Asmara Moerni: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
→‎Kutipan: clean up, removed: {{Link FA|en}}
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 29:
'''''Asmara Moerni''''' adalah film romansa [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) tahun 1941 yang disutradarai [[Rd. Ariffien]] dan diproduseri Ang Hock Liem untuk Union Film. Ditulis oleh [[Saeroen]], film ini mengisahkan seorang dokter yang jatuh cinta dengan pembantunya sekaligus perjalanan cinta si pembantu yang kandas dengan seorang pria desa. Film ini dibintangi [[Adnan Kapau Gani]], Djoewariah, dan S. Joesoef. Film [[hitam putih]] ini dibuat dan diiklankan untuk menargetkan kaum [[pribumi Indonesia|pribumi]] terdidik yang jumlahnya terus bertambah. Meski tanggapannya beragam, film ini sukses secara komersial. Film ini kemungkinan [[film hilang|hilang]] dari peredaran.
 
== Alur ==
Setelah empat tahun kerja tetap di [[Singkawang]], Kalimantan, Dr. Pardi ([[Adnan Kapau Gani]]) pulang ke [[Jawa]] untuk membuka praktik. Sebelumnya, ia mengunjungi Cigading untuk menjenguk keluarganya dan memberikan oleh-oleh. Setibanya di sana, ia terkejut melihat pembantu keluarganya, Tati (Djoewariah), yang pernah menjadi teman masa kecilnya, tumbuh menjadi wanita yang dewasa dan jelita. Ia diam-diam mulai perhatian kepada Tati tanpa memberitahu alasannya. Setelah ibu Pardi menyuruhnya untuk segera menikah, ia menolak semua usulan calon istrinya. Pardi mengatakan bahwa ia sudah memikirkan seseorang, karena ia sadar ibunya tidak akan mengakui pernikahan antarkelas dengan si pembantu tadi.
 
Baris 40:
Setelah 18 bulan ditahan tanpa diadili, Amir dinyatakan tidak bersalah dan kembali ke Batavia. Ia tidak mampu menemukan Tati sehingga ia terpaksa menelusuri jalanan. Omi melihatnya dan lagi-lagi memintanya untuk bergabung dengan grup sandiwaranya. Amir sepakat dan surat kabar pun langsung dipenuhi iklan yang mengusung namanya. Melihat iklan tersebut, Tati dan Abdul Sidik pergi menonton sebuah pertunjukan dan mengetahui Amir menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Di rumah sakit, tempat Amir dirawat oleh Pardi, Tati mengetahui kebenaran di balik hilangnya Amir. Di pembaringannya, Amir berpesan agar Pardi menjaga Tati. Keduanya kemudian menikah.{{efn|Diambil dari novelisasi terbitan Kolff-Buning.}}
 
== Produksi ==
{{multiple image
| footer = Cuplikan promosi Djoewariah dan [[Adnan Kapau Gani]], para bintang film ini.
Baris 58:
Waktu itu muncul pemikiran untuk menarik kaum pribumi terdidik yang mengenyam pendidikan di sekolah [[Hindia Belanda|pemerintah kolonial Belanda]] dan meyakinkan mereka untuk menonton film-film dalam negeri. Film dalam negeri secara umum dianggap berkualitas rendah dibandingkan film impor Hollywood.{{sfn|Biran|2009|p=260}} Kualitas rendah ini sebagian diakibatkan oleh banyaknya aktor teater. Karena itu, Ariffien mengundang Gani yang waktu itu merupakan dokter dan anggota penting gerakan nasionalis untuk bermain di film ini. Meski sejumlah pihak nasionalis menganggap keterlibatan Gani di ''Asmara Moerni'' melecehkan gerakan kemerdekaan, Gani menganggap hal ini diperlukan. Ia percaya para penonton perlu menghargai film-film buatan dalam negeri.{{sfn|Biran|2009|pp=262–263}}
 
== Rilis dan tanggapan ==
''Asmara Moerni'' tayang perdana tanggal 29 April 1941 di Orion Theatre, Batavia. Penontonnya didominasi [[pribumi Indonesia|pribumi]] dan [[Tionghoa Indonesia|etnis Tionghoa]].{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Filmaankondigingen}} Film untuk semua umur ini menekankan pendidikan Gani (ia memang bekerja sebagai dokter) dan latar belakang elit Joesoef.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, (untitled)}} Film ini juga disebut-sebut melawan standar teater panggung konvensional seperti musik yang selalu menghiasi industri film waktu itu.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, (untitled)}} Per Agustus 1941, film ini ditayangkan di [[Singapura]], bagian dari [[Negeri-Negeri Selat]], dan dijuluki "drama Melayu modern".{{sfn|The Straits Times 1941, (untitled)}} Novelisasinya diterbitkan tahun 191 oleh Kolff-Buning yang berpusat di [[Yogyakarta]].{{sfn|Saeroen|1941|p=1}}
 
Film ini sukses besar,{{sfn|Biran|2009|pp=262–263}} namun tanggapannya beragam. Ulasan anonim di ''[[Bataviaasch Nieuwsblad]]'' menyebut film ini "menarik" (boeiend) disertai akting yang bagus,{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Filmaankondigingen}} tetapi ulasan lain di koran yang sama menyebutkan bahwa klaim film yang meninggalkan standar panggung hanya ditanggapi layaknya "sejumput garam".{{efn|Teks asli: "... ''moet men dit wel met een korreltje zout''"}}{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Iets over de Maleische Film}} Ulasan di ''Soerabaijasch Handelsblad'' mengomentari banyaknya drama di film ini dan menyebutnya sebagai "motif Barat yang dimainkan di lingkungan pribumi dengan suasana Sunda"{{efn|Original: "... ''een geheel naar westersche motieven opgezet scenario, spelend in het inheemsche milieu met specifiek Soendaneesche decors.''"}}{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna: 'Asmara Moerni'}}
 
== Pengaruh ==
Setelah ''Asmara Moerni'', Union memproduksi empat film lain{{sfn|Biran|2009|p=233}} tetapi hanya satu yang disutradarai Rd. Ariffien, ''[[Wanita dan Satria]]''. Ia dan Saeroen mengundurkan diri tidak lama kemudian.{{sfn|Biran|2009|p=263}}{{sfn|Biran|2009|p=234}} Gani tidak lagi terlibat di dunia perfilman,{{sfn|Biran|2009|pp=262–263}} namun kembali ke pergerakan nasional. Sepanjang Revolusi Nasional Indonesia (1945–49), ia dikenal sebagai penyelundup, dan setelah kemerdekaan ia diangkat menjadi menteri kabinet.{{sfn|Mufid 2012, Menyelundup untuk Kemakmuran Republik}} Pada bulan November 2007, Gani mendapatkan gelar [[Pahlawan Nasional Indonesia]].{{sfn|Suara Merdeka 2007, Presiden Anugerahkan Gelar}} Djoewariah terus berakting sampai 1950-an, lalu pindah ke dunia teater setelah perannya di perfilman semakin sedikit.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Djuariah}}
 
Film ini bisa jadi tergolong [[film hilang]]. Antropolog visual Amerika Serikat [[Karl G. Heider]] menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.{{sfn|Heider|1991|p=14}} Akan tetapi, ''Katalog Film Indonesia'' yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di [[Sinematek Indonesia]] dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=351}}
 
== Lihat pula ==
{{Commonscat|Asmara Moerni}}
{{Portal|Film|Indonesia}}
* [[Daftar film Hindia Belanda]]
 
== Catatan penjelas ==
{{notelist}}
 
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
 
== Kutipan ==
{{refbegin|40em}}
* {{cite web
Baris 118:
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Djuariah}}
}}
* {{cite news
|title=Filmaankondigingen Orion: 'Asmara Moerni'
|trans_title=Orion Film Announcements: 'Asmara Moerni'
Baris 130:
|ref={{sfnRef|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Filmaankondigingen}}
}}<!--This says Djoewariah was from Lampung-->
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=m4DVrBo91lEC
|title=Indonesian Cinema: National Culture on Screen
Baris 141:
|ref=harv
}}
* {{cite news
|title=Iets over de Maleische Film
|trans_title=Thoughts on Malay Films
Baris 191:
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Rd Ariffien}}
}}
* {{cite book
|last=Saeroen
|title=Asmara Moerni
Baris 202:
|ref=harv
}}
* {{cite web
|url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4b99aad530eea_Saeroen
|title=Saeroen
Baris 214:
|archiveurl=http://www.webcitation.org/6AN4lVZqE
}}
* {{cite news
|title=Sampoerna: 'Asmara Moerni'
|language=Dutch
Baris 225:
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1941, Sampoerna: 'Asmara Moerni'}}
}}
* {{cite news
|title=(untitled)
|language=Dutch
Baris 236:
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1941, (untitled)}}
}}
* {{cite news
|title=(untitled)
|work=The Straits Times