Kota Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Orde Baru dan otonomi daerah: ada kesalahan gelar akademik dan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 22:
|size = 275px
|caption =
|image_flag =
|lambang = Logo Padang.svg
|image_seal =
|image_shield =
|image_map = Lokasi Sumatera Barat Kota Padang.svg
|mapsize = 300px
Baris 36:
|subdivision_type1 = Provinsi
|subdivision_name1 = [[Sumatera Barat]]
|subdivision_type2 =
|subdivision_name2 =
|government_type =
|jenis pemimpin = Wali kota
|pemimpin = [[Mahyeldi Ansharullah]]
Baris 45:
|leader_title2 = [[DPRD Kota Padang|Ketua DPRD]]
|leader_name2 = [[Zulherman]]
|leader_title3 =
|leader_name3 =
| dau = Rp. 1.003.116.093.000.-
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
|established_title = Hari jadi
|tanggal = 7 Agustus 1669
|established_title2 =
|established_date2 =
|established_title3 =
|established_date3 =
|area_magnitude =
|luas = 694,96
|area_total_sq_mi =
|area_land_km2 =
|area_land_sq_mi =
|area_water_km2 =
|area_water_sq_mi =
|area_water_percent =
|area_urban_km2 =
|area_urban_sq_mi =
|area_metro_km2 =
|area_metro_sq_mi =
|penduduktahun=2014
|pendudukref =<ref name="penduduk2014">[http://hariansinggalang.co.id/data-kependudukan-harus-akurat/ Data Kependudukan Harus Akurat]. ''Singgalang''. Diakses 20 Desember 2014.</ref>
|population_note =
|penduduk = 1000096
|population_density_km2 = auto
|population_density_sq_mi =
|population_metro =
|population_density_metro_km2 =
|population_density_metro_sq_mi =
|population_urban =
|population_density_urban_km2 =
|population_density_urban_mi2 =
|kecamatan = 11<ref>Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Padang.</ref>
|kelurahan = 104
|zona = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|zona_utc = +7
|timezone_DST =
|utc_offset_DST =
|latd = 0 |latm = 57 |lats = 0 |latNS = S
|longd = 100 |longm = 21 |longs = 11 |longEW = E
|coordinates_display =
|elevation_m = 2
|elevation_ft =
|postal_code_type = Kode pos
|postal_code = 25xxx
Baris 95:
|SNI = PAD
|situs = [http://www.padang.go.id/ www.padang.go.id]
|footnotes =
}}
'''Kota Padang''' adalah kota terbesar di pantai barat [[Pulau Sumatera]] sekaligus [[ibu kota]] dari provinsi [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Kota ini merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari [[Samudra Hindia]].<ref>http://sumbar.antaranews.com/berita/149259/padang-ingin-kembalikan-kejayaan-indonesia-sebagai-penghasil-rempah.html</ref> Padang memiliki wilayah seluas 694,96&nbsp;km² dengan kondisi [[Geografi Kota Padang|geografi]] berbatasan dengan laut dan dikelilingi perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.853 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]]. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Padang tahun 2014, kota ini memiliki jumlah [[Kependudukan Kota Padang|penduduk]] sebanyak 1.000.096 jiwa. Padang merupakan kota inti dari pengembangan wilayah metropolitan [[Palapa (wilayah metropolitan)|Palapa]].
Baris 154:
=== Arsitektur ===
[[Berkas:Masjid Raya Sumbar, Jumat.JPG|thumb|[[Masjid Raya Sumatera Barat]] merupakan salah satu bentuk modernisasi arsitektur tradisional di Kota Padang]]
Dari sisi arsitektur bangunan yang ada di Kota Padang saat ini berada dalam transformasi penemuan kembali tradisi dalam bentuk ekspresi arsitektur modern tetapi tradisional.<ref>P. Nas, Martien de Vletter, (2009), ''Masa lalu dalam masa kini: arsitektur di Indonesia'', PT Gramedia Pustaka Utama, ISBN 9792243828979-22-4382-8.</ref> Kota ini secara umum mampu mengimbangi perkembangan bentuk arsitektur impor yang terus muncul di setiap kota di Indonesia dengan seni arsitektur tradisionalnya.<ref>''Prisma, Volume 13, Issues 1-6'', (1984), Lembaga Penelitian, Pendidikan & Penerangan Ekonomi dan Sosial.</ref> Hal ini juga terlihat selain pada bangunan dijumpai juga bermacam [[gapura]] pada beberapa ruas jalan dengan ciri khas atap ''gonjong''.<ref>''Gamma, Volume 3, Issues 24-32'', (2001), Garda Media Mandiri.</ref> Gonjong ini merupakan salah satu bagian simbol etnik, merepresentasikan makna filosofi [[Minangkabau]] yang terabstrasikan ke dalam bentuk bangunan.<ref>[http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20246031&lokasi=lokal Ratna Delia Octaviana, ''Gonjong sebagai simbol etnik dan peleburannya dalam modernitas arsitektur Minangkabau'', Skripsi, UI]</ref> Walaupun saat ini telah terjadi pergeseran nilai budaya mengancam eksistensi nilai-nilai yang masih asli, masyarakat Minang pun merasa bahwa citra arsitektur vernakular mereka cukup terwakili oleh atap gonjong saja.<ref>[http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20249570&lokasi=lokal Gemala Dewi, ''Arsitektur vernakular Minangkabau kajian arsitektur dan eksistensi rumah gadang dilihat dari pengaruh serta perubahan nilai budaya'', Skripsi, UI]</ref>
 
Sebelumnya dari sehiliran Batang Arau menuju Muara Pantai Padang terdapat beberapa bangunan tua dengan ciri arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan gaya model untuk daerah tropis antaranya NHM (''Nederlansche Handels-Maatschappij''), ''Padangsche Spaarbank'', ''De Javansche Bank'', dan ''NV Internatio'' yang didirikan sebelum 1920 dan menjadi saksi bisu jejak kolonial yang tertinggal.<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2012/02/05/204381859/Menengok-Kejayaan-Zaman-Kolonial-di-Kota-Padang Menengok Kejayaan Zaman Kolonial di Kota Padang]. Tempo.co. Diakses pada 6 Oktober 2012.</ref>
Baris 224:
Sejak 1 April 1906 termasuk Kota Padang telah berstatus ''gemeente'' (kota), yang kemudian diiringi dengan pembentukan Dewan Kotapraja. Tugas utamanya adalah perbaikan tingkat kesehatan masyarakat dan transportasi, termasuk penanganan masalah-masalah bangunan, pemeliharaan jalan dan jembatan serta penerangan jalan-jalan, begitu pula pengontrolan sanitasi, kebersihan selokan dan sampah-sampah, pengelolaan persediaan air, pengelolaan pasar dan rumah potong, perluasan kota dan kawasan permukiman, tanah pekuburan, dan pemadam kebakaran.<ref>{{cite book|last=Nas|first=P.J.M.|authorlink=|coauthors=Nas, P.|title=The Indonesian Town Revisited|year=2003|publisher=LIT Verlag Münster|id=ISBN 3-8258-6038-8}}</ref>
 
Pada tahun 1928 Mr. W.M. Ouwerkerk dipilih sebagai ''Burgemeester'' (wali kota) yang memerintah Kota Padang hingga tahun 1940. Ia kemudian digantikan oleh D. Kapteijn sampai masuknya tentara pendudukan Jepang tahun 1942. Dalam meningkatkan layanan pemerintahan pada tahun 1931 dibangunlah gedung ''Gemeente Huis'' (Balai Kota) dengan arsitektur gaya balai kota Eropa berciri khas sebuah menara jam yang berlokasi di Jalan Raaffweg (sekarang Jalan Mohammad Yamin, [[Padang Barat, Padang|Kecamatan Padang Barat]]).
 
=== Awal kemerdekaan ===
Baris 292:
|}
 
Sesuai dengan konstitusi yang berlaku, DPRD kota merupakan perwakilan rakyat. Untuk Kota Padang, anggota DPRD kota adalah sebanyak 45 orang.<ref name="Haris" /> Pengaruh reformasi politik dan pemerintahan juga membawa perubahan peta politik di Kota Padang. Walaupun sebelumnya pada [[pemilu]] periode 1999-2004, anggota DPRD Kota Padang masih didominasi oleh [[partai Golkar]], selanjutnya pemilu legislatif 2004-2009, seiring dengan perubahan beberapa regulasi penyelenggaraan otonomi daerah, [[PAN]] mulai mengerogoti dominasi partai Golkar dan secara bersama menguasai parlemen kota.<ref>{{cite book|last=Zuhro|first=R.S.|title=Demokrasi Lokal: Perubahan dan Kesinambungan Nilai-Nilai Budaya Politik Lokal di [[Jawa Timur]], [[Sumatera Barat]], [[Sulawesi Selatan]], dan [[Bali]]|year=2009|publisher=Ombak|id=ISBN 602-8335-09-6}}</ref> Kemudian dari hasil pemilu legislatif 2009-2014, tersusun DPRD Kota Padang dari perwakilan sembilan partai. Hasil pemilu legislatif 2014, tersusun DPRD Kota Padang dari perwakilan sebelas partai. Hasil pemilu menunjukkan, Partai Gerindra dan PAN menguasai DPRD Kota Padang.<ref name="DPRD">www.Tempo.co[http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/24/269572857/Gerindra-dan-PAN-Kuasai-Kursi-DPRD-Padang Gerindra dan PAN Kuasai DPRD Kota Padang]. Diakses pada 30 Agustus 2014.</ref>
 
== Pendidikan ==
Baris 299:
Kota Padang sejak dari zaman kolonial Belanda telah menjadi pusat pendidikan di Sumatera Barat. Tercatat pada tahun 1864, jumlah pelajar yang terdaftar di sekolah yang ada di kota ini sebanyak 237 orang.<ref>{{cite book|last=Graves|first=Elizabeth E.|title=Asal-Usul Elite Minangkabau Modern: Respons Terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX|year=2007|publisher=Yayasan Obor Indonesia|id=ISBN 978-979-461-661-1}}</ref>
 
Untuk memberikan pelayanan dan kemudahan bagi siswa dan orang tua murid, pemerintah kota bekerja sama dengan [[Universitas Negeri Padang|UNP]] dan [[Telkom]] sejak [[1 Juli]] 2010 kembali menyelenggarakan Penerimaan Siswa Baru (PSB) Online untuk sekolah negeri jenjang SMP dan SMA, dengan perbaikan pola dan sistem dibandingkan tahun sebelumnya.<ref name="PSB online">[http://www.padang.go.id/v2/content/view/3831/160/ www.padang.go.id]. Diakses pada 10 November 2010.</ref><ref>psb.diknaspadang.or.id [http://psb.diknaspadang.or.id/ PSB Online Dinas Pendidikan Kota Padang].</ref> Sistem yang telah diterapkan sejak tahun 2006 ini,<ref name="PSB online"/> akan memotivasi sekaligus memudahkan seluruh siswa yang akan melanjutkan pendidikannya di masing-masing tingkatan pendidikan. Mereka dapat memilih sekolah favoritnya berdasarkan rangking nilai yang mereka dapat dan diketahui secara langsung dan transparan.<ref>www.diknas-padang.org [http://www.diknas-padang.org/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=12&artid=522 PSB Online Dicontoh]. Diakses pada 10 November 2010.</ref>
 
Kota Padang memiliki puluhan [[perguruan tinggi]], enam di antaranya merupakan perguruan tinggi milik pemerintah. [[Universitas Andalas]] (Unand) yang belokasi di Limau Manis diresmikan oleh Wakil Presiden pertama [[Mohammad Hatta]] pada tahun 1955 sebagai universitas tertua di luar [[Jawa]]. Pada tahun 2014, Unand menjadi satu-satunya kampus di Sumatera yang mendapatkan peringkat A untuk akreditasi perguruan tinggi dari [[Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi]] (BAN-PT).<ref>[http://www.unand.ac.id/id/berita/universitas/2686-universitas-andalas-mendapat-akreditasi-institusi-a Universitas Andalas Mendapat Akreditasi Institusi A]</ref> Perguruan tinggi negeri lainnya yang ada di Kota Padang yakni [[Universitas Negeri Padang]] di Air Tawar, [[Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol]] di Lubuk Lintah, [[Politeknik Negeri Padang]] di Limau Manis, [[Politeknik Kesehatan Padang]] di Siteba, dan [[Akademi Teknologi Industri Padang]] di Tabing. Beberapa perguruan tinggi swasta juga berada di kota ini, seperti [[Universitas Bung Hatta]], [[Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat]], [[Universitas Ekasakti]], [[Universitas Tamansiswa]], [[Universitas Putra Indonesia]], [[Universitas Baiturrahmah]], dan [[Institut Teknologi Padang]].
Baris 369:
Dalam menangani masalah sampah, pemerintah kota memfungsikan lahan pada [[Koto Tangah, Padang|Kecamatan Koto Tangah]] di TPA Air Dingin seluas 30.3 ha yang berjarak 17&nbsp;km dari pusat kota atau berada pada radius 7&nbsp;km dari kawasan permukiman. TPA ini hanya mengelola 800 m³ sampah per hari dari total 1.432 m³ sampah yang dihasilkan dalam kota.<ref name="PU">ciptakarya.pu.go.id [http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumbar/padang.pdf Kota Padang]. Diakses pada 18 September 2010.</ref> Mengawali tahun 2015, Pemerintah Kota Padang memberlakukan Perda Nomor 21 tahun 2012 tentang denda dan larangan membuang sampah sembarangan.<ref>[http://www.infosumbar.net/berita/berita-sumbar/mulai-1-januari-hati-hati-membuang-sampah-di-kota-padang/ "Mulai 1 Januari, Hati-Hati Membuang Sampah di Kota Padang."]</ref> Kebijakan ini terintegrasi dalam Program Padang Bersih yang diluncurkan pada 25 Oktober 2014. Pada tingkat kelurahan, terdapat Lembaga Pengelolaan Sampah (LPS) yang mengawasi disiplin kebersihan warga. Pemerintah Kota Padang saat ini memiliki 90 unit becak motor pengangkut sampah dan 300 kontainer yang telah disebar ke seluruh Lembaga Pengelola Sampah (LPS).<ref>[http://ranahberita.com/34992/mei-2015-target-terwujudnya-padang-bersih "Mei 2015, Target Terwujudnya “Padang Bersih”]".</ref> Ada 10 kawasan bebas sampah di Kota Padang yang dilindungi oleh Perda Nomor 21 tahun 2012. Dimulai dari sepanjang [[Jalan Sudirman, Padang|Jalan Sudirman]] hingga ke [[Jalan Khatib Sulaiman, Padang|Khatib Sulaiman]]; Jalan S. Parman hingga Jalan Pemuda; Jalan Ratulangi dan Belakang Olo; Jalan A Yani; Jalan Ujung Gurun; Jalan Raden Saleh; Jalan M. Yamin. Selebihnya, adalah kawasan wisata meliputi [[Pantai Padang]], Pantai Air Manis, dan Pantai Pasir Jambak.<ref>[http://www.infosumbar.net/berita/berita-sumbar/inilah-10-kawasan-bebas-sampah-di-kota-padang/ "Inilah 10 Kawasan Bebas Sampah di Kota Padang".]</ref>
 
[[FileBerkas:Tunggul Hitam cemetery.JPG|right|thumb|TPU Tunggul Hitam]]
Untuk kebutuhan [[Tempat Pemakaman Umum]] (TPU) bagi masyarakat, Pemerintah Kota Padang telah menyediakan lahan pada beberapa kawasan, di antaranya TPU Tunggul Hitam dan TPU Air Dingin.<ref>padang-today.com [http://padang-today.com/?mod=berita&today=detil&id=4557 TPU Tunggul Hitam Sudah Tak Layak Lagi].</ref>
 
Baris 417:
<!--Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang-Pantai Purus-->
[[Berkas:MuseumAdityawarman.jpg|left|thumb|[[Museum Adityawarman]] di Padang]]
Kota Padang yang terkenal akan legenda [[Sitti Nurbaya]] dan [[Malin Kundang]] saat ini sedang berbenah ke arah pembangunan kepariwisataan.<ref>{{cite web|url=http://tourism.padang.go.id/index.php|title=Potensi Kota Padang|publisher=Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang|accessdate=2010-10-02}}</ref> Kota ini memiliki sebuah museum yang terletak di pusat kota yang bernama [[Museum Adityawarman]], yang memiliki gaya arsitektur berbentuk rumah adat Minangkabau ([[Rumah Gadang]]), model ''Gajah Maharam''. Di halaman depan museum terdapat dua lumbung padi. Museum ini mengkhususkan diri pada sejarah dan budaya suku Minangkabau, suku Mentawai dan suku Nias. Museum ini memiliki 6.000 koleksi.
 
Di kawasan [[pelabuhan Muara]] banyak dijumpai beberapa bangunan peninggalan sejak zaman Belanda. Beberapa bangunan di kawasan tersebut ditetapkan pemerintah setempat sebagai cagar budaya. Di antaranya adalah [[Masjid Muhammadan]] bertarikh 1843, yang merupakan masjid berwarna hijau muda yang dibangun oleh komunitas keturunan India. Cagar budaya lain, Klenteng Kwan Im yang bernama ''See Hin Kiong'' tahun 1861 kemudian direnovasi kembali tahun 1905 setelah sebelumnya terbakar.<ref>bataviase.co.id [http://bataviase.co.id/node/100835 Menjenguk Kota Tua Padang setelah Gempa]. Diakses pada 10 November 2010.</ref> Dari sehiliran [[Batang Arau]], terdapat sebuah jembatan yang bernama jembatan Sitti Nurbaya. Jembatan itu menghubungkan sebuah kawasan bukit yang dikenal juga dengan nama Gunung Padang. Pada bukit ini terdapat [[Taman Sitti Nurbaya]] yang menjadi lokasi kuburan Sitti Nurbaya.<ref>{{cite book|last=Rusli|first=Marah|authorlink=Marah Rusli|title=Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai|year=1991|publisher=PT Balai Pustaka|id=ISBN 978-979-407-167-0}}</ref> Kawasan bukit ini juga dahulunya menjadi tempat permukiman awal masyarakat etnis Nias di Kota Padang.<ref>{{cite book|last=Anatona|first=|title=Permukiman Migran Asal Nias di Kota Padang dan Sekitarnya: Suatu Tinjauan Historis|year=1996|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Lembaga Penelitian, Universitas Andalas}}</ref>
Baris 456:
Kota Padang sudah menjadi tempat penerbitan surat kabar sejak zaman Hindia-Belanda. ''Sumatera Courant'' merupakan koran pertama yang terbit di Pulau Sumatera sekitar tahun 1859.<ref>{{cite web|url=http://buchyar.pelaminanminang.com/sejarah/sejarah_surat_kabar_pertama_indonesia.html|title=Surat Kabar Pertama di Indonesia|accessdate=2010-10-02}}</ref><ref>{{cite journal|last=|first=|title=Trübner's American and Oriental Literary Record|issue=1-24|year=1865|publisher=Trübner & Co}}</ref> Di saat bersamaan juga muncul ''Padangsche Nieuws en Advertentieblad'' pada 17 Desember 1859 oleh R.H. Van Wijk Rz. Setelah itu, Kota Padang banyak menerbitkan koran-koran [[Bahasa Melayu|berbahasa Melayu]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], dan [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]], di antaranya ''Padangsche Handelsblad'' (1871) oleh H.J. Klitsch & Co, ''Bentara Melayu'' (1877) oleh Arnold Snackey, ''Pelita Kecil'' (1 Februari 1886) oleh [[Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja|Mahyuddin Datuk Sutan Marajo]], ''Pertja Barat'' (1892) di bawah pimpinan [[Dja Endar Moeda]], ''Tjahaya Soematra'' (1897) oleh Mahyuddin Datuk Sutan Marajo, ''De Padanger'' (1900) oleh J. van Bosse, ''Warta Berita'' (1901) oleh Mahyuddin Datuk Sutan Marajo. Banyaknya surat kabar yang dipimpin Mahyuddin Datuk Sutan Marajo serta aktivitasnya di dunia pers, menyebabkan di kemudian hari ia dianggap sebagai perintis pers di Sumatera.<ref>{{cite book|last=Poesponegoro|first=M.D.|coauthors=Notosusanto, N.|title=Sejarah Nasional Indonesia: Jaman Kebangkitan Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda|year=1992|publisher=PT Balai Pustaka|location=Jakarta|id=ISBN 979-407-411-X}}</ref> Selanjutnya, pada tahun 1911, muncul surat kabar ''[[Sunting Melayu|Soenting Melajoe]]'' yang merupakan surat kabar khusus perempuan, yang dikelola oleh [[Rohana Kudus]]. Pada tahun yang sama juga muncul surat kabar dua mingguan yang bernama ''[[Al-Munir (majalah)|al-Munir]]''.<ref>{{cite book|title=Sejarah Indonesia Modern 1200–2008|last=|first=|publisher=Penerbit Serambi|id=ISBN 978-979-024-115-2}}</ref> Berikutnya tahun 1914 muncul ''Sinar Soematra'', kemudian dikelola oleh [[Liem Koen Hian]] seorang tokoh nasionalis Tionghoa, yang menjadi redaksi tahun 1918-1921.<ref>{{cite book|last=Setyautama|first=S.|coauthors=Mihardja, S.|title=Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia|year=2008|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|id=ISBN 979-9101-25-5}}</ref> Pada tahun yang sama, muncul ''Bintang Tionghoa'', ''Soeara Rakjat'', ''Warta Hindia'', ''Sri Soematra'', ''Soematra Tengah'', dan ''Oetoesan Melajoe''.<ref>{{cite book|last=Abdullah|first=Taufik|title=Schools and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra (1927-1933)|year=2009|publisher=Equinox Publishing|id=ISBN 602-8397-50-4}}</ref> Hingga saat ini Kota Padang masih menjadi kota penerbitan surat kabar, di antaranya yang cukup terkenal adalah ''[[Harian Haluan]]'' dan [[Harian Singgalang|Singgalang]]\\. Kedua surat kabar ini masih konsisten menyediakan rubrik dalam [[bahasa Minang]].<ref>{{cite book|title=Pesona Bahasa Nusantara Menjelang [[Abad ke-21]]|last=Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemasyarakatan dan Kebudayaan|first=|year=1999|pages=46|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|id=ISBN 978-979-9023-34-6}}</ref>
 
Beberapa stasiun radio juga terdapat di kota ini, seperti RRI Padang,<ref>{{cite book|last=Lund-Johansen|first=Oluf|title=World Radio TV Handbook|year=1975|publisher=Billboard Publications}}</ref><ref>rripadang.co.id [http://rripadang.co.id/ RRI Padang].</ref> Radio Classy FM.<ref>www.classyfm.co.id [http://www.classyfm.co.id/ Radio Classy FM].</ref> Pronews 90 FM.<ref>www.pronewsfm.com [http://www.pronewsfm.com/page2.html PT Radio Swara Carolina].</ref> Radio Sushi 99.1 FM<ref>www.radiosushifm.com [http://radiosushifm.com/home/index.php?option=com_content&view=article&id=12&Itemid=8 PT. Radio Suara Singgalang Mahimbau.]</ref>. Stasiun radio ini memainkan peranan penting, terutama dalam kasus gempa bumi 30 September 2009. Di saat beberapa media komunikasi dan informasi tidak dapat diakses oleh masyarakat, stasiun radio ini dapat mengudara dan menyampaikan informasi dari pemerintah setempat kepada seluruh masyarakat, 30 menit setelah gempa bumi tersebut. Sedikit banyaknya stasiun radio mengurangi kepanikan yang timbul di masyarakat saat itu.<ref>www.jtic.org [http://www.jtic.org/index.php?option=com_phocadownload&view=category&download=1314%3A30-minutes-in-the-city-of-padang&id=11%3Aiba-pang-impormasyon-pinagkukunan-mga-pahayagan&Itemid=510&lang=tl 30 Minutes in the City of Padang].</ref>
 
[[TVRI Sumatera Barat]], stasiun televisi daerah milik pemerintah, berkedudukan di Kota Padang. Setelah bergulirnya otonomi daerah, TVRI Sumatera Barat yang pendanaannya dibebankan kepada APBD kota/kabupaten di Sumatera Barat sempat dipertanyakan oleh beberapa pemerintah kota dan kabupaten yang menuntut komitmen TVRI Sumatera Barat untuk memberikan kontribusi yang jelas kepada mereka.<ref>{{cite book|last=Sudibyo|first=Agus|title=Ekonomi Politik Media Penyiaran|year=2004|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|id=ISBN 979-3381-51-5}}</ref> Selain TVRI Sumatera Barat, juga terdapat beberapa stasiun TV swasta yang beroperasi di kota ini, di antaranya [[Padang TV]] dan [[NET. Padang|NET]]. [[Padang]] ( dahulu bernama Favorit TV )
Baris 462:
== Kota kembar ==
* {{flagicon|Jerman}} [[Hildesheim]], [[Jerman]]<ref>{{cite web|url=http://www.antaranews.com/berita/297000/padang-hildesheim-perkuat-jalinan-kota-kembar|title=Padang-Hildesheim perkuat jalinan Kota Kembar|publisher=[[Antara]]|first=Priyambodo|last=RH|date=2012-02-12|accessdate=2013-012-07}}</ref>
* {{Flag icon|Vietnam}} [[Vũng Tàu]], [[Vietnam]]<ref>{{cite web|url=http://www.antarasumbar.com/berita/padang/d/2/258943/padang-kerja-sama-dengan-kota-vung-tau.html|title=Padang Kerja Sama dengan Kota Vung Tau|date=2012-11-29|accessdate=2012-12-28|work=[[Antara]]}}</ref>
* {{Flag icon|Palestine}} [[Beit Lahia]], [[Palestina]]<ref>{{cite web|url=http://www.knrp.org/padang-sumbar-dan-beit-lahiya-gaza-kerjasama-kota-kembar|title=Padang Sumbar dan Beit Lahiya Gaza Kerjasama Kota Kembar|date=2012-10-28|accessdate=2012-12-28}}</ref>
* {{Flag icon|Australia}} [[Perth]], [[Australia]]<ref>{{cite web|url=http://sumbar.antaranews.com/berita/157585/wako-kerjasama-padang-perth-dubai-saling-menguntungkan.html|title=Wako: Kerjasama Padang-Perth-Dubai Saling Menguntungkan|date=2015-09-15|accessdate=2015-12-27}}</ref>
* {{Flag icon|United Arab Emirates}} [[Dubai]], [[Uni Emirat Arab]]<ref>{{cite web|url=http://sumbar.antaranews.com/berita/157585/wako-kerjasama-padang-perth-dubai-saling-menguntungkan.html|title=Wako: Kerjasama Padang-Perth-Dubai Saling Menguntungkan|date=2015-09-15|accessdate=2015-12-27}}</ref>
 
== Rujukan ==