Kerajaan Tayan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 9125477 oleh 2001:E68:4420:9A77:7865:65E9:C743:49C7 (bicara) |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k clean up, replaced: beliau → dia (7), Beliau → Dia (2), dimana → di mana |
||
Baris 19:
|leader2 = [[Gusti Ramal]]
}}
{{Sejarah Indonesia}}
'''Kerajaan Tayan''' adalah sebuah kerajaan yang berpusat di [[
Pendiri kerajaan Tayan adalah putra [[Brawijaya]] dari [[Kerajaan Majapahit]] yang bernama [[Gusti Likar]]/Lekar.<ref name="Pontianakonline"/> Bersama dengan saudara-saudaranya, Gusti Likar meninggalkan [[kerajaan Tanjungpura]] yang sering terlibat peperangan.<ref name="Pontianakonline">[http://www.pontianakonline.com/sanggau/equatopedia/sejarah/tayan.htm Tayan]
== Asal–usul nama Tayan ==
Terdapat berbagai versi penamaan Tayan, antara lain:<ref name="egi">[http://egivirus91.blogspot.com/2011/10/makalah-sejarah-kerajaan-tayan.html makalah sejarah kerajaan tayan]
#Asal kata TA artinya TANAH dan YAN artinya TAJAM (TANAH TAJAM).<ref name="egi"/> Apakah ini dimaksudkan dengan kondisi tanah ujung Tanjung, disitu tempat mulai dibuka atau didirikan kota Tayan;<ref name="egi"/>
#Asal kata TAI artinya BESAR dan AN artinya KOTA (KOTA BESAR).<ref name="egi"/> Sebuah tempayan yang ditenggelamkan di muara Sungai Tayan sebagai tanda mulai berdirinya Kota Tayan.<ref name="egi"/>
Baris 32 ⟶ 31:
== Sejarah ==
Kerajaan Tayan di dirikan oleh Gusti Lekar, anak kedua dari [[Panembahan Dikiri]] (Raja [[Matan]]).<ref name="keraton">[https://keratonpakunegaratayan.wordpress.com/situs-budaya/morfologi-kerajaan-tayan/ Morfologi kerajaan tayan]
Gusti Lekar wafat di makamkan di sebuah bukit dekat [[Kota Meliau]], karena tempat atau bukit tersebut masih termasuk wilayah Kerajaan Tayan.<ref name="keraton"/> Dengan wafatnya Gusti Lekar ini, maka sebagai penggantinya menjadi raja di Tayan diangkatlah [[Gusti Gagok]] dengan gelar ''Pangeran Manca Ningrat'', beristrikan [[Utin Halijah]] dan memperoleh seorang anak yang diberi nama [[Gusti Ramal]].<ref name="keraton"/> sedangkan saudaranya yang lain, yaitu [[Gusti Manggar]] menjadi Raja di [[Meliau]], Gusti Togok menjadi Raja di [[Sanggau]] dan Utin Peruan kawin dengan abang sebatang hari seorang pangeran di [[Embau Hulu Kapuas]].<ref name="keraton"/>
Sejak itu ibu kota Kerajaan Tayan dipindahkan ke suatu tempat bernama [[Rayang]].<ref name="keraton"/> Ditempat ini masih terdapat peninggalan berupa Makam Raja-raja dan sebuah meriam, yang konon atau menurut cerita meriam ini tidak mau dipindahkan ketempat lain dan pada saat-saat tertentu posisinya dapat berubah sendiri.<ref name="keraton"/> Dengan berakhirnya masa Kerajaan Tayan ini, status keraton dijadikan monumen peninggalan sejarah yang dilindungi (Monumen Ordonansi No. 238 tahun 1931) dan mendapat bantuan biaya pemeliharaan dari Pemerintahan Daerah TK I [[Kalimantan Barat]].<ref name="keraton"/> Peninggalan sejarah lainnya yaitu sebuah [[Masjid Jami']] yang letaknya kurang lebih 100 meter kearah Barat Keraton dan Makam Raja-raja serta puluhan meriam peninggalan [[VOC]].<ref name="keraton"/>
Kerajaan Tayan pertama kali ditempatkan di daerah Tayan, setelah Gusti Lekar wafat dimakamkan disebuah bukit yang tidak jauh keberadaannya dari [[Kota Meliau]], [[Meliau,
Sejak pemerintahan [[Gusti Kamaruddin]] yang bergelar ''Pangeran Suma Yuda'' yang menggantikan ayahnya Gusti Ramal menjadi Raja tayan.<ref name="keraton"/> Dalam masa pemerinthannya itu, terjadi peperangan antara Kerajaan Tayan dengan [[Kerajaan Pontianak]].<ref name="keraton"/> [[Kerajaan Sanggau]] dan orang-orang China dari wilayah [[Mentrado Bengkayang]].<ref name="keraton"/> Setelah wafatnya Pangeran Suma Yuda (Panembahan Tua), diangkatlah anaknya yang bernama [[Gusti Mekkah]] yang kemudian bergelar ''Panembahan Natakusuma'' (Panembahan Muda).<ref name="keraton"/> Pada masa pemerintahan Natakusuma inilah tercatat bahwa
Panembahan Natakusuma mangkat pada tahun [[1825]] dengan tidak meninggalkan seorang putra.<ref name="keraton"/> Maka yang menggantikan menjadi Raja Tayan adalah saudaranya Panembahan Tua yaitu [[Utin Belondo]] yang bergelar ''Ratu Utin Belondo'' (Ratu Tua) sedangkan yang menjalankan pemerintahan kerajaan adalah suaminya [[Gusti Hasan Pangeran Ratu kusuma]] dengan gelar ''Panembahan Mangku Negara Surya Kusuma''.<ref name="keraton"/> Pada tahun [[1855]] Panembahan Mangku Negara Surya Kusuma wafat dan digantikan oleh anaknya yang bernama [[Gusti Inding]] yang bergelar sama dengan ayahnya.<ref name="keraton"/>
Dalam tahun [[1858]] oleh pemerintahan Belanda (Gouverment Hindia Belanda) gelar
Dalam masa pemerintahan
Sejak dipindahkan pusat kerajaan dari Rayang ke tempat yang baru, dan bertempat tinggal diistana/keraton tersebut telah sempat memerintah 4 orang Panembahan, yaitu :<ref name="keraton"/>
Baris 55 ⟶ 54:
#[[Gusti Ismail]] (''Panembahan Anom Pakunegara'') [[1946]] – [[1967]].<ref name="keraton"/>
Zaman pemerintahan Gusti Ismail tetap menjadi Raja Tayan sampai pada masa pemerintahan [[Swapraja]] diserahkan pada tahun [[1960]].<ref name="keraton"/> Tetapi
== Referensi ==
|