (Kelahiran Kembali)
Baris 258:
{{main|Tuhan dalam agama Buddha}}
Perlu ditekankan bahwa Buddha bukan [[Tuhan]]. Konsep [[Tuhan dalam agama Buddha|ketuhanan dalam agama Buddha]] berbeda dengan konsep dalam [[agama Samawi]] dimanadi mana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke [[surga]] ciptaan Tuhan yang kekal.
{{quotation|Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.|Sutta Pitaka, Udana VIII : 3}}
Baris 280:
 
== Moralitas dalam Buddhisme ==
Sebagai mana agama [[Kristen]], [[Islam]], dan [[Hindu]], ajaran Buddha juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemoralan.
 
Moralitas dalam ajaran Buddha bertujuan praktis menuntun orang menjuju tujuan akhir kebahagiaan tertinggi. Dalam jalan umat Buddha menuju pembebasan, setiap individu dianggap bertanggung jawab untuk keberuntungan dan kemalangannya sendiri. Setiap individu diharapkan mengupayakan pembebasannya sendiri melalui pemahaman dan usaha. Keselamatan umat Buddha adalah hasil pemgembangan moral orang itu sendiri dan tidak dapat diadakan atau diberikan kepada seseorang oleh suatu perantara eksternal. Misi Sang Budda adalah untuk mencerahkan manusia akan sifat keberadaan dan untuk menasihatkan bagaimana cara terbaik untuk kebahagiaan mereka dan keuntungan orang lain. Secara konsekuen, etika umat Buddha bukan merupakan perintah apa pun yang memaksa manusia untuk mengikutinya<ref>{{cite book
Baris 334:
Pemujaan kepada Buddha [[Amitabha]] (Amitayus) merupakan salah satu aliran utama Buddha [[Mahayana]]. Surga Barat merupakan tempat tujuan umat Buddha aliran Sukhavati selepas mereka meninggal dunia dengan berkat kebaktian mereka terhadap Buddha Amitabha di mana mereka tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir dan dari sana menolong semua makhluk hidup yang masih menderita di bumi.
 
Mereka mempercayai mereka akan lahir semula di Sorga Barat untuk menunggu saat Buddha Amitabha memberikan khotbah [[Dhamma]] dan Buddha Amitabha akan memimpin mereka ke tahap mencapai 'Buddhi' (tahap kesempurnaan [[dimanadi mana]] kejahilan, kebencian dan ketamakan tidak ada lagi). Ia merupakan pemahaman Buddha yang paling disukai oleh orang [[Tionghoa]].
 
Seorang Buddha bukannya dewa atau makhluk suci yang memberikan kesejahteraan. Semua Buddha adalah pemimpin segala kehidupan ke arah mencapai kebebasan daripada kesengsaraan. Hasil amalan ajaran Buddha inilah yang akan membawa kesejahteraan kepada pengamalnya.
Baris 354:
Diadakan pada tahun 543 SM (3 bulan setelah bulan Mei), berlangsung selama 2 bulan dipimpin oleh [[Y.A. Maha Kassapa]] dan dihadiri oleh 500 orang [[Bhikkhu]] yang semuanya [[Arahat]]. Sidang diadakan di [[Goa Satapani]] di kota [[Rajagaha]]. Sponsor sidang agung ini adalah [[Raja Ajatasatu]]. Tujuan Sidang adalah menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan. Mengulang [[Dhamma]] dan [[Vinaya]] agar Ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran lainnya. [[Y.A. Upali]] mengulang Vinaya dan [[Y.A. Ananda]] mengulang Dhamma.
Sidang Agung Sangha ke-2, pada tahun 443 SM , [[dimanadi mana]] awal Buddhisme mulai terbagi menjadi 2. Di satu sisi kelompok yang ingin perubahan beberapa peraturan minor dalam Vinaya, di sisi lain kelompok yang mempertahankan Vinaya apa adanya. Kelompok yang ingin perubahan Vinaya memisahkan diri dan dikenal dengan Mahasanghika yang merupakan cikal bakal Mahayana. Sedangkan yang mempertahankan Vinaya disebut Sthaviravada.
Sidang Agung Sangha ke-3 (313 SM), Sidang ini hanya diikuti oleh kelompok [[Sthaviravada]]. Sidang ini memutuskan untuk tidak mengubah Vinaya, dan [[Moggaliputta Tissa]] sebagai pimpinan sidang menyelesaikan buku Kathavatthu yang berisi penyimpangan-penyimpangan dari aliran lain. Saat itu pula [[Abhidhamma]] dimasukkan. Setelah itu ajaran-ajaran ini di tulis dan disahkan oleh sidang. Kemudian [[Y.M. Mahinda]] (putra Raja Asoka) membawa [[Tipitaka]] ini ke Sri Lanka tanpa ada yang hilang sampai sekarang dan menyebarkan Buddha Dhamma di sana. Di sana ajaran ini dikenal sebagai Theravada.
Baris 371:
 
=== Asadha ===
Kebaktian untuk memperingati Hari besar Asadha disebut Asadha Puja / Asalha Puja. Hari raya Asadha, diperingati 2 (dua) bulan setelah Hari Raya Waisak, guna memperingati peristiwa [[dimanadi mana]] Buddha membabarkan Dharma untuk pertama kalinya kepada 5 orang pertapa (Panca Vagiya) di Taman Rusa Isipatana, pada tahun 588 Sebelum Masehi. Kelima pertapa tersebut adalah Kondanna, Bhadiya, Vappa, Mahanama dan Asajji, dan sesudah mendengarkan khotbah Dharma, mereka mencapai arahat. Lima orang pertapa, bekas teman berjuang Buddha dalam bertapa menyiksa diri di hutan Uruvela merupakan orang-orang yang paling berbahagia, karena mereka mempunyai kesempatan mendengarkan Dhamma untuk pertama kalinya. Selanjutnya, bersama dengan Panca Vagghiya Bhikkhu tersebut, Buddha membentuk Arya Sangha Bhikkhu(Persaudaraan Para Bhikkhu Suci) yang pertama (tahun 588 Sebelum Masehi ). Dengan terbentuknya Sangha, maka Tiratana (Triratna) menjadi lengkap. Sebelumnya, baru ada Buddha dan Dhamma (yang ditemukan oleh Buddha).
 
Tiratana atau Triratna berarti Tiga Mustika, terdiri atas Buddha, Dhamma dan Sangha. Tiratana merupakan pelindung umat Buddha. Setiap umat Buddha berlindung kepada Tiratana dengan memanjatkan paritta Tisarana ( Trisarana ). Umat Buddha berlindung kepada Buddha berarti umat Buddha memilih Buddha sebagai guru dan teladannya. Umat Buddha berlindung kepada Dhamma berarti umat Buddha yakin bahwa Dhamma mengandung kebenaran yang bila dilaksanakan akan mencapai akhir dari dukkha. Umat Buddha berlindung kepada Sangha berarti umat Buddha yakin bahwa Sangha merupakan pewaris dan pengamal Dhamma yang patut dihormati.
Baris 384:
[[Berkas:Penyebaran Agama Buddha.svg|thumb|right|628x|Peta penyebaran ajaran Buddha]]
 
Agama Buddha mulai berkembang di [[India]], yaitu tempat dimanadi mana Buddha Gautama mengajarkan ajarannya. Setelah wafatnya Buddha Gautama, ajaran tersebut tidak lenyap begitu saja, melainkan disebarkan oleh para pemuka agama sehingga bertahan sampai sekarang di berbagai belahan dunia, khususnya di [[Asia]].
 
=== Penyebaran di India dan Asia Tengah ===
{{utama|Agama Buddha di India dan Asia Tengah}}
Dimulai dari India, tempat dimanadi mana Buddha Gautama lahir dan wafat. 100 tahun setelah Buddha mencapai [[Nirwana]], ajaran Buddha Gautama mulai memudar sehingga para [[biksu]] disana memutuskan untuk mulai melestarikannya agar tetap hidup. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuat ''[[Dharma]]'' atau pengajaran. Di India jugalah tempat dimanadi mana mulai terbentuknya aliran [[Mahayana]] dan [[Theravada]] akibat perselisihan antara kelompok biarawan dan para kaum tua.Theravada umumnya mengajarkan bahwa tujuan tertinggi adalah menjadi [[arahat]], sedangkan Mahayana mengajarkan bahwa tujuan yang paling berharga adalah dengan mencapai Kebuddhaan.
 
Selain melalui kaum biarawan,agama Buddha juga disebarkan oleh raja-raja besar di India seperti [[Raja Ashoka]]. Ia mengajarkan kepada rakyatnya untuk tidak berpikiran jahat seperti serakah dan mudah marah. Ia menanamkan nilai-nilai moral, seperti menghargai kebenaran, cinta kasih dan amal. Ashoka juga mengirim misionaris Buddha keberbagai negara tetangga, termasuk ke Sri Lanka dimanadi mana mereka diterima baik sehingga Sri Lanka menjadi basis agama Buddha.
 
=== Penyebaran di Asia Timur ===
Baris 396:
Selama abad [[3 SM]], Raja Asoka mengirimkan misionaris ke barat laut India yaitu [[Pakistan]] dan [[Afganistan]]. Misi ini mencapai sukses besar karena kawasan ini segera menjadi pusat pembelajaran agama Buddha yang memiliki banyak biksu terkemuka dan sarjana. Ketika para pedagang Asia Tengah datang ke wilayah ini untuk berdagang, mereka belajar tentang Buddhisme dan menerimanya sebagai agama mereka. Dengan dukungan dari pedagang, [[biara gua]] banyak didirikan di sepanjang rute perdagangan di seluruh Asia Tengah. Pada abad [[2 SM]], beberapa kota Asia Tengah seperti [[Khotan]], telah menjadi pusat penting bagi Buddhisme. Melalui [[Jalan Sutera]] inilah, pertama kalinya orang [[Tiongkok]] mengenal agama Buddha dari orang-orang di Asia Tengah yang sudah beragama Buddha.
 
Bentuk awal penyebaran agama Buddha di Tiongkok adalah dengan adanya penerjemah yang bertugas menerjemahkan teks penting mengenai ajaran Buddha dari bahasa India ke bahasa Tionghoa kala itu. Selain itu, juga lahirnya berbagai karya seni dan pahat dimanadi mana patung-patung Buddha dibuat. Bentuk perkembangan lainnya adalah dengan dibangunnya sekolah ajaran Buddha di Tiongkok yang mencakup [[seni]], [[patung]], [[arsitektur]] dan [[filsafat]] waktu itu.
 
Ada pula biarawan Tiongkok yang pergi ke [[Semenanjung Korea]] untuk memperkenalkan agama Buddha kepada kerajaan-kerajaan yang ada di Korea pada waktu itu. Sehingga pada [[abad ke-6]] dan [[abad ke-7]], agama Buddha telah berkembang di bawah kerajaan tersebut. Selain di Korea, Buddhisme juga berkembang di kepulauan [[Jepang]].
Baris 528:
* [http://www.samaggi-phala.or.id/ Samaggi Phala (Buddhist Information Network)]
* {{en}} [http://www.buddhanet.net Buddhanet.net]
 
 
{{Buddhisme-topik}}