Bagong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan konten |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k clean up, replaced: dimana → di mana (2) |
||
Baris 26:
Pada zaman selanjutnya, Kesultanan Mataram mengalami keruntuhan dan berganti nama menjadi [[Kasunanan Kartasura]]. Sejak tahun [[1745]] Kartasura kemudian dipindahkan ke [[Surakarta]]. Selanjutnya terjadi perpecahan yang berakhir dengan diakuinya [[Sultan]] [[Hamengkubuwono I]] yang bertakhta di [[Yogyakarta]].
Dalam hal pewayangan, pihak Surakarta mempertahankan aliran Kyai Panjang Mas yang hanya memiliki tiga orang panakawan (Semar, Gareng, dan Petruk), sedangkan pihak Yogyakarta menggunakan aliran Nyai Panjang Mas yang tetap mengakui keberadaan Bagong.
Akhirnya, pada zaman kemerdekaan Bagong bukan lagi milik Yogyakarta saja. Para dalang aliran Surakarta pun kembali menampilkan empat orang punakawan dalam setiap pementasan mereka. Bahkan, peran Bagong cenderung lebih banyak daripada [[Gareng]] yang biasanya hanya muncul dalam ''[[Panakawan|gara-gara]]'' saja.
Baris 32:
== Bagong versi Jawa Timur ==
Dalam pewayangan gaya Jawa Timuran, yang berkembang di daerah [[Surabaya]], [[Sidoarjo]], [[Gresik]], [[Mojokerto]], [[Jombang]], [[Malang]] dan sekitarnya, tokoh [[Semar]] hanya memiliki dua orang anak , yaitu Bagong dan Sarangaja. Bagong sendiri memiliki anak bernama [[Besut]].Dalam versi ini adik Bagong memang jarang di pentaskan namun ada lakon tertentu
Tentu saja Bagong gaya Jawa Timuran memiliki peran yang sangat penting sebagai panakawan utama dalam setiap pementasan wayang. Ucapannya yang penuh humor khas timur membuatnya sebagai tokoh wayang yang paling ditunggu kemunculannya.
Dalam versi ini, Bagong memiliki nama sebutan lain, yaitu '''Jamblahita'''.
Baris 40:
== Bagong versi Wayang Golek Menak ==
Dalam pementasan [[Wayang Golek Menak]],
== Cepot di dunia hiburan ==
|