Yayasan Lontar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arupako (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 30:
'''Yayasan Lontar''' adalah organisasi independen dan [[nirlaba]] yang berkedudukan di [[Jakarta]], [[Indonesia]]. Tujuan utama Lontar adalah untuk mempromosikan [[sastra]] dan [[budaya]] Indonesia melalui penerjemahan karya-karya sastra [[Indonesia]] dengan sasaran membangkitkan pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia agar meningkat secara pesat, menjadikan karya-karya sastra Indonesia dapat diakses oleh khalayak internasional, dan mengabadikan dokumentasi sastra Indonesia bagi generasi mendatang
 
Sebelum Yayasan Lontar didirikan, pada tahun [[1987]], hampir tidak ditemukan hasil karya terjemahan [[sastra]] [[Indonesia]] di pasar [[dunia]]. Bahkan lebih dari dua dekade, Yayasan Lontar masih merupakan satu-satunya organisasi di dunia yang fokus utamanya mempromosikan [[Indonesia]] melalui penerjemahan karya-karya sastra. Dua program utama Yayasan Lontar adalah penerbitan serta riset dan dokumentasi.
 
== Program Penerbitan ==
Baris 36:
 
* Lontar: Buku-buku yang diterbitkan oleh di bawah nama Lontar terutama adalah terjemahan sastra Indonesia. Judul-judul non-sastra terpilih mungkin pula dapat dipertimbangkan diterbitkan di bawah naungan nama Lontar, terutama judul-judul yang dinilai berharga dalam peningkatan pengetahuan mengenai bahasa, sastra dan budaya Indonesia.
* Amanah: Divisi ini menerbitkan buku-buku Yayasan Lontar yang berbahasa Indonesia, umumnya buku-buku yang telah dikumpulkan Yayasan Lontar dalam perjalanannya mengembangkan penerbitan berbahasa Inggris.
* Godown: secara khusus menerbitkan buku-buku mengenai Indonesia yang bahasa aslinya ditulis dalam bahasa Inggris. Tulisan tersebut dapat berupa puisi, prosa, memoar, atau genre sastra lainnya. Melalui Godown, Lontar menyediakan sebuah wahana bagi publikasi karya-karya bagus yang diminati oleh kalangan Indonesianis yang mungkin tidak bisa dipertimbangkan penerbitannya oleh penerbit-penerbit komersil.
Dalam pemilihan naskah yang akan diterbitkan, Lontar mempertimbangkan untuk jangka panjang, dengan memilih teks-teks yang mungkin telah atau akan memiliki nilai penting dalam sejarah dan secara khusus, sejarah sastra Indonesia. Selain itu, Lontar berharap dapat memperlihatkan sifat multi-faset dari budaya Indonesia melalui buku-buku yang diterbitkannya.
Baris 48:
* [[''Shackles''|Shackles]], terjemahan novel ''[[Belenggu]]'' karya [[Armijn Pane]]
* ''[[The Fall and the Heart]]'', terjemahan novel ''[[Kedjatuhan dan Hati]]'' karya [[S. Rukiah]]
* [['' Mirah of Banda''|Mirah of Banda]], terjemahan novel ''[[Mirah dari Banda]]'' karya [[Hanna Rambe]]
* [[''Family Room''|Family Room]], terjemahan kumpulan cerita pendek karya [[Lily Yulianti Farid]]
* [[''And the War is Over''|And the War is Over]], terjemahan novel ''[[Dan Perang pun Usai]]'' karya [[Ismail Marahimin]]
Baris 61:
* On the Record: Dokumentasi Tradisi Seni Pertunjukan Nusantara
* On the Record: Video Biografi Sastrawan Indonesia
* Old Postcards, "Former Points of View": Sejarah Indonesia dalam Kartu Pos
* The New Order: Issues, Images, and Incidents: Orde Baru dalam ulasan peristiwa dan gambar
* Historical Memory: Dampak Peristiwa Tahun 1965
Baris 72:
 
==== Illuminations: Dokumentasi Tradisi Tulis di Indonesia ====
Pada 1991 Yayasan Lontar melakukan survey di perpustakaan-perpustakaan utama dunia yang memiliki arsip manuskrip-manuskrip Nusantara. Hampir 1000 bentuk [[manuskrip]] Indonesia berhasil dilacak pada waktu itu. Yayasan Lontar juga mengumpulkan esai-esai hasil karya para ahli atau peneliti dari dalam dan luar negeri mengenai tradisi tulis di Indonesia. Puncak kegiatan proyek ini adalah penerbitan buku berjudul ''Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia''.
 
''Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia'' disusun dan disunting oleh Ann Kumar dan John H.McGlynn, berisi kumpulan esai dan foto-foto manuskrip Nusantara yang berasal dari koleksi [[Perpustakaan Nasional Republik Indonesia]]. Kontributor esai pada buku ini adalah: Mastini Hardjoprakoso, Thomas M. Hunter Jr., Supomo Suryohudoyo, A.H. Johns, Henry Chambert Loir, Ian Proudfoot, Virginia Hooker, Mark Durie, Annabel Teh Gallop, Edi S. Ekadjati, Raechelle Rubinstein, Th. C. van der Meij, T.E. Behrend, Bernard Arps, Roger Tol, Uli Kozok, Alan Feinstein.
 
Adapun materi yang dimuat dalam buku tersebut adalah:
* Ancient Beginnings: The Spread of Indic Scripts
* The Sovereignty of Beauty: Classical Javanese Writings
* In the language of the Divine: The Contribution of Arabic
* Mediating Time and Space: The Malay Writing Tradition
Baris 96:
Tradisi lisan dalam sejarah Nusantara tidak sekadar merupakan media penuturan, melainkan bagian penting dari pewarisan sebuah budaya dan kearifan lokal kepada generasi berikutnya, terutama ketika budaya tulis belum ada.Namun karena penuturan tradisi lisan melibatkan ekspresi yang unik dan tidak beraturan (manasuka), keberlangsungannya bergantung pada kemauan para praktisinya untuk meneruskannya. Hampir tidak dapat dihindarkan, perubahan sosial di Indonesia yang sangat cepat selama beberapa dekade terakhir, telah menyebabkan beberapa akar tradisi, termasuk tradisi lisan di berbagai kelompok etnik telah tercerabut paksa. Dasar ritual dan sosial tradisi-tradisi lisan telah sangat dilemahkan dan, ketika para penutur epik lisan dan nyanyian ritual semakin langka, pengetahuannya akan lenyap tanpa bekas.
 
Yayasan Lontar melakukan riset dan dokumentasi visual beberapa tradisi tersebut, antara lain:
* Amarasi (Nusa Tenggara Timur)
* Badenda (Sulawesi Tenggara)