Pangeran Antasari: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ] |
|||
Baris 1:
'''Pangeran Antasari''' (lahir di Kayu Tangi, [[Kesultanan Banjar]], [[1797]]<ref>{{id}} {{cite book|pages = |url = http://books.google.co.id/books?id=prJr7nD9YO0C&lpg=PT27&dq=antasari&pg=PT27#v=onepage&q=antasari&f=false
▲'''Pangeran Antasari''' (lahir di Kayu Tangi, [[Kesultanan Banjar]], [[1797]]<ref>{{id}} {{cite book|pages= |url=http://books.google.co.id/books?id=prJr7nD9YO0C&lpg=PT27&dq=antasari&pg=PT27#v=onepage&q=antasari&f=false |title=Kisah Heroik Pahlawan Nasional Terpopuler|publisher=Galangpress Group|isbn=6028620106}}ISBN 978-602-8620-10-9</ref><ref name="Arya">{{id}} [http://books.google.co.id/books?id=fhdj1bqn3W4C&lpg=PA19&dq=pangeran%20antasari&pg=PA20#v=onepage&q=pangeran%20antasari&f=true Arya Ajisaka, Mengenal Pahlawan Indonesia, Kawan Pustaka, 2004, ISBN 979-3034-70-X, 9789793034706]</ref> atau [[1809]]<ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=lTS99aTC6vQC&lpg=PT134&dq=antasari&pg=PT133#v=onepage&q=antasari&f=false |title=Wahana Ips Iimu Pengetahuan Sosial|publisher=Yudhistira Ghalia Indonesia|isbn=9797467139}}ISBN 978-979-746-713-5</ref><ref>{{id}} {{cite book|pages=159 |url=http://books.google.co.id/books?id=a53K2ngY_Y8C&lpg=PA159&dq=antasari&pg=PA159#v=onepage&q=antasari&f=false |title=Jejak-jejak pahlawan: perekat kesatuan bangsa Indonesia|first=J. B. |last=Sudarmanto|publisher=Grasindo|year=2007|isbn=9797597164}}ISBN 978-979-759-716-0</ref><ref>[[Helius Sjamsuddin]]; Antasari, [[Balai Pustaka]], 1982</ref><ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=AOgtTlT-I-AC&lpg=PA96&dq=sejarah%20banjar&pg=PA96#v=onepage&q=sejarah%20banjar&f=false |first=Salman |last=Iskandar|title=99 Tokoh Muslim Indonesia|publisher=PT Mizan Publika|isbn=9797526828}}ISBN 978-979-752-682-5</ref> – meninggal di Bayan Begok, [[Hindia-Belanda]], [[11 Oktober]] [[1862]] pada umur 53 tahun) adalah seorang [[Pahlawan Nasional Indonesia]].
Ia adalah [[Sultan Banjar]].<ref>[http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin Regnal Chronologies Southeast Asia: the Islands]</ref> Pada [[14 Maret]] [[1862]], dia dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah [[Tanah Dusun|Dusun Atas]], [[Kabupaten Kapuas|Kapuas]] dan [[Kahayan]] yaitu Tumenggung Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.<ref>{{id}} {{cite book|pages=57 |title=Pangeran Antasari: pahlawan kemerdekaan nasional dari Kalimantan |first=Ahmad |last=Basuni |publisher=Bina Ilmu|year=1986}}</ref>
== Silsilah ==
Semasa muda nama dia adalah '''Gusti Inu Kartapati'''.<ref>{{id}} (1971){{cite book|title=Pangeran Antasari Gusti Inu Kartapati |first=Artum|last=Artha}}</ref> Ibu Pangeran Antasari adalah ''Gusti Hadijah binti Sultan [[Sulaiman dari Banjar|Sulaiman]]''. Ayah Pangeran Antasari adalah ''Pangeran Masohut (Mas'ud) bin Pangeran Amir''. Pangeran Amir adalah anak Sultan [[Muhammad Aliuddin Aminullah]] yang gagal naik tahta pada tahun 1785. Ia diusir oleh walinya sendiri, Pangeran Nata, yang dengan dukungan Belanda memaklumkan dirinya sebagai [[Sultan Tahmidullah II]]<ref>{{id}} {{cite book|pages =
Pangeran Antasari mempunyai adik perempuan yang bernama ''Ratu Antasari'' alias ''Ratu Sultan Abdul Rahman'' yang menikah dengan ''Sultan Muda [[Abdur Rahman dari Banjar|Abdurrahman]] bin Sultan Adam'' tetapi meninggal lebih dulu setelah melahirkan calon pewaris kesultanan Banjar yang diberi nama Rakhmatillah, yang juga meninggal semasa masih bayi.
Baris 40 ⟶ 20:
]]
[[Perang Banjar]] pecah saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di [[Pengaron, Banjar|Pengaron]] tanggal [[25 April]] [[1859]]. Selanjutnya peperangan demi peperangan dipkomandoi Pangeran antasari di seluruh wilayah Kerajaan Banjar. Dengan dibantu para panglima dan pengikutnya yang setia, Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda di Martapura, Hulu Sungai, [[Distrik Riam Kanan|Riam Kanan]], Tanah Laut, Tabalong, sepanjang sungai Barito sampai ke Puruk Cahu.<ref>{{id}} {{cite book|url = http://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC&lpg=PA306&dq=sejarah%20banjar&pg=PA306#v=onepage&q&f=false
Pertempuran yang berkecamuk makin sengit antara pasukan Khalifatul Mukminin dengan pasukan Belanda, berlangsung terus di berbagai medan. Pasukan Belanda yang ditopang oleh bala bantuan dari Batavia dan persenjataan modern, akhirnya berhasil mendesak terus pasukan Khalifah. Dan akhirnya Khalifah memindahkan pusat benteng pertahanannya di Muara Teweh.
Baris 60 ⟶ 40:
Monumen Perang Banjar yang dibangun pemerintah Hindia Belanda untuk mengenang tentaranya yang tewas.
]]
Setelah berjuang di tengah-tengah rakyat, Pangeran Antasari kemudian wafat di tengah-tengah pasukannya tanpa pernah menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belanda pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok, [[Sampirang I, Teweh Timur, Barito Utara|Sampirang]], dalam usia lebih kurang 75 tahun. Menjelang wafatnya, dia terkena sakit paru-paru dan cacar yang dideritanya setelah terjadinya pertempuran di bawah kaki Bukit Bagantung, [[Tundakan, Awayan, Balangan|Tundakan]].<ref>{{id}} {{cite book|pages =
Setelah terkubur selama lebih kurang 91 tahun di daerah hulu sungai Barito, atas keinginan rakyat Banjar dan persetujuan keluarga, pada tanggal [[11 November]] 1958 dilakukan pengangkatan kerangka Pangeran Antasari. Yang masih utuh adalah tulang tengkorak, tempurung lutut dan beberapa helai rambut. Kemudian kerangka ini dimakamkan kembali [[Komplek Makam Pangeran Antasari|Taman Makam Perang Banjar]], Kelurahan [[Surgi Mufti, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Surgi Mufti]], Banjarmasin.
Pangeran Antasari telah dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK No. 06/TK/1968 di Jakarta, tertanggal [[27 Maret]] [[1968]].<ref>{{id}} {{cite book|pages =
{{kotak mulai}}
|