Sungai Manau, Merangin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 29:
 
Ketinggian letak geografis ke empat tanah depati tersebut,menyebabkan dataran itu disebut dengan Empat di Ateh (daerah empat di atas), yang sekarang telah menjadi Kabupaten Kerinci,Kecamatan Muara Siau dan Jangkat. Kedua kecamatan yang disebutkan, termasuk dalam wilayah Kabupaten Merangin.
Daerah Kerinci Rendah adalah wilayah yang berada di sebelah timur Kerinci Tinggi pada kaki pergunungan Bukit Barisan.
Topografi daerahnya berbukit-bukit dan disini mengalir banyak sungai dengan arus air yang tenang, tidak berbatu dan permukaannya lebar, sehingga dapat dilayari kapal kecil. Kondisi sungai tersebut sangat berbeda dengan sungai-sungai yang terdapat di Kerinci Tinggi yang pada umumnya berarus deras, beriam, berair terjun (telun), berbatu dan berpermukaan sempit.Sekarang wilayah ini berada dalam daerah Kabupaten Merangin yaitu kecamatan Sungai Manau, Bangko, Pemenang dan Tabir (Rantau Panjang).
 
Baris 77:
'''1'''''.'' '''Gua Tiangko'''
 
Berlokasi di Desa Tiangko, ditemukan sejumlah gua yang menjadi kediaman manusia purba ribuan tahun yang lalu. Luasnya hanya 206 meter persegi dan lebar mulut bagian depan setinggi 4 meter serta mulut bagian belakang setinggi 11,5 meter.
 
Berdasarkan hasil penelitian Bennet Bronson dan Teguh Amat pada tahun 1974, di tempat ini ditemukan lapisan tembikar yang dibawahnya terdapat alat-alat obsidian. Penemuan itu pun lantas menyimpulkan bahwa Goa Tiangko menjadi permukiman tertua di Jambi.
[[Berkas:Stopica Cave 3.JPG|thumb|393x393px]]
Gua ini dindingnya berupa ceruk-ceruk bebatuan yang ditumbuhi lumut, langit-langitnya pun dipenuhi sarang burung walet dan kelelawar yang bergelantungan. Di goa ini juga bisa ditemui batu kapiler yang membentuk stalktit dan stalakmit dengan berbagai ornamen yang menakjubkan.
 
'''2. Gua Sengering'''
 
Gua Sengering merupakan salah satu aset wisata alam yang masih banyak belum diketahui oleh masyarakat luar. Keberadaan Gua Senggring belum begitu terpublikasikan dibandingkan dengan objek wisata alam lainya yang terdapat di Merangin.
Baris 103:
Goa Masjid merupakan goa terbesar di kawsan Goa Sengayau dan termasuk goa horizontal yang mempunyai panjang lorong sekitar 513,5 meter. Di namakan Goa Masjid karena terdapat ruangan yang besar yang atapnya menyerupai kubah di masjid. Goa Masjid paling sering di kunjungi di antara goa yang lain dan ini berdampak banyaknya coretan di dinding goa.
 
Goa Lapangan termasuk goa vertical dengan kemiringan 90 derajat, di namakan Goa Lapangan karena goa ini mempunyai ruangan yang cukup luas sekitar 2/3 dari luas lapangan sepak bola. Goa Lapangan mempunyai 2 pintu yang pertama dengan vertical yang kedalamannya 40 meter selanjutnya ketemu ruangan yang luasnya sekitar 2/3 lapangan sepak bola kemudian melanjutkan perjalanan dengan melewati beberapa lorong dan ornament-oernament yang memanjakan mata yang mana jalan tembusnya ke Goa Masjid dan melewati air terjun setinggi 4 meter.
 
Lorong-lorong antara goa yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan seperti goa lapangan tembusnya ke goa masjid dan di lorong goa masjid ketemu persimpangan dan itu termasuk goa tancap bisa juga langsung menuju goa siam, jadi antara goa yang satu dengan yang lain saling berhubungan tanpa kita harus keluar dulu untuk menuju goa berikutnya. Ornament yang terdapat di dalam goa masih cukup alami dan masih bisa tumbuh walaupun butuh ribuan tahun. Sepanjang lorong goa, stalaktit, stalakmit, gourdam, helaktiti dan pilar masih bisa dinikmati dan sangat memanjakan mata. Bahkan di beberapa tempat ada patung batu yang menyerupai gajah dan patung yang menyerupai orang dengan posisi duduk seperti sedang sholat.
 
Beberapa jenis flora dan fauna yang mendominasi kawasan goa sengayau seperti Kelapa (Cocous nucifera), Pisang (Musa paradisiacal), Mangga (Mangifera indica), Durian (Durio zibethinus) Bambu (Bambusa), Keladi (Colocasia), Walet Sarang Putih (Collocalia fucphaga), Seriti (Collocalia asculanta), Kutilang (Phycnomutus aurigaster), Perkutut (Geopelia striata), Terkukur (Streptopelia cinarsis), Kelelawar (Tadarida pucata), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Presbytis cristata) dll.[[Berkas:Dodol Bangka.JPG|alt=Gelamai|thumb]]'''5. Batu Gong'''
Baris 115:
Lokasi Arung Jeram di Merangin dimulai dari Desa Air Batu (Markeh) sekitar 15 kilometer dari Bangko dan berakhir di Desa Biuku Tanjung Kecamatan Bangko Barat.
 
''Track'' Arung Jeram Merangin berjarak sekitar 9 Kilometer dengan spesifikasi ''grade'' 3 yang membutuhkan keterampilan khusus dari Rafter. Sepanjang sungai dapat dinikmati panorama hutan tropis dan bebatuan yang khas.
 
Setiap tahunnya akan diadakan secara reguler Kejuaraan Nasonal Arung Jeram di Batang Merangin ini yang juga melibatkan rafter dari luar negeri.
Baris 121:
'''7. Tradisi Bebantai dan Ngacau Gelamai'''
 
Tradisi Bebantai adalah sebuah kegiatan ekspresi kegembiraan dalam menyambut Bulan Suci Ramadan dengan menyembelih hewan ternak di Pasar Sungai Manau dan di pusat-pusat konsentrasi masyarakat. Daging dari hasil penyembelihan hewan ternak ini mereka siapkan sebagai lauk atau menu utama makanan pada sahur dan berbuka di hari pertama berpuasa.[[Berkas:Lans dom 061203 1714 mura.jpg|alt=Duku Muaro Panco|thumb|231x231px]]Tradisi Bebantai ini diikuti dengan tradisi membuat gelamai, panganan khas Sungai Manau. Biasanya tradisi ini dilakukan pada seminggu sebelum datangnya hari Raya Idul Fitri. Pembuatannya makanan ini begitu unik dengan membuat barung-barung (tungku besar berbentuk lubang besar di tanah yang diberi atap menyerupai pondok). Barung-barung ini muat untuk 5 orang lebih karena proses pembuatannya membutuhkan gotong royong para tetangga dan ini dilakukan dalam waktu yang cukup lama, biasanya paling cepat 12 jam.
 
'''8. Ikan Semah'''
Baris 137:
'''11. Gulai Tekuyung'''
 
Tekuyung(siput sungai) sangat mudah didapatkan di daerah ini jika air sungai sedang surut. Selain rasanya yang enak gulai tekuyung konon bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Salah satunya menurut cerita orang tua gulai tekuyung bisa menyembuhkan penyakit diare. Dalam penyajiannya gulai tekuyung biasanya dicampur dengan sayur pakis dengan rasa yang sangat pedas. Tekuyung mudah didapatkan di sungai. Biasanya, Tekuyung menempel di dekat bebatuan. Cara makannya pun tak kalah unik. Untuk mengeluarkan, daging tekuyung dari cangkangnya harus disedot dengan tarikan  yang kuat.
 
'''12. Lubuk Larangan'''
 
Lubuk larangan merupakan pemanfaatan daerah aliran sungai yang memiliki kedalaman dan airnya tenang untuk pengembang biakan ikan secara alami dan kondusif di alam bebas. Masyarakat dilarang keras untuk mengambil ikan di wilayah lubuk larangan ini hingga waktu yang telah disepakati bersama. Pesta Buka Lubuk Larangan sangat diminati masyarakat karena biasanya akan dihadiri oleh wisatawan dan para pejabat daerah. Bagi masyarakat, melihat ikan yang besar-besar dan banyak adalah hal langka di tengah lingkungan yang semakin rusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
 
== Kontroversi ==
 
=== Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) ===
Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) banyak ditemukan di Desa Perentak, Kecamatan Pangkalan Jambu, dan di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Manau. Bukan hanya di persawahan warga, aktivitas mengeruk emas tersebut telah masuk ke permukiman warga. Aktivitas illegal ini juga dilakukan di sungai-sungai yang melintasi daerah ini sehingga merusak ekosistem DAS tersebut.
 
== Pranala luar ==